CNOOC Pastikan Pasokan Gas untuk PLTGU Cilegon Aman
A
A
A
CILEGON - Kontrak pengelolaan Blok South East Sumatera (SES) oleh China National Offshore Oil Company (CNOOC) SES Ltd akan berakhir pada 2018. Kemudian, hak kelola blok SES akan diserahkan ke PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
(Baca Juga: Indonesia Power Khawatir Pasokan Gas ke PLTGU Cilegon Terhenti)
Head of Gas Operational CNOOC Muhammad Salman mengungkapkan, selama ini produksi gas CNOOC dari blok SES dipasok untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Cilegon, Banten. Dia meyakini, berakhirnya kontrak tidak akan membuat pasokan gas untuk pembangkit tersebut menjadi terganggu.
"Tidak (berpengaruh). Cuma sistem administrasi. Mereka yang sudah habis kontraknya, mereka sharing, mereka akan dapat surat untuk meneruskan penyaluran," katanya di PLTGU Cilegon, Banten, Kamis (6/4/2017).
Namun, pihaknya mengaku hingga saat ini masih belum dapat arahan lebih lanjut terkait kelanjutan hak kelola blok SES tersebut. Pertamina pun hingga saat ini belum masuk ke blok SES.
(Baca Juga: Perusahaan Asal China Pasok Gas ke PLTGU Cilegon sejak 2004)
"Ya memang kontrak pada sekarang ini sengaja memang bearkhinya blok SES. Sampai saat ini kita belum dapat arahan. Pertamina juga belum masuk manajemen untuk melanjutkan kontrak," ujar dia.
PLTGU Cilegon memiliki kapasitas terpasang sebesar 740 MW. Dalam keadaan normal, PLTGU Cilegon beroperasi dengan kapasitas 650-660 MW. Ketika beroperasi, PLTGU Cilegon membantu keandalan listrik Jawa-Bali melalui jaringan interkoneksi.
Adapun pasokan gas untuk PLTGU Cilegon berasal dari CNOOC dan PT PGN (Persero). Untuk gas dari CNOOC, PLN telah melakukan penandatanganan PJBG yang berlaku mulai 2007-2018 dengan harga gasnya sebesar USD6,7 sen per MMBTU.
(Baca Juga: Indonesia Power Khawatir Pasokan Gas ke PLTGU Cilegon Terhenti)
Head of Gas Operational CNOOC Muhammad Salman mengungkapkan, selama ini produksi gas CNOOC dari blok SES dipasok untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Cilegon, Banten. Dia meyakini, berakhirnya kontrak tidak akan membuat pasokan gas untuk pembangkit tersebut menjadi terganggu.
"Tidak (berpengaruh). Cuma sistem administrasi. Mereka yang sudah habis kontraknya, mereka sharing, mereka akan dapat surat untuk meneruskan penyaluran," katanya di PLTGU Cilegon, Banten, Kamis (6/4/2017).
Namun, pihaknya mengaku hingga saat ini masih belum dapat arahan lebih lanjut terkait kelanjutan hak kelola blok SES tersebut. Pertamina pun hingga saat ini belum masuk ke blok SES.
(Baca Juga: Perusahaan Asal China Pasok Gas ke PLTGU Cilegon sejak 2004)
"Ya memang kontrak pada sekarang ini sengaja memang bearkhinya blok SES. Sampai saat ini kita belum dapat arahan. Pertamina juga belum masuk manajemen untuk melanjutkan kontrak," ujar dia.
PLTGU Cilegon memiliki kapasitas terpasang sebesar 740 MW. Dalam keadaan normal, PLTGU Cilegon beroperasi dengan kapasitas 650-660 MW. Ketika beroperasi, PLTGU Cilegon membantu keandalan listrik Jawa-Bali melalui jaringan interkoneksi.
Adapun pasokan gas untuk PLTGU Cilegon berasal dari CNOOC dan PT PGN (Persero). Untuk gas dari CNOOC, PLN telah melakukan penandatanganan PJBG yang berlaku mulai 2007-2018 dengan harga gasnya sebesar USD6,7 sen per MMBTU.
(izz)