Menko Darmin Pertanyakan Makna Revolusi Mental Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution mempertanyakan mengenai revolusi mental seperti apa yang harus dimiliki oleh pejabat-pejabat di lingkungan kementeriannya. Seperti diketahui kalimat gerakan revolusi mental menjadi jargon dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kampanye Pemilu Presiden 2014 lalu.
Namun hingga saat ini, menurut Darmin tidak semua menteri di kabinetnya mengerti definisi tersebut. Padahal, revolusi mental diperlukan untuk mengubah perilaku menjadi lebih baik. Lebih lanjut dia menambahkan mengatakan, selama ini belum ada rumusan yang pasti mengenai revolusi mental.
"Ini membuat saya lantas berpikir, ini revolusi mental itu seperti apa ya, karena agama saja belum bisa membuat orang menjadi bagus. Kita harus mulai merubah betul metode perilaku kerja kita. Kita belum bisa kalau hanya melakukan pekerjaan kita di masa lalu," ujar Darmin saat melantik delapan pejabat eselon II di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (5/4/2017).
Lebih lanjut dia mengatakan, selama sepuluh tahun terakhir anggaran dalam APBN meningkat dua kali lipat. Namun, kenaikan tersebut belum berdampak pada perekonomian Indonesia secara menyeluruh.
"Meskipun anggarannya dua kali lipat tapi dampak ke ekonomi, jangankan dua kali lipat, tetap segitu-segitu aja. Tentu ini ada yang salah dan kita mesti cari cara untuk memperbaiki itu," jelasnya.
Namun, dia tetap meminta kepada sejumlah pejabat di kementeriannya untuk bekerja dengan baik. "Saya tidak minta Anda bekerja di atas batas kemampuan, hanya saja harus tekun, cermat, jujur. Kalau itu pasti dilakukan, hasil kerja luar biasa," pungkasnya.
Namun hingga saat ini, menurut Darmin tidak semua menteri di kabinetnya mengerti definisi tersebut. Padahal, revolusi mental diperlukan untuk mengubah perilaku menjadi lebih baik. Lebih lanjut dia menambahkan mengatakan, selama ini belum ada rumusan yang pasti mengenai revolusi mental.
"Ini membuat saya lantas berpikir, ini revolusi mental itu seperti apa ya, karena agama saja belum bisa membuat orang menjadi bagus. Kita harus mulai merubah betul metode perilaku kerja kita. Kita belum bisa kalau hanya melakukan pekerjaan kita di masa lalu," ujar Darmin saat melantik delapan pejabat eselon II di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (5/4/2017).
Lebih lanjut dia mengatakan, selama sepuluh tahun terakhir anggaran dalam APBN meningkat dua kali lipat. Namun, kenaikan tersebut belum berdampak pada perekonomian Indonesia secara menyeluruh.
"Meskipun anggarannya dua kali lipat tapi dampak ke ekonomi, jangankan dua kali lipat, tetap segitu-segitu aja. Tentu ini ada yang salah dan kita mesti cari cara untuk memperbaiki itu," jelasnya.
Namun, dia tetap meminta kepada sejumlah pejabat di kementeriannya untuk bekerja dengan baik. "Saya tidak minta Anda bekerja di atas batas kemampuan, hanya saja harus tekun, cermat, jujur. Kalau itu pasti dilakukan, hasil kerja luar biasa," pungkasnya.
(akr)