Xi Jinping Mendesak Donald Trump Lakukan Kerja Sama Perdagangan

Jum'at, 07 April 2017 - 23:30 WIB
Xi Jinping Mendesak...
Xi Jinping Mendesak Donald Trump Lakukan Kerja Sama Perdagangan
A A A
PALM BEACH - Presiden Republik Rakyat China Xi Jinping akhirnya melakukan pertemuan pertamanya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di resor Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida. Sementara itu, isteri Xi, Peng Liyuan bergabung bersama Melania Trump.

Melansir dari Reuters, Jumat (7/4/2017), pembicaraan kedua kepala negara dengan kekuatan ekonomi besar ini, terlihat tampak ramah dan santai, jauh dari kesan retorika “perang dagang” yang selama ini kerap terlukis di media massa.

Bahkan mereka sempat melakukan makan malam dengan hiasan bunga merah dan kuning serta daging panggang khas New York. Dalam pertemuan itu, Xi mendesak Trump untuk bekerja sama dalam bidang perdagangan dan investasi.

Bila Xi meminta Trump untuk mengembangkan kerja sama bilateral dan investasi, Trump meminta China menekan ambisi nuklir Korea Utara agar tidak mengganggu stabilitas di kawasan Asia Timur. “Kami punya seribu alasan untuk mempererat hubungan China-AS. Hubungan yang tepat dan tidak ada satu alasan untuk merusak hubungan ini,” ujar Xi kepada Trump.

Lantas Xi mengundang Trump untuk berkunjung ke China pada akhir tahun ini. Sementara itu, Trump mengaku senang dengan pembicaraan dengan Xi, yang katanya, banyak perkembangan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hubungan kedua negara.

Dalam pembicaraan tersebut, Trump juga mengatakan akan menghentikan tudingan kepada China. Saat kampanye kemarin, Trump kerap menuding banjirnya produk-produk China ke Negeri Paman Sam telah membuat industri manufaktur AS tergerus. Dan kini, kedua negara berjanji akan saling bekerja sama membangun basis manufaktur di AS.

Untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan keamanan, Trump juga mengajak Menteri Keuangan Steven Mnuchin, Menteri Perdagangan Wilbur Ross, Menteri Pertahanan Jim Mattis, dan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson.

Gedung Putih menilai pertemuan Trump dan Xi Jinping meningkatkan perdagangan ini bisa membuat Beijing menekan pengaruhnya atas Pyongyang. Sebelumnya, Gedung Putih sempat mengeluarkan opsi menekan Korea Utara secara ekonomi dan militer, termasuk “sanksi sekunder” terhadap perusahaan dan perbankan Negeri Tirai Bambu yang melakukan bisnis dengan Pyongyang.

Namun, para analis mengatakan tindakan keras tersebut justru akan membuat Korea Utara melakukan pembalasan dengan menyerang Korea Selatan dan Jepang, yang berujung perang.

Direktur Legislatif United Steelworkers--sebuah serikat pekerja AS--Holly Hart berharap tidak ada tawar menawar dalam bidang perdagangan. “Trump harus memulihkan produksi dan lapangan kerja di AS dari sektor-sektor yang telah dirusak oleh praktik perdagangan China selama ini,” ujarnya.

Sementara itu, salah seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada Reuters, bahwa Washington tetap akan memperjuangkan perusahaan-perusahaan AS dari ancaman perdagangan bebas. “Saya pikir apa yang dilakukan oleh Presiden (Trump) dengan Xi seperti yang diharapkan publik. Tapi saya tidak berharap kesepakatan perdagangan ini mengganggu produk dan perusahaan AS,” katanya.

Amerika sendiri kerap mengeluh terhadap Beijing yang dianggap manipulator mata uang, dengan sengaja melemahkan mata uangnya agar produk-produk China menjadi kompetitif di pasar dunia sehingga bisa meningkatkan perdagangan mereka.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0877 seconds (0.1#10.140)