Total Masih Kaji Keikutsertaan di Blok Mahakam
A
A
A
JAKARTA - PT Total E&P Indonesie masih mengkaji keikutsertaan mengelola Blok Mahakam menjelang alih kelola pada 1 Januari 2018. Ladang gas yang terletak di Kutai Kalimantan Timur tersebut secara resmi akan diserahkan kepada PT Pertamina Hulu Mahakam pasca berakhirnya kontrak Total pada 31 Desember 2017.
“Saya selalu sampaikan bahwa saat ini kita prioritas pada transisi terlebih dahulu supaya berjalan lancar. Setelah itu baru kita diskusi kesitu,” ujar President & General Manager Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto, di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Selasa (1/2/2017).
Menurutnya di masa transisi ini pihaknya masih fokus mengantisipasi penurunan produksi alamiah di Blok Mahakam. Hal itu sesuai kesepakatan bersama antara pemerintah dan Pertamina. Sesuai komitmen Total hingga kuartal pertama/2017, masih tetap melakukan investasi di Blok Mahakam.
Perusahaan asal Perancis ini akan melakukan melakukan pengeboran enam sumur pada Maret mendatang. Sementara Pertamina telah berinvestasi akan melakukan pengeboran sejumlah 19 sumur. “Kami akan mengebor enam sumur. Setelah itu dengan Pertamina 19 sumur,” sambung dia.
Lebih lanjut dia menerangkan, Pertamina tetap memberikan peluang jika Total E&P Indonesie berkeinginan ikut serta berpartisipasi mengembangkan Blok Mahakam. Bahkan pihaknya mengaku Pertamina membuka pintu kepada Total untuk membicarakan keikutsertaan sampai akhir tahun ini.
Dia juga mengaku belum berdiskusi dengan Inpex Corporation selaku mitranya saat ini. “Pertamina tetap membuka diri untuk membahas ini hingga akhir tahun,” kata dia.
Sebagaimana diketahui melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 30/2016 bersamaan dengan amandemen kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC) Blok Mahakam akhir tahun lalu, Pertamina diberikan izin untuk menawarkan 30% hak pengelolaan kepada kontraktor eksisting. Namun disisi lain Pertamina juga diperbolehkan bermitra dengan kontraktor baru.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam sebelumnya mengatakan, sesuai rencana kerja Pertamina di sektor hulu investasi yang tanamkan untuk menjaga produksi Blok Mahakam dianggarkan sebesar USD80 juta. Menurut dia, keterlibatan Pertamina berinvestasi pada masa transisi merupakan kesepakatan antara Pertamina dengan Total E&P Indonesie.
Investasi awal tersebut akan digunakan untuk mengebor 19 sumur mulai kuartal ke dua tahun ini. “Targetnya saat alih kelola tidak terjadi penurunan produksi. Kami sudah sepakat tahun 2018 tidak turun jauh karena sulit menaikkan lagi,” jelasnya.
Dia berharap saat alih kelola produksi gas Blok Mahakam tetap diatas 1 miliar kaki kubik (BCF). Adapun kapasitas produksi gasnya sebesar 1.747 juta standar kubik per hari dan kondensat 69.186 barel per hari. “Kami sedang bekerja terus dengan kawan-kawan di Total, sehingga kekhawatiran penurunan produksi tidak terjadi,” tuturnya.
Sementara Kepala Bagian Humas SKK Migas Taslim Yunus mengatakan, pemerintah akan mempercepat masuknya Pertamina di di dalam masa transisi delapan blok migas yang akan berakhir masa kontraknya. Dari depan blok migas itu pengelolaannya akan diserahkan kepada Pertamina.
Untuk sejumlah blok tersebut akan menggunakan skema terbaru yaitu gross split. Namun SKK Migas bersama Pertamina masih memastikan tidak ada penurunan produksi. Setelah itu Pertamina akan diizinkan masuk atau investasi lebih awal seperti di Blok Mahakam. “SKK Migas bersama Pertamina akan bekerja sama. Yang diperhatikan sekarang sedang dihitung gross splitnya supaya Pertamina lebih cepat masuk,” tutup dia.
