Posisi Wakil Direktur Utama Pertamina Kembali Dihapus
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memutuskan untuk kembali meniadakan posisi Wakil Direktur Utama (Wadirut) Pertamina dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Pertamina. Hal ini dilakukan pasca Ahmad Bambang dicopot dari jabatannya sebagai Wadirut Pertamina.
(Baca Juga: Dirut dan Wadirut Pertamina Dicopot)
Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng mengungkapkan, awalnya dewan komisaris memang menambah beberapa orang direksi di perseroan, dengan alasan tujuh orang dewan direksi yang ada tak cukup untuk membesarkan Pertamina. Adapun penambahan direksi tersebut antara lain Direktur Pengolahan yang dijabat oleh Toharso dan Wakil Direktur Utama yang dijabat oleh Ahmad Bambang, sementara posisi Direktur Pemasaran yang dijabat oleh Ahmad Bambang sebelumnya digantikan oleh Muchammad Iskandar.
"Saat itu dewan komisaris bikin dua direksi lagi. Direksi pengembangan yang fokus pada dibidang megaproyek dan petrokimia. Kedepan itu untuk megaproyek petrokimia butuh investasi Rp700 triliun. Enggak ada direktur khusus untuk mengawal pengembangan itu. Satu direktur ditambah megaproyek dan petrokimia. Kemudian ada kebutuhan untuk mensinergikan pengolahan dan pemasaran. Maka diangkatlah direktur lagi. RUPS dalam hal ini Menteri meniadakan wakil dirut," katanya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2/2017).
(Baca Juga: Yenni Andayani Diplot Jadi Plt Dirut Pertamina)
Menurutnya, jika memang struktur direksi akan tetap dipertahankan sembilan orang maka hanya nomenklaturnya yang akan diubah. Namun, dewan komisaris saat ini masih melakukan pengkajian lebih dalam. "Fokusnya juga berubah. Ini juga penelaahan kembali oleh dewan komisaris," imbuh dia.
Mantan Sekretaris Menteri BUMN ini menambahkan, dalam sebuah organisasi yang terpenting adalah kerja tim (teamwork). Oleh karena itu, Pertamina pun melakukan penyegaran terhadap dewan direksinya.
"Memang dalam organisasi yang penting adanya teamwork. Kami usulkan penyegaran. Pemegang saham harus memutuskan bagaimana pengawalan dari struktur organisasi kedepan yang menantang. Sebagai perusahaaan besar yang multikompleks tidaklah mudah untuk bisa dimanajemeni secara efektif," paparnya.
(Baca Juga: Menteri Rini Angkat Dua Direksi Baru Pertamina)
Sekadar mengingatkan, Rini Soemarno akhir tahun lalu mengangkat dua anggota baru direksi PT Pertamina (Persero), yaitu Muchamad Iskandar yang sebelumnya sebagai Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina dan Toharso yang sebelumnya Presiden Direktur PT Pertamina Retail.
Dalam salinan surat keputusan Menteri BUMN No SK-264/MBU/12/2016 tentang Pengangkatan Anggota Direksi Pertamina yang diterima SINDOnews, Jumat (2/12/2016), Muchamad Iskandar diangkat sebagai Direktur Pemasaran Pertamina menggantikan Ahmad Bambang yang digeser menjadi Wakil Direktur Utama. Sementara, Toharso diplot menjadi Direktur Pengolahan Pertamina menggantikan Rachmad Hardadi yang sebelumnya merupakan Direktur Mega Proyek Pertamina.
(Baca Juga: Dirut dan Wadirut Pertamina Dicopot)
Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng mengungkapkan, awalnya dewan komisaris memang menambah beberapa orang direksi di perseroan, dengan alasan tujuh orang dewan direksi yang ada tak cukup untuk membesarkan Pertamina. Adapun penambahan direksi tersebut antara lain Direktur Pengolahan yang dijabat oleh Toharso dan Wakil Direktur Utama yang dijabat oleh Ahmad Bambang, sementara posisi Direktur Pemasaran yang dijabat oleh Ahmad Bambang sebelumnya digantikan oleh Muchammad Iskandar.
"Saat itu dewan komisaris bikin dua direksi lagi. Direksi pengembangan yang fokus pada dibidang megaproyek dan petrokimia. Kedepan itu untuk megaproyek petrokimia butuh investasi Rp700 triliun. Enggak ada direktur khusus untuk mengawal pengembangan itu. Satu direktur ditambah megaproyek dan petrokimia. Kemudian ada kebutuhan untuk mensinergikan pengolahan dan pemasaran. Maka diangkatlah direktur lagi. RUPS dalam hal ini Menteri meniadakan wakil dirut," katanya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2/2017).
(Baca Juga: Yenni Andayani Diplot Jadi Plt Dirut Pertamina)
Menurutnya, jika memang struktur direksi akan tetap dipertahankan sembilan orang maka hanya nomenklaturnya yang akan diubah. Namun, dewan komisaris saat ini masih melakukan pengkajian lebih dalam. "Fokusnya juga berubah. Ini juga penelaahan kembali oleh dewan komisaris," imbuh dia.
Mantan Sekretaris Menteri BUMN ini menambahkan, dalam sebuah organisasi yang terpenting adalah kerja tim (teamwork). Oleh karena itu, Pertamina pun melakukan penyegaran terhadap dewan direksinya.
"Memang dalam organisasi yang penting adanya teamwork. Kami usulkan penyegaran. Pemegang saham harus memutuskan bagaimana pengawalan dari struktur organisasi kedepan yang menantang. Sebagai perusahaaan besar yang multikompleks tidaklah mudah untuk bisa dimanajemeni secara efektif," paparnya.
(Baca Juga: Menteri Rini Angkat Dua Direksi Baru Pertamina)
Sekadar mengingatkan, Rini Soemarno akhir tahun lalu mengangkat dua anggota baru direksi PT Pertamina (Persero), yaitu Muchamad Iskandar yang sebelumnya sebagai Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina dan Toharso yang sebelumnya Presiden Direktur PT Pertamina Retail.
Dalam salinan surat keputusan Menteri BUMN No SK-264/MBU/12/2016 tentang Pengangkatan Anggota Direksi Pertamina yang diterima SINDOnews, Jumat (2/12/2016), Muchamad Iskandar diangkat sebagai Direktur Pemasaran Pertamina menggantikan Ahmad Bambang yang digeser menjadi Wakil Direktur Utama. Sementara, Toharso diplot menjadi Direktur Pengolahan Pertamina menggantikan Rachmad Hardadi yang sebelumnya merupakan Direktur Mega Proyek Pertamina.
(akr)