Dukung Program 35.000 MW, Saratoga Dirikan SMK Ketenagalistrikan
A
A
A
JAKARTA - Dalam upaya konkret untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan program listrik 35.000 megawatt (MW), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (Saratoga) mendukung Yayasan Ora et Labora dalam pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Teknik Ketenagalistrikan swasta pertama di Indonesia.
Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Jerry Ngo menjelaskan, inisiatif Saratoga dalam program ini karena adanya kebutuhan yang semakin meningkat akan tenaga kerja terampil di sektor pembangkit tenaga listrik. Program ini juga sejalan dengan pilar tanggung jawab sosial Saratoga, salah satunya fokus pada pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Investasi di bidang pendidikan akan menciptakan masyarakat yang lebih berkualitas dan dapat berkontribusi positif terhadap pembangunan negara. Saratoga melalui perusahaan investasinya yang bergerak di bidang ketenagalistrikan dan industri pembangkit tenaga listrik secara umum ikut berperan aktif dalam menciptakan kurikulum dan pemantauan proses pembelajaran di SMK Teknik Ketenagalistrikan Ora et Labora.
Hal tersebut untuk memastikan program yang dijalankan dan lulusannya sesuai kebutuhan sektor pembangkit tenaga listrik. Keterlibatan perusahaan investasi Saratoga akan diperluas dengan lebih banyak kemitraan dengan perusahaan lain di sektor pembangkit tenaga listrik.
"Kurikulum yang akan diterapkan berbasis industri dengan sarana pelatihan menggunakan peralatan industri yang mendekati sebenarnya. Selain itu, siswa akan mendapatkan sertifikat dari pemerintah dan pelaku industri yang akan bermitra dengan SMK OeL untuk meningkatan standar kualitas mereka," ujar Jerry dalam rilisnya, Kamis (2/3/2017).
Dia menuturkan, sebagai perusahaan investasi aktif di Indonesia, Saratoga ingin mengambil peran di depan dalam mempersiapkan tenaga-tenaga terdidik berkualitas di sektor kelistrikan. "Kami percaya dengan standar dan kualitas tenaga pengajar dan kurikulum yang dijalankan. SMK ini akan menjadi salah satu yang terbaik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat," tutur dia.
SMK ini diharapkan dapat memenuhi permintaan industri yang semakin meningkat akan operator terlatih dan berkualitas, termasuk dari grup Saratoga terdapat beberapa perusahaan investasi yang membutuhkan tenaga kerja terampil ini, seperti Adaro Power, Medco Power Indonesia, Paiton Energy dan Tenaga Listrik Gorontalo.
Ketua Yayasan Ora et Labora, Sandi Rahaju menjelaskan, pendirian SMK Program Teknik Ketenagalistrikan Ora et Labora ini langkah penting untuk menyiapkan SDM berkualitas di sektor ketenagalistrikan, khususnya keahlian pembangkit tenaga listrik (power plant).
Apalagi, dengan kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat, ketersediaan SDM yang memahami dan menguasai sektor kelistrikan menjadi sangat penting. Sejalan dengan program listrik pemerintah 35 ribu MW, kebutuhan SDM di bidang kelistrikan sangat besar.
Pemerintah memperkirakan kebutuhan tenaga profesional di bidang kelistrikan mencapai 3,65 juta orang. Melalui proyek-proyek pembangunan pembangkit listrik, kebutuhan tenaga kerja tidak langsung mencapai sekitar 3 juta orang dan tenaga kerja langsung sebanyak 650 ribu orang.
Kami bersyukur SMK Program Teknik Ketenagalistrikan hasil kerja sama antara Yayasan Ora et Labora dan Saratoga ini segera terwujud. SMK ini akan terbuka untuk umum dan semoga dapat menjadi bagian dari solusi pemerintah dalam memperkuat sektor kelistrikan di Indonesia," tutur Sandi.
Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Jerry Ngo menjelaskan, inisiatif Saratoga dalam program ini karena adanya kebutuhan yang semakin meningkat akan tenaga kerja terampil di sektor pembangkit tenaga listrik. Program ini juga sejalan dengan pilar tanggung jawab sosial Saratoga, salah satunya fokus pada pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Investasi di bidang pendidikan akan menciptakan masyarakat yang lebih berkualitas dan dapat berkontribusi positif terhadap pembangunan negara. Saratoga melalui perusahaan investasinya yang bergerak di bidang ketenagalistrikan dan industri pembangkit tenaga listrik secara umum ikut berperan aktif dalam menciptakan kurikulum dan pemantauan proses pembelajaran di SMK Teknik Ketenagalistrikan Ora et Labora.
Hal tersebut untuk memastikan program yang dijalankan dan lulusannya sesuai kebutuhan sektor pembangkit tenaga listrik. Keterlibatan perusahaan investasi Saratoga akan diperluas dengan lebih banyak kemitraan dengan perusahaan lain di sektor pembangkit tenaga listrik.
"Kurikulum yang akan diterapkan berbasis industri dengan sarana pelatihan menggunakan peralatan industri yang mendekati sebenarnya. Selain itu, siswa akan mendapatkan sertifikat dari pemerintah dan pelaku industri yang akan bermitra dengan SMK OeL untuk meningkatan standar kualitas mereka," ujar Jerry dalam rilisnya, Kamis (2/3/2017).
Dia menuturkan, sebagai perusahaan investasi aktif di Indonesia, Saratoga ingin mengambil peran di depan dalam mempersiapkan tenaga-tenaga terdidik berkualitas di sektor kelistrikan. "Kami percaya dengan standar dan kualitas tenaga pengajar dan kurikulum yang dijalankan. SMK ini akan menjadi salah satu yang terbaik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat," tutur dia.
SMK ini diharapkan dapat memenuhi permintaan industri yang semakin meningkat akan operator terlatih dan berkualitas, termasuk dari grup Saratoga terdapat beberapa perusahaan investasi yang membutuhkan tenaga kerja terampil ini, seperti Adaro Power, Medco Power Indonesia, Paiton Energy dan Tenaga Listrik Gorontalo.
Ketua Yayasan Ora et Labora, Sandi Rahaju menjelaskan, pendirian SMK Program Teknik Ketenagalistrikan Ora et Labora ini langkah penting untuk menyiapkan SDM berkualitas di sektor ketenagalistrikan, khususnya keahlian pembangkit tenaga listrik (power plant).
Apalagi, dengan kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat, ketersediaan SDM yang memahami dan menguasai sektor kelistrikan menjadi sangat penting. Sejalan dengan program listrik pemerintah 35 ribu MW, kebutuhan SDM di bidang kelistrikan sangat besar.
Pemerintah memperkirakan kebutuhan tenaga profesional di bidang kelistrikan mencapai 3,65 juta orang. Melalui proyek-proyek pembangunan pembangkit listrik, kebutuhan tenaga kerja tidak langsung mencapai sekitar 3 juta orang dan tenaga kerja langsung sebanyak 650 ribu orang.
Kami bersyukur SMK Program Teknik Ketenagalistrikan hasil kerja sama antara Yayasan Ora et Labora dan Saratoga ini segera terwujud. SMK ini akan terbuka untuk umum dan semoga dapat menjadi bagian dari solusi pemerintah dalam memperkuat sektor kelistrikan di Indonesia," tutur Sandi.
(izz)