IHSG Punya Potensi Cetak Rekor Baru
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan ke depan diperkirakan memiliki sentimen positif yang kuat untuk mencapai rekor barunya. Pergerakan IHSG berhasil melampaui rekor sebelumnya dari 5.606,02 menjadi 5.680,24. Namun di akhir pekan harus mengalami koreksi.
Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan pergerakan IHSG memiliki sentimen pendorong yang kuat. Menurutnya indeks akan bergerak di batas atas 5.685 dan batas bawahnya di level 5.590.
Meskipun indeks bisa menguat namun dia mengingatkan juga para investor harus mewaspadai indeks yang dapat terkoreksi. Hal ini disebabkan indeks mengalami koreksi dan masih belum di atas pencapaian tertinggi.
“Kecenderungan untuk naik cukup tinggi. Namun harus diwaspadai karena belum capai rekor tertinggi dari sebelumnya,” ujar Lucky di Jakarta, Minggu (9/4/2017).
Dia melihat porsi menguat cukup besar, karena di hari Rabu atau 12 April 2017 akan ada rilis data laporan cadangan minyak dunia di AS. Hal ini penting karena sinyal harga minyak dunia dipengaruhi kabar estimasi cadangan minyak dunia yang diperkirakan menurun. Hal ini berarti minyak menjadi objek transaksi utama sektor komoditas. Berikutnya dapat menjadi sentimen positif kinerja sektor komoditas yang juga akan mendorong indeks utama dunia di AS dan Asia.
“Apresiasi positif yang akan mendorong IHSG. Terutama dari Global. Sektor pertambangan akan menjadi seksi karena ada isu pendorongnya. IHSG bakal capai rekor baru pekan ini,” ujarnya.
Sementara dari sektor domestik disebutnya minim sentimen karena yang diketahui hanya pandangan investor atas pencapaian rekor IHSG di minggu lalu. Sedangkan sektor yang menarik untuk diperhatikan investor ialah dari infrastruktur, perbankan, consumer goods, agribisnis khususnya perkebunan, hingga properti. Sedangkan yang harus dihindari dari sektor industri dasar dan miscellaneous.
Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan indeks pekan depan akan bergerak di level 5.576 hingga 5.698. IHSG akan dipengaruhi oleh beberapa agenda. Salah satunya ialah fluktuasi harga komoditas dan agenda perekonomian yang akan dikeluarkan beberapa negara. Namun dia menyoroti tren capital inflow yang masih terus berlangsung dapat menjadi dorongan penguatan IHSG.
“Dari bulan kemarin terjadi capital inflow karena Fed Fund Rate sudah ditetapkan sehingga investor mengalirkan dananya ke negara berkembang. Sehingga belum ada perubahan tren dari capital inflow yang ditambah kinerja emiten yang cukup bagus. Selain itu juga pekan depan sudah mendekati bulan puasa yang juga dapat mendorong sentimen positif,” ujar William.
Data Bursa Efek Indonesia mencatat laju IHSG sepanjang pekan lalu masih bergerak atraktif setelah sempat membukukan rekor level tertinggi sepanjang masa berdirinya Bursa Efek Indonesia (BEI) di 5.680,23 poin pada penutupan perdagangan Kamis (6/4) sebelum mengalami perubahan dan ditutup di 5.653,48 poin pada penutupan perdagangan Jumat (7/4).
Meski demikian, secara akumulasi mingguan, pada pekan ini IHSG masih terpantau menguat 1,53% dibandingkan penutupan perdagangan pekan lalu yang ditutup di level 5.568,11 poin.
Kapitalisasi pasar BEI pada pekan lalu juga sempat mencapai level tertingginya sepanjang sejarah dengan nilai Rp6.179,27 triliun pada Kamis (6/4) sebelum mengalami perubahan menjadi Rp6.150,17 triliun pada penutupan perdagangan Jumat (7/4). Secara akumulasi mingguan, pekan ini nilai kapitalisasi pasar BEI masih lebih tinggi 1,57% dibandingkan nilai kapitalisasi pasar pada akhir pekan lalu sebesar Rp6.055,23 triliun.
Rata-rata frekuensi perdagangan harian tumbuh 0,81% menjadi 338,52 ribu kali transaksi dari 335,81 ribu kali transaksi pada akhir pekan lalu. Meski demikian, rata-rata volume perdagangan harian berubah 1,93% menjadi 11,68 miliar unit saham dari 11,91 miliar unit saham sepekan sebelumnya, dan rata-rata nilai transaksi perdagangan harian mengalami perubahan 8,56% menjadi Rp7,26 triliun dari Rp7,94 triliun pada pekan lalu.
