China Buka Forum Boao Bahas Konsensus Asia
A
A
A
BOAO - Presiden Republik Rakyat China Xi Jinping semringah atas pembukaan konferensi tahunan Forum Boao untuk Asia 2017, yang diselenggarakan di Kota Boao, Provinsi Hainan.
Melansir dari Xin Hua, Sabtu (25/3/2017), sejak berdiri 16 tahun lalu, Forum Boao untuk Asia dianggap telah memainkan peran penting dalam membangun Konsensus Asia. “Forum ini upaya mempromosikan kerja sama Asia dan meningkatkan pengaruh Asia,” ujar Xi.
Istilah Konsensus Asia ini sebagai lawan kata dari Konsensus Washington, yang diperkenalkan pada 1989. Konsensus Washington mendeskripsikan 10 kebijakan ekonomi yang menjadi standar reformasi bagi negara berkembang yang baru didera krisis. Namun Konsensus Washington kental dengan warna neoliberal.
Sementara frasa Konsensus Asia yang diperkenalkan China lebih kepada pragmatisme demi meraih pertumbuhan ekonomi berkualitas tinggi yang setara dan damai. Dalam praktiknya adalah politik yang stabil, kendati cenderung represif dan pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Adapun Forum Boao untuk Asia 2017 membahas Globalisasi dan Perdagangan Bebas dalam Perspektif Asia. Xi menjelaskan hal ini bentuk refleksi terhadap globalisasi ekonomi yang dibayar masyarakat internasional, khususnya negara-negara Asia.
Presiden China berharap peserta konferensi melahirkan kebijakan dalam pemecahan masalah utama yang dihadapi perekonomian dunia, dan bersama-sama mendorong proses globalisasi ekonomi yang lebih dinamis, inklusif, dan berkelanjutan.
Sementara itu, dalam pidatonya, Wakil Perdana Menteri China Zhang Gaoli meminta negara-negara Asia bergabung dalam mempromosikan globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas untuk memulihkan perekonomian dunia. “Arus globalisasi dan perdagangan bebas akan selalu bergerak maju dan tidak terbendung ke lautan luas ekonomi global,” kata Zhang, seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (25/3/2017).
Untuk mencapai tujuan tersebut, negara-negara Asia, kata Zhang, harus mempromosikan mode pengembangan ekonomi yang damai, inovatif, terbuka, berbagi dan berkeadilan.
Karena itu, Zhang menyerukan kerja sama strategis dan atas rasa saling percaya demi memperkuat perdagangan global. Selain itu, ia meminta negara-negara besar, meski tidak menyebut nama, harus menghormati kepentingan inti satu sama lain dan tidak merusak stabilitas regional.
China sendiri kini telah menjadi pendukung kuat perdagangan bebas, setelah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump lebih memilih kepada proteksionisme. Terkait berkembangnya proteksionisme di seluruh dunia, China menyatakan globalisasi harus dibuat lebih inklusif dan pemimpin harus bekerja keras mengatasi ketimpangan agar terciptanya pembangunan yang adil.
Forum Boao untuk Asia juga menekankan penyelesaian secara damai atas kondisi politik dan ekonomi dunia saat ini, seperti terorisme, perubahan iklim, pengungsi, dan bencana. “Globalisasi ekonomi tidak dapat diwujudkan tanpa lingkungan yang damai,” tandasnya.
Melansir dari Xin Hua, Sabtu (25/3/2017), sejak berdiri 16 tahun lalu, Forum Boao untuk Asia dianggap telah memainkan peran penting dalam membangun Konsensus Asia. “Forum ini upaya mempromosikan kerja sama Asia dan meningkatkan pengaruh Asia,” ujar Xi.
Istilah Konsensus Asia ini sebagai lawan kata dari Konsensus Washington, yang diperkenalkan pada 1989. Konsensus Washington mendeskripsikan 10 kebijakan ekonomi yang menjadi standar reformasi bagi negara berkembang yang baru didera krisis. Namun Konsensus Washington kental dengan warna neoliberal.
Sementara frasa Konsensus Asia yang diperkenalkan China lebih kepada pragmatisme demi meraih pertumbuhan ekonomi berkualitas tinggi yang setara dan damai. Dalam praktiknya adalah politik yang stabil, kendati cenderung represif dan pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Adapun Forum Boao untuk Asia 2017 membahas Globalisasi dan Perdagangan Bebas dalam Perspektif Asia. Xi menjelaskan hal ini bentuk refleksi terhadap globalisasi ekonomi yang dibayar masyarakat internasional, khususnya negara-negara Asia.
Presiden China berharap peserta konferensi melahirkan kebijakan dalam pemecahan masalah utama yang dihadapi perekonomian dunia, dan bersama-sama mendorong proses globalisasi ekonomi yang lebih dinamis, inklusif, dan berkelanjutan.
Sementara itu, dalam pidatonya, Wakil Perdana Menteri China Zhang Gaoli meminta negara-negara Asia bergabung dalam mempromosikan globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas untuk memulihkan perekonomian dunia. “Arus globalisasi dan perdagangan bebas akan selalu bergerak maju dan tidak terbendung ke lautan luas ekonomi global,” kata Zhang, seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (25/3/2017).
Untuk mencapai tujuan tersebut, negara-negara Asia, kata Zhang, harus mempromosikan mode pengembangan ekonomi yang damai, inovatif, terbuka, berbagi dan berkeadilan.
Karena itu, Zhang menyerukan kerja sama strategis dan atas rasa saling percaya demi memperkuat perdagangan global. Selain itu, ia meminta negara-negara besar, meski tidak menyebut nama, harus menghormati kepentingan inti satu sama lain dan tidak merusak stabilitas regional.
China sendiri kini telah menjadi pendukung kuat perdagangan bebas, setelah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump lebih memilih kepada proteksionisme. Terkait berkembangnya proteksionisme di seluruh dunia, China menyatakan globalisasi harus dibuat lebih inklusif dan pemimpin harus bekerja keras mengatasi ketimpangan agar terciptanya pembangunan yang adil.
Forum Boao untuk Asia juga menekankan penyelesaian secara damai atas kondisi politik dan ekonomi dunia saat ini, seperti terorisme, perubahan iklim, pengungsi, dan bencana. “Globalisasi ekonomi tidak dapat diwujudkan tanpa lingkungan yang damai,” tandasnya.
(ven)