BNI Bangun Tujuh Jembatan Logistik
A
A
A
LIMA PULUH KOTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk siapkan program CSR untuk membangun tujuh jembatan logistik senilai Rp3,5 miliar. Komitmen pembangunan tahun ini akan dilakukan di daerah Payakumbuh, Purworejo, Sibolga, Sukabumi, Lebak, Pamekasan, dan Bengkulu.
Langkah pertama tahun ini dimulai dengan peresmian pembangunan jembatan di Payakumbuh, Sumatra Barat. Peresmian dilaksanakan di dekat jembatan lama yang telah rusak, yaitu Jembatan Jorong (Dusun) Ambacang Kunyik yang terletak di Nagari (Desa) Pauh Sangik, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kamis (23 Maret 2017).
Hadir pada kesempatan tersebut Bupati Lima Puluh Kota dan Pemimpin BNI wilayah Padang Rahmad Hidayat.
Corporate Secretary BNI Kiryanto mengungkapkan pihaknya mendukung pembangunan jembatan yang memiliki fungsi penting bagi masyarakat, baik untuk menopang peningkatan jumlah kunjungan wisata ke Sumatra Barat maupun sebagai penghubung dua kawasan yang terisolasi. Jembatan yang dibangun di Kabupaten Lima Puluh Kota berupa jembatan yang strategis dalam lalu lintas logistik khususnya pangan.
Ryan menambahkan, jembatan baru tersebut nantinya akan menggantikan jembatan yang telah rusak. Posisinya sangat penting untuk mendukung mobilitas sekitar 500 keluarga di Kecamatan Akabiluru. Jembatan lamanya nyaris hancur akibat diterjang banjir pada tahun 2015, sedangkan jembatan penggantinya membahayakan penggunanya.
Pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan itu pun melambat akibat lalu lintas komoditas utama di desa sekitarnya terhambat. Mulai dari produk padi, produk hortikultura, hingga produk perkebunan karet dan kakao.
“Sebagai sarana penghubung utama, jembatan tersebut saat ini dalam kondisi rusak parah dan sangat berbahaya untuk dipergunakan oleh warga. Jembatan tersebut berukuran panjang 30 meter dan lebar 3 meter, berada di atas sungai Batang Lampasi yang menghubungkan beberapa jorong yang ada di Nagari Pauh Sangik,” ujar Ryan dalam seremonial pembangunan jembatan Pauh Sangik, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, Kamis (23/3/2017).
Setidaknya dibutuhkan biaya sekitar Rp500 juta untuk membangun kembali jembatan baru di lokasi yang sama. BNI berharap, jembatan ini nantinya akan lebih memperkuat pemberdayaan komunitas (corporate community responsibility).
Bupati Lima Puluh Kota Erfendi Arbi mengatakan, jembatan ini penting artinya untuk memastikan kelancaran lalu lintas komoditas buat lintasan produk-produk tanaman pangan, bahan pertanian, ternak, dan perkebunan. Pasokan komoditas tersebut tidak hanya mengamankan pasokan pangan di Kabupaten Lima Puluh Kota, dan kota-kota di Sumatra Barat tetapi juga mengamankan pasokan pangan di Provinsi Riau.
"Pembangunan kembali jembatan ini seperti berkah bagi pertumbuhan ekonomi kami, karena sangat penting untuk kelancaran logistik produk-produk pangan setempat," ujarnya.
Langkah pertama tahun ini dimulai dengan peresmian pembangunan jembatan di Payakumbuh, Sumatra Barat. Peresmian dilaksanakan di dekat jembatan lama yang telah rusak, yaitu Jembatan Jorong (Dusun) Ambacang Kunyik yang terletak di Nagari (Desa) Pauh Sangik, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kamis (23 Maret 2017).
Hadir pada kesempatan tersebut Bupati Lima Puluh Kota dan Pemimpin BNI wilayah Padang Rahmad Hidayat.
Corporate Secretary BNI Kiryanto mengungkapkan pihaknya mendukung pembangunan jembatan yang memiliki fungsi penting bagi masyarakat, baik untuk menopang peningkatan jumlah kunjungan wisata ke Sumatra Barat maupun sebagai penghubung dua kawasan yang terisolasi. Jembatan yang dibangun di Kabupaten Lima Puluh Kota berupa jembatan yang strategis dalam lalu lintas logistik khususnya pangan.
Ryan menambahkan, jembatan baru tersebut nantinya akan menggantikan jembatan yang telah rusak. Posisinya sangat penting untuk mendukung mobilitas sekitar 500 keluarga di Kecamatan Akabiluru. Jembatan lamanya nyaris hancur akibat diterjang banjir pada tahun 2015, sedangkan jembatan penggantinya membahayakan penggunanya.
Pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan itu pun melambat akibat lalu lintas komoditas utama di desa sekitarnya terhambat. Mulai dari produk padi, produk hortikultura, hingga produk perkebunan karet dan kakao.
“Sebagai sarana penghubung utama, jembatan tersebut saat ini dalam kondisi rusak parah dan sangat berbahaya untuk dipergunakan oleh warga. Jembatan tersebut berukuran panjang 30 meter dan lebar 3 meter, berada di atas sungai Batang Lampasi yang menghubungkan beberapa jorong yang ada di Nagari Pauh Sangik,” ujar Ryan dalam seremonial pembangunan jembatan Pauh Sangik, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, Kamis (23/3/2017).
Setidaknya dibutuhkan biaya sekitar Rp500 juta untuk membangun kembali jembatan baru di lokasi yang sama. BNI berharap, jembatan ini nantinya akan lebih memperkuat pemberdayaan komunitas (corporate community responsibility).
Bupati Lima Puluh Kota Erfendi Arbi mengatakan, jembatan ini penting artinya untuk memastikan kelancaran lalu lintas komoditas buat lintasan produk-produk tanaman pangan, bahan pertanian, ternak, dan perkebunan. Pasokan komoditas tersebut tidak hanya mengamankan pasokan pangan di Kabupaten Lima Puluh Kota, dan kota-kota di Sumatra Barat tetapi juga mengamankan pasokan pangan di Provinsi Riau.
"Pembangunan kembali jembatan ini seperti berkah bagi pertumbuhan ekonomi kami, karena sangat penting untuk kelancaran logistik produk-produk pangan setempat," ujarnya.
(ven)