Organda Sebut Pengusaha Taksi Terancam Gulung Tikar
A
A
A
YOGYAKARTA - Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY menyebut sebagian besar pengusaha atau operator taksi di Yogyakarta terancam gulung tikar. Mereka kini terbebani utang cukup besar dari perusahaan pembiayaan ataupun perbankan.
Ketua Organda DIY Agus Indriyanto mengungkapkan, 90% taksi yang ada di DIY sudah melakukan peremajaan dengan tahun produksi armada di atas 2013-2014. Untuk peremajaan tersebut, sebagian besar menggunakan jasa pinjaman dari perbankan atau perusahaan pembiayaan.
"Jadi sebagian besar armada masih dalam masa kredit," kata Agus di Yogyakatya, Senin (6/3/2017).
Hanya saja, bisnis taksi sekarang tidak seperti tahun-tahun lalu. Di mana lima tahun lalu tingkat okupansi dari taksi rata-rata 66%. Saat ini, tingkat load faktor anjlok bahkan paling tinggi hanya 35%.
Berjubelnya kendaraan pribadi hingga merebaknya taksi berbasis aplikasi dituding menjadi penyebabnya. Jika dibiarkan iklim usaha taksi seperti saat ini, yaitu taksi-taksi online tetap diperkenankan bebas beroperasi tanpa ada batasan, maka taksi-taksi ini terancam gulung tikar.
Jika gulung tikar, bisa terjadi kredit macet dalam skala besar. Imbasnya, perekonomian akan kembali goyah. "Di Yogyakarta, ada 1000 armada taksi resmi. Sebagian besar masih dalam masa kredit," ujarnya.
Ketua Organda DIY Agus Indriyanto mengungkapkan, 90% taksi yang ada di DIY sudah melakukan peremajaan dengan tahun produksi armada di atas 2013-2014. Untuk peremajaan tersebut, sebagian besar menggunakan jasa pinjaman dari perbankan atau perusahaan pembiayaan.
"Jadi sebagian besar armada masih dalam masa kredit," kata Agus di Yogyakatya, Senin (6/3/2017).
Hanya saja, bisnis taksi sekarang tidak seperti tahun-tahun lalu. Di mana lima tahun lalu tingkat okupansi dari taksi rata-rata 66%. Saat ini, tingkat load faktor anjlok bahkan paling tinggi hanya 35%.
Berjubelnya kendaraan pribadi hingga merebaknya taksi berbasis aplikasi dituding menjadi penyebabnya. Jika dibiarkan iklim usaha taksi seperti saat ini, yaitu taksi-taksi online tetap diperkenankan bebas beroperasi tanpa ada batasan, maka taksi-taksi ini terancam gulung tikar.
Jika gulung tikar, bisa terjadi kredit macet dalam skala besar. Imbasnya, perekonomian akan kembali goyah. "Di Yogyakarta, ada 1000 armada taksi resmi. Sebagian besar masih dalam masa kredit," ujarnya.
(izz)