Rupiah Berpotensi Berbalik Arah Melemah
A
A
A
JAKARTA - Laju dolar Amerika Serikat (USD) yang berbalik menguat pada penutupan kemarin membutuhkan konfirmasi lebih lanjut untuk melihat keberlanjutan penguatan tersebut.
Namun demikian, juga membuka peluang untuk kembali menguat. Sehingga, tetap perlu untuk mewaspadai imbasnya terhadap pergerakan laju rupiah.
"Minimnya sentimen positif dapat membuat laju rupiah berbalik melemah," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (24/2/2017).
Dia memperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran support di level Rp13.370/USD dan resisten Rp13.309/USD. Sementara, tanggapan dari Bank Indonesia yang menurunkan perkirana pertumbuhan kuartal I/2017 yang berpotensi akan mengalami pelemahan di bawah target sebelumnya, 5,05%, ditanggapi negatif di mana laju rupiah cenderung melemah.
Pergerakan laju USD diperkirakan sebelumnya akan kembali melemah, ternyata berbalik menguat dengan kuatnya persepsi pelaku pasar akan dekatnya waktu kenaikan suku bunga The Fed, sehingga semakin turut menekan laju rupiah.
"Ditambah lagi dengan masih adanya ketidakpastian kondisi politik di Prancis yang berimbas pada melemahnya euro. Akibatnya, laju rupiah kembali melemah seiring dengan terapresiasinya USD," pungkasnya.
Namun demikian, juga membuka peluang untuk kembali menguat. Sehingga, tetap perlu untuk mewaspadai imbasnya terhadap pergerakan laju rupiah.
"Minimnya sentimen positif dapat membuat laju rupiah berbalik melemah," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (24/2/2017).
Dia memperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran support di level Rp13.370/USD dan resisten Rp13.309/USD. Sementara, tanggapan dari Bank Indonesia yang menurunkan perkirana pertumbuhan kuartal I/2017 yang berpotensi akan mengalami pelemahan di bawah target sebelumnya, 5,05%, ditanggapi negatif di mana laju rupiah cenderung melemah.
Pergerakan laju USD diperkirakan sebelumnya akan kembali melemah, ternyata berbalik menguat dengan kuatnya persepsi pelaku pasar akan dekatnya waktu kenaikan suku bunga The Fed, sehingga semakin turut menekan laju rupiah.
"Ditambah lagi dengan masih adanya ketidakpastian kondisi politik di Prancis yang berimbas pada melemahnya euro. Akibatnya, laju rupiah kembali melemah seiring dengan terapresiasinya USD," pungkasnya.
(izz)