Investor asing kembali mencatatkan beli bersih senilai Rp3 triliun sepanjang pekan ini. Secara akumulasi tahunan, aliran dana investor asing di transaksi saham tahunan BEI tercatat beli bersih sebesar Rp11,35 triliun.
Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan pergerakan IHSG memiliki sentimen pendorong yang kuat. Menurutnya indeks akan bergerak di batas atas 5.685 dan batas bawahnya di level 5.590.
Meskipun indeks bisa menguat namun dia mengingatkan juga para investor harus mewaspadai indeks yang dapat terkoreksi. Hal ini disebabkan indeks mengalami koreksi dan masih belum di atas pencapaian tertinggi.
“Kecenderungan untuk naik cukup tinggi. Namun harus diwaspadai karena belum capai rekor tertinggi dari sebelumnya,” ujar Lucky di Jakarta, Minggu (9/4/2017).
Dia melihat porsi menguat cukup besar, karena di hari Rabu atau 12 April 2017 akan ada rilis data laporan cadangan minyak dunia di AS. Hal ini penting karena sinyal harga minyak dunia dipengaruhi kabar estimasi cadangan minyak dunia yang diperkirakan menurun. Hal ini berarti minyak menjadi objek transaksi utama sektor komoditas. Berikutnya dapat menjadi sentimen positif kinerja sektor komoditas yang juga akan mendorong indeks utama dunia di AS dan Asia.
“Apresiasi positif yang akan mendorong IHSG. Terutama dari Global. Sektor pertambangan akan menjadi seksi karena ada isu pendorongnya. IHSG bakal capai rekor baru pekan ini,” ujarnya.
Sementara dari sektor domestik disebutnya minim sentimen karena yang diketahui hanya pandangan investor atas pencapaian rekor IHSG di minggu lalu. Sedangkan sektor yang menarik untuk diperhatikan investor ialah dari infrastruktur, perbankan, consumer goods, agribisnis khususnya perkebunan, hingga properti. Sedangkan yang harus dihindari dari sektor industri dasar dan miscellaneous.
Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan indeks pekan depan akan bergerak di level 5.576 hingga 5.698. IHSG akan dipengaruhi oleh beberapa agenda. Salah satunya ialah fluktuasi harga komoditas dan agenda perekonomian yang akan dikeluarkan beberapa negara. Namun dia menyoroti tren capital inflow yang masih terus berlangsung dapat menjadi dorongan penguatan IHSG.
“Dari bulan kemarin terjadi capital inflow karena Fed Fund Rate sudah ditetapkan sehingga investor mengalirkan dananya ke negara berkembang. Sehingga belum ada perubahan tren dari capital inflow yang ditambah kinerja emiten yang cukup bagus. Selain itu juga pekan depan sudah mendekati bulan puasa yang juga dapat mendorong sentimen positif,” ujar William.
Data Bursa Efek Indonesia mencatat laju IHSG sepanjang pekan lalu masih bergerak atraktif setelah sempat membukukan rekor level tertinggi sepanjang masa berdirinya Bursa Efek Indonesia (BEI) di 5.680,23 poin pada penutupan perdagangan Kamis (6/4) sebelum mengalami perubahan dan ditutup di 5.653,48 poin pada penutupan perdagangan Jumat (7/4).
Meski demikian, secara akumulasi mingguan, pada pekan ini IHSG masih terpantau menguat 1,53% dibandingkan penutupan perdagangan pekan lalu yang ditutup di level 5.568,11 poin.
Kapitalisasi pasar BEI pada pekan lalu juga sempat mencapai level tertingginya sepanjang sejarah dengan nilai Rp6.179,27 triliun pada Kamis (6/4) sebelum mengalami perubahan menjadi Rp6.150,17 triliun pada penutupan perdagangan Jumat (7/4). Secara akumulasi mingguan, pekan ini nilai kapitalisasi pasar BEI masih lebih tinggi 1,57% dibandingkan nilai kapitalisasi pasar pada akhir pekan lalu sebesar Rp6.055,23 triliun.
Rata-rata frekuensi perdagangan harian tumbuh 0,81% menjadi 338,52 ribu kali transaksi dari 335,81 ribu kali transaksi pada akhir pekan lalu. Meski demikian, rata-rata volume perdagangan harian berubah 1,93% menjadi 11,68 miliar unit saham dari 11,91 miliar unit saham sepekan sebelumnya, dan rata-rata nilai transaksi perdagangan harian mengalami perubahan 8,56% menjadi Rp7,26 triliun dari Rp7,94 triliun pada pekan lalu.
Investor asing kembali mencatatkan beli bersih senilai Rp3 triliun sepanjang pekan ini. Secara akumulasi tahunan, aliran dana investor asing di transaksi saham tahunan BEI tercatat beli bersih sebesar Rp11,35 triliun.
(dmd)