Perbankan Panen Dana Murah Imbas Pembayaran Lahan Warga Terdampak Bandara NYIA
A
A
A
YOGYAKARTA - Pembayaran ganti untung lahan terdampak bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) membawa angin segar bagi kalangan perbankan. Di Kulon Progo, kini dana pihak ketiga (DPK) mengalami peningkatan signifikan, bahkan cenderung berlebih.
Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Yogyakarta, Ascar Setiyono mengakui jika dana ganti untung pembebasan lahan terdampak bandara NYIA yang mengalir ke perbankan, baik bank umum ataupun BPR.
Meski belum mendapatkan data secara detil angka peningkatan tersebut, tetapi ia mengatakan ada peningkatan cukup signifikan. "Sekarang cenderung berlebih," tuturnya, Rabu (5/4/2017).
Di Kulonprogo, ada BPR yang memiliki kantor pusat di Kabupaten ini. Masing-masing Perusahaan Daerah (PD) Bank Pasar Kulonprogo, BPR Nusamba Temon dan BPR Sinta Putra Pengasih. Namun yang mendapat pasokan dana pihak ketiga cukup besar adalah PD Bank Pasar Kulonprogo dan BPR Nusamba Temon.
Ascar mengungkapkan, DPK berasal dari ganti untung lahan terdampak bandara ini termasuk berbiaya murah, karena masyarakat bersedia menyimpan uangnya di BPR dengan bunga di bawah 6%. Tentu hal ini menjadi sebuah peluang bagi kalangan BPR meski ada beban tertentu.
Menurut Ascar, dengan dana murah tersebut, BPR seharusnya bisa mengalokasikan dana tersebut dengan beban bunga yang murah pula. Sehingga kredit yang mereka alokasikan bersumber dana murah tersebut semakin diminati oleh nasabah ataupun calon nasabah.
Hanya saja, ada beban tersendiri bagi kalangan BPR itu sendiri. Sebab, BPR harus sesegera mungkin bisa mengalokasikan dana murah tersebut dalam bentuk kredit. Meski dana murah, tetapi BPR tetap memiliki beban untuk membayar biaya bunga kepada nasabah yang tentunya jika dikalkulasi tidak sedikit.
"Pekerjaan rumahnya tentu BPR harus bisa segera menyalurkannya. Kalau tidak justru jadi bumerang,"tuturnya.
Ada beberapa program yang sebenarnya bisa diterapkan kalangan BPR untuk dana murah hasil dari simpanan ganti untung lahan terdampak Bandara NYIA. Selain kredit berbunga murah, BPR juga bisa memberikan program Back To Back atau bisa memberikan pembiayaan konsumtif dengan jaminan dari dana yang disimpan tersebut.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Yogyakarta, Fauzi Nugroho mengatakan, adanya dana ganti untung lahan terdampak Bandara NYIA memang membawa pengaruh positif bagi dunia perbankan. Dan yang paling terasa adalah sektor konsumtif terutama pembelian kendaraan bermotor mengalami peningkatan.
"Tetapi peningkatannya berapa kami belum tahu angka pastinya. Karena memang tidak ada kewajiban lembaga keuangan melaporkannya," ungkapnya.
Memang, selama ini ada kekhawatiran sebagian pihak jika dana tersebut digunakan hal yang bersifat konsumtif. Tetapi pihaknya memaklumi hal tersebut, mengingat pasokan dana yang cukup besar. Pihaknya tidak bisa mencegah masyarakat bersikap konsumtif karena tidak memiliki kewenangan. Pihakya hanya bisa mengimbau kepada masyarakat agar tidak berperilaku konsumtif.
Di samping itu, agar tidak tergiur investasi bodong, pihaknya juga telah melakukan imbauan melalui Satgas Waspada Investasi. Melalui hajatan Ketoprak tanggal 8 Oktober 2016 silam, pihaknya sudah banyak melakukan imbauan. Hanya saja, penerapannya memang tergantung pada masyarakat masing-masing.
Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Yogyakarta, Ascar Setiyono mengakui jika dana ganti untung pembebasan lahan terdampak bandara NYIA yang mengalir ke perbankan, baik bank umum ataupun BPR.
Meski belum mendapatkan data secara detil angka peningkatan tersebut, tetapi ia mengatakan ada peningkatan cukup signifikan. "Sekarang cenderung berlebih," tuturnya, Rabu (5/4/2017).
Di Kulonprogo, ada BPR yang memiliki kantor pusat di Kabupaten ini. Masing-masing Perusahaan Daerah (PD) Bank Pasar Kulonprogo, BPR Nusamba Temon dan BPR Sinta Putra Pengasih. Namun yang mendapat pasokan dana pihak ketiga cukup besar adalah PD Bank Pasar Kulonprogo dan BPR Nusamba Temon.
Ascar mengungkapkan, DPK berasal dari ganti untung lahan terdampak bandara ini termasuk berbiaya murah, karena masyarakat bersedia menyimpan uangnya di BPR dengan bunga di bawah 6%. Tentu hal ini menjadi sebuah peluang bagi kalangan BPR meski ada beban tertentu.
Menurut Ascar, dengan dana murah tersebut, BPR seharusnya bisa mengalokasikan dana tersebut dengan beban bunga yang murah pula. Sehingga kredit yang mereka alokasikan bersumber dana murah tersebut semakin diminati oleh nasabah ataupun calon nasabah.
Hanya saja, ada beban tersendiri bagi kalangan BPR itu sendiri. Sebab, BPR harus sesegera mungkin bisa mengalokasikan dana murah tersebut dalam bentuk kredit. Meski dana murah, tetapi BPR tetap memiliki beban untuk membayar biaya bunga kepada nasabah yang tentunya jika dikalkulasi tidak sedikit.
"Pekerjaan rumahnya tentu BPR harus bisa segera menyalurkannya. Kalau tidak justru jadi bumerang,"tuturnya.
Ada beberapa program yang sebenarnya bisa diterapkan kalangan BPR untuk dana murah hasil dari simpanan ganti untung lahan terdampak Bandara NYIA. Selain kredit berbunga murah, BPR juga bisa memberikan program Back To Back atau bisa memberikan pembiayaan konsumtif dengan jaminan dari dana yang disimpan tersebut.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Yogyakarta, Fauzi Nugroho mengatakan, adanya dana ganti untung lahan terdampak Bandara NYIA memang membawa pengaruh positif bagi dunia perbankan. Dan yang paling terasa adalah sektor konsumtif terutama pembelian kendaraan bermotor mengalami peningkatan.
"Tetapi peningkatannya berapa kami belum tahu angka pastinya. Karena memang tidak ada kewajiban lembaga keuangan melaporkannya," ungkapnya.
Memang, selama ini ada kekhawatiran sebagian pihak jika dana tersebut digunakan hal yang bersifat konsumtif. Tetapi pihaknya memaklumi hal tersebut, mengingat pasokan dana yang cukup besar. Pihaknya tidak bisa mencegah masyarakat bersikap konsumtif karena tidak memiliki kewenangan. Pihakya hanya bisa mengimbau kepada masyarakat agar tidak berperilaku konsumtif.
Di samping itu, agar tidak tergiur investasi bodong, pihaknya juga telah melakukan imbauan melalui Satgas Waspada Investasi. Melalui hajatan Ketoprak tanggal 8 Oktober 2016 silam, pihaknya sudah banyak melakukan imbauan. Hanya saja, penerapannya memang tergantung pada masyarakat masing-masing.
(ven)