Luhut Minta Karyawan Freeport Jangan Marah-marah
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan hari ini kedatangan para karyawan PT Freeport Indonesia, yang menamakan dirinya sebagai Gerakan Solidaritas Peduli Freeport (GSPF). Para pekerja Freeport tersebut mengadukan nasibnya yang tidak jelas akibat tarik menarik kepentingan antara pemerintah dan Freeport.
(Baca Juga: Pekerja Freeport Ragukan Kemampuan BUMN Kelola Tambang Grasberg)
Sayangnya, Luhut tidak bisa berlama-lama mendengarkan keluhan mereka. Mantan Menkopolhukam ini hanya menemui mereka di lobby kementerian dan meminta mereka untuk datang kembali. Para pekerja Freeport pun marah lantaran mereka sudah menunggu sejak pagi dan harus kembali ke Timika, Papua.
Luhut pun berjanji akan datang langsung ke Papua untuk mendengarkan aspirasi mereka. Namun, para pekerja masih belum bisa terima dan meminta mantan Kepala Staf Kepresidenan ini untuk mendengarkan aspirasi mereka saat itu juga.
Mendapat serangan bertubi-tubi, Luhut pun sedikit geram dan meminta mereka untuk tidak marah-marah. Sebab Luhut harus menghadiri rapat kabinet terbatas yang digelar Presiden Joko Widodo (Jokowi).
(Baca Juga: Adu Kuat Pro dan Kontra Freeport di Ibu Kota)
"Kita akan berencana kesana (Papua). Kau jangan marah-marah. Jangan marah-marah ke saya. Saya ini mantan Kopassus. Saya sudah tua," tegasnya di Kantor Kemenko bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (9/3/2017).
Sementara itu, salah seorang karyawan Freeport, Arland Suruan meminta pemerintah untuk menghormati kontrak karya. Namun yang terjadi saat ini, pemerintah justru secara tiba-tiba meminta Freeport berubah haluan menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK).
"Toh nanti pada 2041 status kontrak itu sebagai kepemilikan saham itu sudah 50:50. Tidak harus ngotot dari sekarang," tutur dia.
Menurut dia, pemerintah lebih baik saat ini mempersiapkan dana untuk membeli saham Freeport pada 2041. Daripada ribut saat ini, sementara kemampuan untuk membeli saham tersebut tidak ada.
"Alangkah bijaknya kalau pemerintah mulai dari sekarang siapkan modal, sehingga pada waktunya 2041 kami sudah bisa running sendiri. Sekarang paksa 51% untuk kami, mana duitnya? 10% aja yang kemarin Freeport kasih ennggak mampu beli," tandasnya.
(Baca Juga: Pekerja Freeport Ragukan Kemampuan BUMN Kelola Tambang Grasberg)
Sayangnya, Luhut tidak bisa berlama-lama mendengarkan keluhan mereka. Mantan Menkopolhukam ini hanya menemui mereka di lobby kementerian dan meminta mereka untuk datang kembali. Para pekerja Freeport pun marah lantaran mereka sudah menunggu sejak pagi dan harus kembali ke Timika, Papua.
Luhut pun berjanji akan datang langsung ke Papua untuk mendengarkan aspirasi mereka. Namun, para pekerja masih belum bisa terima dan meminta mantan Kepala Staf Kepresidenan ini untuk mendengarkan aspirasi mereka saat itu juga.
Mendapat serangan bertubi-tubi, Luhut pun sedikit geram dan meminta mereka untuk tidak marah-marah. Sebab Luhut harus menghadiri rapat kabinet terbatas yang digelar Presiden Joko Widodo (Jokowi).
(Baca Juga: Adu Kuat Pro dan Kontra Freeport di Ibu Kota)
"Kita akan berencana kesana (Papua). Kau jangan marah-marah. Jangan marah-marah ke saya. Saya ini mantan Kopassus. Saya sudah tua," tegasnya di Kantor Kemenko bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (9/3/2017).
Sementara itu, salah seorang karyawan Freeport, Arland Suruan meminta pemerintah untuk menghormati kontrak karya. Namun yang terjadi saat ini, pemerintah justru secara tiba-tiba meminta Freeport berubah haluan menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK).
"Toh nanti pada 2041 status kontrak itu sebagai kepemilikan saham itu sudah 50:50. Tidak harus ngotot dari sekarang," tutur dia.
Menurut dia, pemerintah lebih baik saat ini mempersiapkan dana untuk membeli saham Freeport pada 2041. Daripada ribut saat ini, sementara kemampuan untuk membeli saham tersebut tidak ada.
"Alangkah bijaknya kalau pemerintah mulai dari sekarang siapkan modal, sehingga pada waktunya 2041 kami sudah bisa running sendiri. Sekarang paksa 51% untuk kami, mana duitnya? 10% aja yang kemarin Freeport kasih ennggak mampu beli," tandasnya.
(izz)