Menhub: Diskon Bikin Gesekan Transportasi Online dan Konvensional
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menerangkan seringnya transportasi online memberikan diskon atau potongan harga, menjadi salah satu penyebab gesekan yang terjadi antara transportasi online dan konvensional. Menurutnya yang terjadi saat ini adalah kurang sehatnya kompetisi antara keduanya.
Padahal, menurut dia dalam prinsip dan filosofi nya, transportasi umum harus memiliki tiga hal yakni keselamatan, layanan level of service dan kesetaraan. "Kalau 1 dan 2 kan sudah tahu, harus selamat. Kesetaraan ini adalah kesetaraan operator dan kesetaraan konsumen juga. Sekarang ini ada iklim kurang sehat dalam kompetisi, dengan melakukan suatu diskon dan sebagainya. Ini membuat struktur pembiayaan atau struktur investasi tidak baik," kata dia di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Bila pemerintah atau operator membuat skema yang baik mengenai pola pembatasan tarif, maka dengan sendirinya tidak akan ada yang namanya perang tarif. Namun yang terjadi di lapangan, ungkap Budi tidak demikian. "Perang tarif itu terjadi, nah kalau ini terjadi. iklim usaha jadi tidak baik," imbuhnya.
Bila melihat dari sisi keduanya, menurut dia baik online dengan konvensial yakni, online tidak mendominasi semuanya dan memberikan kesempatan bagi operator konvensional dengan caranya sendiri. Tapi disisi lain, dengan kemajuan online, keharusan angkutan konvensional adalah melakukan improvement.
"Mereka bisa menjadi online juga, apakah servis bagus sehingga konsumen merasakan tambahan. Satu konsep besar, satu sisi operator lebih baik, tidak masalah, kedua masyarakat bakal diuntungkan," pungkasnya.
Padahal, menurut dia dalam prinsip dan filosofi nya, transportasi umum harus memiliki tiga hal yakni keselamatan, layanan level of service dan kesetaraan. "Kalau 1 dan 2 kan sudah tahu, harus selamat. Kesetaraan ini adalah kesetaraan operator dan kesetaraan konsumen juga. Sekarang ini ada iklim kurang sehat dalam kompetisi, dengan melakukan suatu diskon dan sebagainya. Ini membuat struktur pembiayaan atau struktur investasi tidak baik," kata dia di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Bila pemerintah atau operator membuat skema yang baik mengenai pola pembatasan tarif, maka dengan sendirinya tidak akan ada yang namanya perang tarif. Namun yang terjadi di lapangan, ungkap Budi tidak demikian. "Perang tarif itu terjadi, nah kalau ini terjadi. iklim usaha jadi tidak baik," imbuhnya.
Bila melihat dari sisi keduanya, menurut dia baik online dengan konvensial yakni, online tidak mendominasi semuanya dan memberikan kesempatan bagi operator konvensional dengan caranya sendiri. Tapi disisi lain, dengan kemajuan online, keharusan angkutan konvensional adalah melakukan improvement.
"Mereka bisa menjadi online juga, apakah servis bagus sehingga konsumen merasakan tambahan. Satu konsep besar, satu sisi operator lebih baik, tidak masalah, kedua masyarakat bakal diuntungkan," pungkasnya.
(akr)