Menunggu Peresmian Bandara Internasional Hanandjoeddin Belitung
A
A
A
BELITUNG - Bandar Udara (Bandara) Kelas I Hanandjoeddin Tanjung Pandan di Belitung kini tengah menunggu peresmian sebagai bandara internasional. Sebelumnya Kementerian Perhubungan menetapkan bandara ini dengan status bandara internasional oleh Menteri Perhubungan Budi Karya, pada 22 Desember 2016.
Kepala Kantor Unit Pengelola Bandara Kelas I Anies Wardhana mengatakan, secara umum bandara yang dikelola Kementerian Perhubungan ini siap menjadi bandara dengan status internasional. "Dari sisi terminal kedatangan maupun terminal keberangkatan sudah kami siapkan melalui renovasi secara fisik," ujarnya, usai melakukan simulasi Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan menjadi Bandara Internasional di Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan, Belitung, Rabu (25/1/2017).
Simulasi dilakukan untuk memenuhi aspek fisik meliputi ruang terminal kedatangan internasional maupun terminal keberangkatan internasional. Simulasi dilakukan bersama Bupati Belitung, Otoritas Bandara Wilayah VI Padang, Bea Cukai, Balai Karantina serta Kantor Imigrasi setempat.
Menurut Anies, saat ini jumlah penumpang rata-rata per hari bisa mencapai 1.200 sampai 1.400 orang. Sementara pada saat peak season bisa mencapai 3.000 penumpang per hari melalui 13 penerbangan, meliputi maskapai Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air serta Lion Air. "Kami masih menunggu kesiapan dari Lion Air yang sudah mengajukan izin untuk rute terbang baru," ungkapnya.
Saat ini, Bandara kebanggaan warga Belitung menunggu peresmian penerbangan internasional yang sedianya akan diterbangi Lion Air dengan tujuan Kuala Lumpur, Malaysia. "Lion Air akan masuk. Mereka sudah mengajukan izin untuk penerbangan internasional Jakarta-Tanjung Pandan-Kuala Lumpur," pungkas Kepala Bandara Anies Wardhana.
Bupati Belitung, Sahani Saleh mengatakan, pihaknya optimistis Belitung bisa menjadi tujuan penerbangan internasional mengingat wilayah tersebut kini konsen pada pengembangan pariwisata.
Hal itu, kata dia, terlihat dari berkembangnya usaha jasa dan UKM yang bergerak di sektor kepariwisataan. "Dan itu menggerakkan roda perekonomian Belitung, dari sebelumnya dikenal sebagai wilayah tambang, kini bergerak sebagai daerah tujuan wisata," ungkapnya.
Dari total pendapatan asli daerah tahun lalu Pemerintah Daerah Belitung sebesar Rp112 miliar, kontribusi sektor pariwisata menyumbang 60% pendapatan. "Kalau dulu belum sampai 60%. Baru mulai bergerak naik sejak Negeri Belitung diperkenalkan melalui film Laskar Pelangi," ungkapnya.
Kepala Kantor Unit Pengelola Bandara Kelas I Anies Wardhana mengatakan, secara umum bandara yang dikelola Kementerian Perhubungan ini siap menjadi bandara dengan status internasional. "Dari sisi terminal kedatangan maupun terminal keberangkatan sudah kami siapkan melalui renovasi secara fisik," ujarnya, usai melakukan simulasi Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan menjadi Bandara Internasional di Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan, Belitung, Rabu (25/1/2017).
Simulasi dilakukan untuk memenuhi aspek fisik meliputi ruang terminal kedatangan internasional maupun terminal keberangkatan internasional. Simulasi dilakukan bersama Bupati Belitung, Otoritas Bandara Wilayah VI Padang, Bea Cukai, Balai Karantina serta Kantor Imigrasi setempat.
Menurut Anies, saat ini jumlah penumpang rata-rata per hari bisa mencapai 1.200 sampai 1.400 orang. Sementara pada saat peak season bisa mencapai 3.000 penumpang per hari melalui 13 penerbangan, meliputi maskapai Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air serta Lion Air. "Kami masih menunggu kesiapan dari Lion Air yang sudah mengajukan izin untuk rute terbang baru," ungkapnya.
Saat ini, Bandara kebanggaan warga Belitung menunggu peresmian penerbangan internasional yang sedianya akan diterbangi Lion Air dengan tujuan Kuala Lumpur, Malaysia. "Lion Air akan masuk. Mereka sudah mengajukan izin untuk penerbangan internasional Jakarta-Tanjung Pandan-Kuala Lumpur," pungkas Kepala Bandara Anies Wardhana.
Bupati Belitung, Sahani Saleh mengatakan, pihaknya optimistis Belitung bisa menjadi tujuan penerbangan internasional mengingat wilayah tersebut kini konsen pada pengembangan pariwisata.
Hal itu, kata dia, terlihat dari berkembangnya usaha jasa dan UKM yang bergerak di sektor kepariwisataan. "Dan itu menggerakkan roda perekonomian Belitung, dari sebelumnya dikenal sebagai wilayah tambang, kini bergerak sebagai daerah tujuan wisata," ungkapnya.
Dari total pendapatan asli daerah tahun lalu Pemerintah Daerah Belitung sebesar Rp112 miliar, kontribusi sektor pariwisata menyumbang 60% pendapatan. "Kalau dulu belum sampai 60%. Baru mulai bergerak naik sejak Negeri Belitung diperkenalkan melalui film Laskar Pelangi," ungkapnya.
(dmd)