Bisnis Real Estate Paling Menjanjikan Awal Tahun 2017
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada peningkatan kondisi bisnis pada kuartal IV/2016, ketika Indeks Tendensi Bisnis (ITB) sebesar 106,70 yang berarti kondisi bisnis meningkat dari triwulan sebelumnya. Sementara nilai ITB pada triwulan I-2017 diprediksi sebesar 105,81 berarti kondisi bisnis diperkirakan akan lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya.
Namun demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, tingkat optimisme pelaku bisnis dalam melihat potensi bisnis pada kuartal I/2017 diperkirakan lebih rendah dibandingkan kuartal IV/2016 dengan nilai indeks sebesar 106,70. Seluruh lapangan usaha diperkirakan mengalami peningkatan kondisi bisnis, kecuali pertambangan dan penggalian yang relatif stagnan dengan nilai ITB sebesar 100,94.
"Peningkatan kondisi bisnis tertinggi diperkirakan terjadi pada lapangan usaha Real Estat dengan nilai ITB sebesar 111,20," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (6/2/2017).
(Baca Juga: BPS Catat Ekonomi Indonesia 2016 Tumbuh 5,02%
Sementara itu, dia menambahkan peningkatan kondisi bisnis terendah terjadi pada lapangan usaha konstruksi dengan nilai ITB sebesar 103,39. Adapun, peningkatan perkiraan kondisi bisnis pada kuartal I/2017 tercermin dari seluruh variabel pembentuknya yaitu order dari dalam negeri, order dari luar negeri, harga jual produk, dan order barang input.
"Dengan nilai indeks masing-masing sebesar 108,51, 101,95, 108,52, dan 103,86. Peningkatan tertinggi untuk variabel order dari dalam negeri diperkirakan terjadi pada lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi dengan nilai indeks sebesar 120,08," katanya.
Lebih lanjut dia menerangkan untuk lapangan usaha pertambangan dan penggalian cenderung stagnan (nilai indeks 100,00) untuk variabel ini. Peningkatan tertinggi pada variabel order dari luar negeri diperkirakan terjadi pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor dengan nilai indeks 104,35.
Selain itu, lanjut dia, lapangan usaha pertambangan dan penggalian untuk variabel ini diperkirakan mengalami penurunan (nilai indeks sebesar 93,60). Peningkatan tertinggi untuk variabel harga jual produk diperkirakan terjadi pada lapangan usaha konstruksi dengan nilai indeks sebesar 114,32. "Sementara, penurunan tertinggi diperkirakan terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan dengan nilai indeks sebesar 93,73," paparnya.
Namun demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, tingkat optimisme pelaku bisnis dalam melihat potensi bisnis pada kuartal I/2017 diperkirakan lebih rendah dibandingkan kuartal IV/2016 dengan nilai indeks sebesar 106,70. Seluruh lapangan usaha diperkirakan mengalami peningkatan kondisi bisnis, kecuali pertambangan dan penggalian yang relatif stagnan dengan nilai ITB sebesar 100,94.
"Peningkatan kondisi bisnis tertinggi diperkirakan terjadi pada lapangan usaha Real Estat dengan nilai ITB sebesar 111,20," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (6/2/2017).
(Baca Juga: BPS Catat Ekonomi Indonesia 2016 Tumbuh 5,02%
Sementara itu, dia menambahkan peningkatan kondisi bisnis terendah terjadi pada lapangan usaha konstruksi dengan nilai ITB sebesar 103,39. Adapun, peningkatan perkiraan kondisi bisnis pada kuartal I/2017 tercermin dari seluruh variabel pembentuknya yaitu order dari dalam negeri, order dari luar negeri, harga jual produk, dan order barang input.
"Dengan nilai indeks masing-masing sebesar 108,51, 101,95, 108,52, dan 103,86. Peningkatan tertinggi untuk variabel order dari dalam negeri diperkirakan terjadi pada lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi dengan nilai indeks sebesar 120,08," katanya.
Lebih lanjut dia menerangkan untuk lapangan usaha pertambangan dan penggalian cenderung stagnan (nilai indeks 100,00) untuk variabel ini. Peningkatan tertinggi pada variabel order dari luar negeri diperkirakan terjadi pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor dengan nilai indeks 104,35.
Selain itu, lanjut dia, lapangan usaha pertambangan dan penggalian untuk variabel ini diperkirakan mengalami penurunan (nilai indeks sebesar 93,60). Peningkatan tertinggi untuk variabel harga jual produk diperkirakan terjadi pada lapangan usaha konstruksi dengan nilai indeks sebesar 114,32. "Sementara, penurunan tertinggi diperkirakan terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan dengan nilai indeks sebesar 93,73," paparnya.
(akr)