“Saya selalu sampaikan bahwa saat ini kita prioritas pada transisi terlebih dahulu supaya berjalan lancar. Setelah itu baru kita diskusi kesitu,” ujar President & General Manager Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto, di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Selasa (1/2/2017).
Menurutnya di masa transisi ini pihaknya masih fokus mengantisipasi penurunan produksi alamiah di Blok Mahakam. Hal itu sesuai kesepakatan bersama antara pemerintah dan Pertamina. Sesuai komitmen Total hingga kuartal pertama/2017, masih tetap melakukan investasi di Blok Mahakam.
Perusahaan asal Perancis ini akan melakukan melakukan pengeboran enam sumur pada Maret mendatang. Sementara Pertamina telah berinvestasi akan melakukan pengeboran sejumlah 19 sumur. “Kami akan mengebor enam sumur. Setelah itu dengan Pertamina 19 sumur,” sambung dia.
Lebih lanjut dia menerangkan, Pertamina tetap memberikan peluang jika Total E&P Indonesie berkeinginan ikut serta berpartisipasi mengembangkan Blok Mahakam. Bahkan pihaknya mengaku Pertamina membuka pintu kepada Total untuk membicarakan keikutsertaan sampai akhir tahun ini.
Dia juga mengaku belum berdiskusi dengan Inpex Corporation selaku mitranya saat ini. “Pertamina tetap membuka diri untuk membahas ini hingga akhir tahun,” kata dia.
Sebagaimana diketahui melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 30/2016 bersamaan dengan amandemen kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC) Blok Mahakam akhir tahun lalu, Pertamina diberikan izin untuk menawarkan 30% hak pengelolaan kepada kontraktor eksisting. Namun disisi lain Pertamina juga diperbolehkan bermitra dengan kontraktor baru.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam sebelumnya mengatakan, sesuai rencana kerja Pertamina di sektor hulu investasi yang tanamkan untuk menjaga produksi Blok Mahakam dianggarkan sebesar USD80 juta. Menurut dia, keterlibatan Pertamina berinvestasi pada masa transisi merupakan kesepakatan antara Pertamina dengan Total E&P Indonesie.
Investasi awal tersebut akan digunakan untuk mengebor 19 sumur mulai kuartal ke dua tahun ini. “Targetnya saat alih kelola tidak terjadi penurunan produksi. Kami sudah sepakat tahun 2018 tidak turun jauh karena sulit menaikkan lagi,” jelasnya.
Dia berharap saat alih kelola produksi gas Blok Mahakam tetap diatas 1 miliar kaki kubik (BCF). Adapun kapasitas produksi gasnya sebesar 1.747 juta standar kubik per hari dan kondensat 69.186 barel per hari. “Kami sedang bekerja terus dengan kawan-kawan di Total, sehingga kekhawatiran penurunan produksi tidak terjadi,” tuturnya.
Sementara Kepala Bagian Humas SKK Migas Taslim Yunus mengatakan, pemerintah akan mempercepat masuknya Pertamina di di dalam masa transisi delapan blok migas yang akan berakhir masa kontraknya. Dari depan blok migas itu pengelolaannya akan diserahkan kepada Pertamina.
Untuk sejumlah blok tersebut akan menggunakan skema terbaru yaitu gross split. Namun SKK Migas bersama Pertamina masih memastikan tidak ada penurunan produksi. Setelah itu Pertamina akan diizinkan masuk atau investasi lebih awal seperti di Blok Mahakam. “SKK Migas bersama Pertamina akan bekerja sama. Yang diperhatikan sekarang sedang dihitung gross splitnya supaya Pertamina lebih cepat masuk,” tutup dia.
(akr)