Prospek Industri Makanan dan Minuman Dalam Negeri Cerah

Selasa, 07 Februari 2017 - 17:15 WIB
Prospek Industri Makanan...
Prospek Industri Makanan dan Minuman Dalam Negeri Cerah
A A A
JAKARTA - Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan industri yang sangat strategis dan mempunyai prospek cukup cerah untuk dikembangkan di Tanah Air.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), laju pertumbuhan industri makanan dan minuman pada triwulan III/2016 sebesar 9,82%, di atas pertumbuhan industri sebesar 4,71% pada periode sama.

(Baca Juga: Kemenperin Dorong Penguatan Vokasi Industri Mamin)

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, potensi pertumbuhan sektor mamin masih sangat besar. Pertumbuhannya hampir dua kali dari pertumbuhan ekonomi nasional.

"Pertumbuhan industri makanan dan minuman sebesar 8,4% di 2016 di mana pertumbuhan ini di atas pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,02%. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan positif," ujarnya di Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Airlangga mengatakan, industri mamin juga memiliki daya saing cukup kuat. Selain itu, pemain industri di sektor ini juga beragam, tidak ada pelaku yang mendominasi.

"Supply chain-nya tidak terganggu mulai bahan baku, produksi, sampai ke konsumen. Karena itu, Kemenperin mendorong sektor ini karena bisa menjadi alat pemerataan mengingat banyak industri kecil dan menengah di sektor ini yang di daerah pun hidup," jelas dia.

Industri mamin juga mempunyai peranan penting terutama dalam kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri nonmigas, di mana peran subsektor industri mamin merupakan yang terbesar dibanding subsektor lainnya yaitu sebesar 33,6% pada triwulan III/2016.

Sumbangan nilai ekspor produk mamin (di luar CPO, PKO, CCO dan turunannya yang digunakan sebagai bahan olahan non-food) pada 2016 mencapai USD19 miliar, mengalami neraca perdagangan positif dibanding impor produk mamin pada periode sama sebesar USD9,64 miliar.

Di samping itu, dilihat dari perkembangan realisasi investasi, sektor industri mamin sampai triwulan III/2016 sebesar Rp24 triliun untuk PMDN dan PMA sebesar USD1,6 miliar.

Menurutnya, pertumbuhan di sektor mamin di antaranya disebabkan meningkatnya pendapatan masyarakat serta tumbuhnya populasi kelas menengah. "Kecenderungan pola konsumsi masyarakat mengarah pada konsumsi produk-produk pangan olahan ready to eat," ungkapnya.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman mengaku optimistis industri mamin nasional akan tumbuh signifikan pada 2017. Hal ini didasarkan pada tren peningkatan investasi di sektor industri pangan tersebut.

"Pada 2017, kami yakin bisa lebih tinggi, minimal bisa 8,5%. Omzetnya sekitar di atas Rp1.400 triliun," ujarnya.

Adhi menambahkan, para pelaku industri mamin saat ini sudah mulai berekspansi melirik pasar-pasar baru, termasuk pasar ASEAN yang sudah mulai digarap. Untuk kawasan tersebut, ekspor tidak hanya dilakukan melalui pengiriman produk mamin dalam kemasan, namun juga kuliner.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0749 seconds (0.1#10.140)