Menteri BUMN Tegaskan Alasan Pencopotan Bos Pertamina

Jum'at, 03 Februari 2017 - 17:35 WIB
Menteri BUMN Tegaskan...
Menteri BUMN Tegaskan Alasan Pencopotan Bos Pertamina
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan, keputusan untuk mencopot Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang dari jabatannya sebagai Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) bukan tanpa alasan. Dia menganggap, hal tersebut adalah keputusan terbaik mengingat hubungan yang terjalin antara keduanya sudah tidak baik.

(Baca Juga: Menteri Rini Sedih Copot Dua Bos Pertamina)

Dia mengatakan, keduanya sering tidak sejalan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam rapat direksi, seringkali jika salah satu diantara keduanya tidak setuju maka yang lain akan jalan sendiri.

"Oh iya, dalam mungkin mengambil keputusan rapat direksi. Jadi kalau yang satu tidak setuju dengan yang lain terus jalan sendiri. Akhirnya kan bukan teamwork," katanya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2/2017).

(Baca Juga: Pencopotan Dirut dan Wadirut Pertamina Atas Persetujuan Jokowi)

Padahal, kata Rini, perusahaan pelat merah seharusnya menerapkan prinsip good corporate governance (GCG) dimana keputusan direksi adalah keputusan bersama dan harus dipertanggungjawabkan bersama. "Padahal penekanannya adalah GCG bahwa keputusan itu keputusan direksi, jadi tanggung bersama nggak bisa dipotong sendiri. Kalau sudah tidak ikut GCG jadi masalah," imbuh dia.

(Baca Juga: Kekompakan Jadi Alasan Pencopotan Dirut dan Wadirut Pertamina)

Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan ini mengaku, dirinya telah berulangkali mempertanyakan hal tersebut baik kepada Dwi Soetjipto ataupun Ahmad Bambang. Namun mereka selalu mengatakan bahwa tidak terjadi masalah apapun di antara keduanya.

"Kayaknya gitu (tidak akur). Tolong tanya mereka. Yang satu kalau ditanya nggak ada apa-apa. Tapi ternyata di luar ada apa-apa. Orang di dalam ngomong ada apa-apa," tuturnya.

Bahkan, kata mantan Bos Astra ini, beberapa waktu belakangan dirinya sengaja tidak menjalin komunikasi dengan keduanya. Karena dia berharap, dewan komisaris yang akan melakukan fungsinya untuk mengawasi manajemen perseroan.

"Jadi saya memang langsung memutuskan untuk bicara dengan presiden. Karakter masing-masing yang tidak bisa kita baca. Semua prosesnya kemarin, langsung saya lapor ke presiden," tegas Rini.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6373 seconds (0.1#10.140)