Dolar AS Jatuh Setelah Pidato Donald Trump
A
A
A
NEW YORK - Berbeda dengan bursa saham Amerika Serikat alias Wall Street yang ditutup naik, indeks dolar AS (USD) malah jatuh usai pidato pengukuhan Presiden ke-45 AS Donald John Trump.
Mengutip dari Bloomberg, Sabtu (21/1/2017) indeks USD yang melacak greenback terhadap mata uang utama lainnya, ditutup melemah 0,41 poin atau 0,41% ke level 100,74 DXY.
Investor yang mengalihkan perhatiannya terhadap inagurasi Trump bersikap kecewa dengan pidato pelantikannya. Alih-alih menyoroti rencana belanja fiskal, pemotongan pajak, dan deregulasi di beberapa sektor, Trump memfokuskan pidatonya kepada kebijakan proteksionis yang mengedepankan Amerika dengan slogan America First.
“Pasar mengharapkan sesuatu yang lebih optimis tetapi yang didapat adalah pesimisme,” ujar Chris Zacarelli, kepala investasi di Cornerstone Financial Partners.
Sejatinya, indeks USD telah meningkat sekitar 3% sejak kemenangan Trump pada pemilu 8 November tahun lalu. Namun mata uang George Washington itu beringsut 1,3% sepanjang Januari akibat kekhawatiran tentang retorika anti-globalisasi yang dilontarkan Trump. Komentar proteksionisnya membuat ketidakpuasan dan melemahkan dolar AS.
“Pidato Trump terfokus kepada proteksionisme dan pasar menolak ide proteksionisme tersebut karena itu berarti perang dagang. Dan tidak baik untuk dolar,” terang Kathy Lien, direktur BK Asset Management.
Mengutip dari Bloomberg, Sabtu (21/1/2017) indeks USD yang melacak greenback terhadap mata uang utama lainnya, ditutup melemah 0,41 poin atau 0,41% ke level 100,74 DXY.
Investor yang mengalihkan perhatiannya terhadap inagurasi Trump bersikap kecewa dengan pidato pelantikannya. Alih-alih menyoroti rencana belanja fiskal, pemotongan pajak, dan deregulasi di beberapa sektor, Trump memfokuskan pidatonya kepada kebijakan proteksionis yang mengedepankan Amerika dengan slogan America First.
“Pasar mengharapkan sesuatu yang lebih optimis tetapi yang didapat adalah pesimisme,” ujar Chris Zacarelli, kepala investasi di Cornerstone Financial Partners.
Sejatinya, indeks USD telah meningkat sekitar 3% sejak kemenangan Trump pada pemilu 8 November tahun lalu. Namun mata uang George Washington itu beringsut 1,3% sepanjang Januari akibat kekhawatiran tentang retorika anti-globalisasi yang dilontarkan Trump. Komentar proteksionisnya membuat ketidakpuasan dan melemahkan dolar AS.
“Pidato Trump terfokus kepada proteksionisme dan pasar menolak ide proteksionisme tersebut karena itu berarti perang dagang. Dan tidak baik untuk dolar,” terang Kathy Lien, direktur BK Asset Management.
(ven)