Pertumbuhan Uang Beredar Kembali Melambat

Senin, 03 April 2017 - 10:53 WIB
Pertumbuhan Uang Beredar...
Pertumbuhan Uang Beredar Kembali Melambat
A A A
JAKARTA - Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) kembali melambat pada Februari 2017. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.942,5 triliun atau tumbuh 9,3% (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,8% (yoy).

Berdasarkan komponennya, perlambatan M2 bersumber dari melambatnya pertumbuhan komponen uang kuasi dari 8,6% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 7,5% (yoy) pada Februari 2017. "Perlambatan tersebut sejalan dengan penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari 9,7% pada Januari 2017 menjadi 8,9%," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Dia melanjutkan, DPK berupa tabungan baik dalam rupiah maupun valas mengalami perlambatan dari 11,7% dan 14,4% menjadi 11,5% dan 11,9%. Sementara simpanan berjangka rupiah juga tumbuh melambat dari 7,8% menjadi 5,4% pada Februari 2017. Adapun giro valas turun semakin dalam dari -0,1% menjadi -7,2%. "Namun demikian, perlambatan pertumbuhan M2 tersebut tertahan oleh peningkatan pertumbuhan M1 dan surat berharga selain saham," ungkap dia.

Pertumbuhan M1 terakselerasi dari sebesar 13,9% pada Januari 2017 menjadi sebesar 15,5%. Sedangkan, pertumbuhan surat berharga selain saham juga mengalami peningkatan menjadi 6,1% berbeda dari bulan sebelumnya yang turun sebesar 8,5%.

Menurut Tirta, berdasarkan faktor yang mempengaruhi, melambatnya pertumbuhan M2 terutama dipengaruhi oleh kontraksi operasi keuangan Pemerintah Pusat. "Hal ini tercermin dari meningkatnya simpanan Pemerintah Pusat di BI dan Perbankan," jelasnya.

Posisi simpanan Pemerintah Pusat pada akhir Februari 2017 tercatat sebesar Rp318,1 triliun atau tumbuh 56,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 32,8% (yoy). Lebih lanjut dia menuturkan, meningkatnya simpanan pemerintah pusat tersebut sejalan dengan kenaikan realisasi penerimaan pempus pada awal tahun 2017 terutama didorong oleh peningkatan realisasi penerimaan pajak.

Sementara itu, penurunan suku bunga kredit dan simpanan perbankan masih berlanjut. Pada Februari 2017, rata-rata suku bunga kredit tercatat sebesar 11,97%, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 12,03%.

Demikian halnya dengan suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 3, 6, dan 12 bulan masing-masing tercatat sebesar 6,42%, 6,74%, 7,07%, dan 7,10%, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 6,46%, 6,75%, 7,10%, dan 7,27%.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8092 seconds (0.1#10.140)