Bank Ina Siapkan Strategi Bisnis Jangka Panjang

JAKARTA - PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) memiliki strategi bisnis ke depan yang diarahkan pada bisnis baru sebagai bank dengan layanan bisnis perbankan transaksi (transactional banking) dan penyaluran kredit segmen mikro kecil dengan dukungan infrastruktur berbasis teknologi informasi digital.

Sistem aplikasi yang dimiliki dapat menunjang kerja sama dengan perusahaan/institusi yang memiliki kinerja baik (corporate partnership) seperti virtual account card based transaction, debit card, pre-Ioaded card dan internet banking.

Direktur Utama Bank Ina Perdana Edy Kuntardjo mengatakan, langkah-langkah strategis yang dilakukan perseroan salah satunya adalah menerapkan strategi pemasaran yang efisien dan efektif dalam mendorong pertumbuhan nasabah baru.

"Lalu, mengembangkan inovasi produk dan layanan jasa yang sesuai dengan kebutuhan nasabah dalam captive market yang menjadi target perseroan," ujarnya di Jakarta, Senin (10/4/2017).

Kemudian, lanjut dia, mengembangan sistem teknologi untuk mendukung layanan e-channel yang terintegrasi dengan jaringan ATM dan melakukan kerja sama sinergis dengan berbagai vendor pembayaran dan utilitas.

Tak kalah penting, Edy menuturkan, akan membangun kerja sama dengan mitra strategis dalam pengembangan jaringan distribusi. Terakhir, yakni memperkuat basis digital perseroan.

"Mmperkuat infrastruktur sistem teknologi informasi yang mendukung aktivitas operasional perseroan," ujar dia.

Sementara, perlambatan pertumbuhan ekonomi yang masih berlanjut dan berkepanjangan telah berdampak pada kondisi perbankan nasional di 2016. Di mana, pertumbuhan kredit hanya sebesar 7,9%, sementara rasio kredit bermasalah (NPL) melonjak dan mencapai puncaknya pada Agustus 2016 sebesar 3,22%.

Namun, NPL menurun pada Desember 2016 menjadi 2,93%. Kendati demikian, tahun buku 2016, Bank Ina Perdana masih mampu mencatatkan kinerja keuangan positif dengan tetap mengedepankan pengelolaan bank sesuai prinsip-prinsip prudential banking.

Laba bersih tahun buku 2016 sebesar Rp18,24 miliar, meningkat 8,05% dibanding 2015 sebesar Rp16,88 miliar.