Rupiah Berotot, Dolar Tertekan Imbas Penyadapan Obama ke Trump

Senin, 06 Maret 2017 - 10:31 WIB
Rupiah Berotot, Dolar...
Rupiah Berotot, Dolar Tertekan Imbas Penyadapan Obama ke Trump
A A A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal pekan ini, Senin (6/3/2017) bergerak menguat. Rupiah di indeks Bloomberg, dibuka naik 17 poin ke Rp13.366 per USD.

Mengakhiri perdagangan Jumat (3/3/2017), rupiah berakhir pada posisi Rp13.383/USD dengan pergerakan harian Rp13.365-Rp13.397/USD.

Sementara kurs Yahoo Finance, rupiah pada Senin ini dibuka berotot 22 poin atau 0,16% ke level Rp13.358 per USD. Setelah pada Jumat di akhir pekan, memburuk di level Rp13.380 per USD.

Data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah pada Senin ini berada di level Rp13.353 per USD atau terapresiasi 37 poin dari posisi Jumat di level Rp13.390/USD.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) Bank Indonesia pada Senin (6/3) berada di level Rp13.364 atau terapresiasi 11 poin dari posisi Jumat (3/3) di level Rp13.375 per USD.

Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan rupiah hari ini bergerak cenderung menguat karena sentimen The Fed berangsur berkurang seiring sikap bank sentral AS yang sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan menaikkan suku bunga. Terutama penilaian mereka terhadap data ketenagakerjaan AS.

Sikap prudent dari The Fed membuat dolar AS kembali merosot di perdagangan Asia pada Senin ini. Karena investor telah mengambil keuntungan setelah kenaikan greenback pada minggu lalu.

Mengutip dari CNBC, Senin (6/3/2017), indeks USD yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang utama melemah ke 101,43 DXY setelah pekan lalu berada di level 102. Hal ini membuat yen menguat terhadap USD ke level ¥113,83 atau terapresiasi 0,2% dari posisi Jumat di ¥ 114,75 dan dolar Australia berada di level 0,7583 per USD.

Melansir dari Reuters, Senin (6/3/2017), pelaku pasar juga terus mengawasi perkembangan di Korea Utara, dimana pada pagi ini, Korut menembakkan empat rudal balistik, dimana tiga mendarat di zona ekonomi ekslusif Jepang.

Dan perkembangan politik AS juga menekan dolar, dimana pada Sabtu kemarin, mantan Presiden AS Barack Obama masih belum move on, karena dianggap memerintahkan penyadapan terhadap Presiden AS saat ini Donald Trump sewaktu kampanye 2016.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5826 seconds (0.1#10.140)