Bangun Pelabuhan hingga KA, Jepang Kucuri RI Investasi USD40 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, Jepang bakal menanamkan investasi mencapai USD40 miliar untuk membangun infrastruktur di Indonesia. Proyek yang disasar mulai dari pelabuhan hingga kereta api (KA).
Luhut menyampaikan, proyek-proyek besar yang akan digarap Jepang yakni Pelabuhan Patimban, Blok migas Masela, dan kereta api semi cepat. Selain itu, ada proyek listrik sebesar 8 Giga Watt (GW).
"Oh ya sekarang sudah banyak (investasi Jepang), kemarin kan Jepang kemari. Angkanya besar, angka investasi Jepang itu sudah bisa USD40 miliar kalau prosesnya jalan," ujarnya di Jakarta, Kamis (26/1/2017).
Dia menyampaikan, Jepang juga akan berinvestasi di sektor kelautan. Mereka menyasar membangun pasar ikan di Kepulauan Natuna. "Kemudian di perikanan mau bikin pasar ikan untuk di Natuna, mereka mau masuk ke east Natuna, South East Natuna," katanya.
Menurutnya, pemerintah tidak mengistimewakan satu negara saja untuk berinvestasi di Indonesia. Jika Jepang atau China mau maka akan dibuka jalan. "Enggak (utamakan) juga karena sejarahnya Jepang itu negara nomor 2 investor terbesar di Indonesia. Nomor satu kan selalu Singapura. Sekarang mereka melihat keadaan di sini baik, ya mereka tambah mau," paparnya.
Luhut menyampaikan, proyek-proyek besar yang akan digarap Jepang yakni Pelabuhan Patimban, Blok migas Masela, dan kereta api semi cepat. Selain itu, ada proyek listrik sebesar 8 Giga Watt (GW).
"Oh ya sekarang sudah banyak (investasi Jepang), kemarin kan Jepang kemari. Angkanya besar, angka investasi Jepang itu sudah bisa USD40 miliar kalau prosesnya jalan," ujarnya di Jakarta, Kamis (26/1/2017).
Dia menyampaikan, Jepang juga akan berinvestasi di sektor kelautan. Mereka menyasar membangun pasar ikan di Kepulauan Natuna. "Kemudian di perikanan mau bikin pasar ikan untuk di Natuna, mereka mau masuk ke east Natuna, South East Natuna," katanya.
Menurutnya, pemerintah tidak mengistimewakan satu negara saja untuk berinvestasi di Indonesia. Jika Jepang atau China mau maka akan dibuka jalan. "Enggak (utamakan) juga karena sejarahnya Jepang itu negara nomor 2 investor terbesar di Indonesia. Nomor satu kan selalu Singapura. Sekarang mereka melihat keadaan di sini baik, ya mereka tambah mau," paparnya.
(akr)