Penyaluran Kredit Murah di Semarang Kurang Maksimal

Senin, 13 Februari 2017 - 04:00 WIB
Penyaluran Kredit Murah di Semarang Kurang Maksimal
Penyaluran Kredit Murah di Semarang Kurang Maksimal
A A A
SEMARANG - Penyerapan Program kredit murah Wirausaha Bangkit Jadi Jawara (Wibawa) yang digulirkan Pemerintah Kota Semarang, masih perlu terus disosialisasikan supaya penyerapannya semakin maksimal.

Berdasarkan informasi Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, baru 25 pelaku UMKM yang memanfaatkan kredit Jawara sejak diluncurkan pada Januari lalu. Padahal, kredit tersebut terjangkau karena bunganya hanya 3% per tahun.

Melihat kurang gregetnya penyaluran kredit Jawara itu, Walikota Semarang Hendrar Prihadi pun turun tangan untuk mensosialisasikan program tersebut ke masyarakat. Hendi membagikan brosur layakanya seorang marketing dan mengajak pelaku UMKM memanfaatkan program kredit murah tersebut.

Hendi--panggilannya--mengatakan, Pemerintah Kota Semarang sudah mengalokasikan anggaran kurang lebih Rp7 miliar untuk disalurkan kepada para pelaku UMKM dengan bunga sangat ringan yakni hanya 3% per tahun atau hanya 0,25% per bulan.

“Meski sudah berjalan selama satu bulan, ternyata masih banyak masyarakat yang belum. Karena itu saya minta untuk disosialisasikan sampai tingkat bawah. Kredit ini bunganya paling murah di Indonesia, jadi kalau tidak dimanfaatkan, sayang,” katanya di acara Car Free Day, Minggu (12/2/2017).

Dia mengaku, meski kredit tersebut sangat murah dan bisa membantu para pelaku UMKM untuk meningkatkan usahanya, ternyata belum terserap secara maksimal. "Setelah dilaunching 17 Januari lalu, setelah dievaluasi baru 25 UMKM yang telah memanfaatkan fasilitas ini. Dari total anggaran Rp7,05 miliar baru sedikit yang terserap. Untuk itu saya berinisiatif menawarkan kepada para pelaku usaha di acara CFD ini. Harapannya semakin banyak PKL yang tahu dan menyebarkannya ke rekan-rekan pedagang lainnya,” tuturnya.

Hendi mengharapkan, Kredit Wibawa dapat menjadi solusi bagi pelaku UMKM yang biasanya terkendala modal untuk berkembang. Dengan Kredit Wibawa, pelaku UMKM bisa mendapatkan tambahan modal, mulai dari Rp5 juta sampai Rp100 juta. Untuk penyalurannya sendiri lanjut Hendi, Pemkot Semarang bekerja sama dengan Bank Muamalat, Bank Pasar dan Bank Jateng.

"Apalagi syaratnya sangat mudah, punya KTP Semarang, usahanya telah berjalan minimal 2 tahun, dan memiliki ijin usaha mikro kecil, sudah itu saja" jelasnya.

Walikota menambahkan para pelaku usaha bisa langsung ke RT, RW, Kelurahan, dan Kecamatan untuk minta surat pengantar, dan izin tersebut akan jadi dalam waktu empat menit. “Kalau ada yang minta bayaran saat mengurus izin, segera telpon saya, akan saya tindak tegas oknumnya karena pengurusan izin ini gratis tinggal membawa KTP dan KK atau menghubungi di call center 3584086,” tegasnya.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Litani Satyawati menambahkan bahwa pada tahun 2016 juga ada pinjaman dengan bunga 6% yang telah dimanfaatkan oleh 4.000 pelaku usaha. Apabila dijumlahkan dengan plafon tahun ini yang sebesar Rp7,05 miliar maka total anggaran mencapai Rp17 miliar.

“Dari sebanyak 7.000 pelaku usaha yang mempunyai izin dan ada 4.000 yang telah terfasilitasi. Maka kami yakin melalui program tahun ini dapat mengakomodir sisanya sehingga capian kerja akan optimal,” katanya.

Ia menambahkan, guna memenuhi salah satu syarat pinjaman usaha tersebut adalah izin usaha. Para pelaku usaha dapat mendaftarkan usahanya melalui iJUS MELON atau ijin Usaha Mikro melalui Online adalah layanan berbasis online kepada para pelaku usaha mikro di Kota Semarang untuk memberikan legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha kecil dalam bentuk data lembar.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8704 seconds (0.1#10.140)