Cuaca Buruk, Petani Cabai Keluarkan Biaya Ekstra hingga Rp10 Juta
A
A
A
KEDIRI - Melambungnya harga cabai di pasaran, tidak lepas dari tingginya biaya produksi yang dikeluarkan di tingkat petani. Sebab, petani harus ekstra waspada merawat cabai mereka ditengah buruknya cuaca. Petani harus mengeluarkan biaya tambahan hingga dua kali lipat.
Harga cabai di pasar tradisional di Kediri, Jawa Timur, saat ini menembus Rp140.000 per kilogramnya. Ini tidak lepas dari tingginya biaya produksi yang dikeluarkan para petani. Mereka harus ekstra waspada merawat tanaman cabai mereka ditengah cuaca buruk dan hujan yang terus mengguyur wilayah Kediri.
Kabul Taslim, petani cabai asal Kecamatan Ngasem mengatakan, harus mengeluarkan biaya tambahan sedikitnya Rp10 juta untuk 200 meter persegi lahan cabainya untuk menghindari kebusukan. Biaya ekstra ini memaksanya menjual cabai di harga Rp110.000-Rp115.000 per kilogramnya. “Biaya itu untuk alokasi tenaga dan obat-obatan untuk mencegah hama petek yang menyebabkan kebusukan,” ujarnya kepada MNC Media, Rabu (8/2/2017).
Dengan biaya ekstra pencegahan hama, maka petani tidak akan merugi. Dari biaya antara Rp10 juta hingga Rp20 juta yang dikeluarkan, petani dapat memanen cabai empat kali dalam sebulan. Atau mencapai 200 kilogram hingga 240 kilogram. Sementara petani memiliki lima bulan masa panen atau 20 kali.
Meski demikian, cuaca buruk membuat stok dari petani sangat berkurang. Pasalnya 15%-30% hasil panen mereka membusuk karena cuaca buruk. Petani memprediksi akhir April adalah musim terakhir panen cabai. Setelahnya, mereka berharap cuaca dapat kembali normal.
Harga cabai di pasar tradisional di Kediri, Jawa Timur, saat ini menembus Rp140.000 per kilogramnya. Ini tidak lepas dari tingginya biaya produksi yang dikeluarkan para petani. Mereka harus ekstra waspada merawat tanaman cabai mereka ditengah cuaca buruk dan hujan yang terus mengguyur wilayah Kediri.
Kabul Taslim, petani cabai asal Kecamatan Ngasem mengatakan, harus mengeluarkan biaya tambahan sedikitnya Rp10 juta untuk 200 meter persegi lahan cabainya untuk menghindari kebusukan. Biaya ekstra ini memaksanya menjual cabai di harga Rp110.000-Rp115.000 per kilogramnya. “Biaya itu untuk alokasi tenaga dan obat-obatan untuk mencegah hama petek yang menyebabkan kebusukan,” ujarnya kepada MNC Media, Rabu (8/2/2017).
Dengan biaya ekstra pencegahan hama, maka petani tidak akan merugi. Dari biaya antara Rp10 juta hingga Rp20 juta yang dikeluarkan, petani dapat memanen cabai empat kali dalam sebulan. Atau mencapai 200 kilogram hingga 240 kilogram. Sementara petani memiliki lima bulan masa panen atau 20 kali.
Meski demikian, cuaca buruk membuat stok dari petani sangat berkurang. Pasalnya 15%-30% hasil panen mereka membusuk karena cuaca buruk. Petani memprediksi akhir April adalah musim terakhir panen cabai. Setelahnya, mereka berharap cuaca dapat kembali normal.
(ven)