DPR Dukung Cara Bang Yos Atasi Konflik Semen Rembang
A
A
A
JAKARTA - Upaya Komisaris Utama PT Semen Indonesia Tbk Sutiyoso atau yang akrab disapa Bang Yos dengan menyambangi masyarakat pendukung dan penolak pabrik Semen Rembang didukung Komisi VI DPR.
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra Abdul Wachid mengatakan, cara yang dilakukan Bang Yos sangat bagus dan baik guna menyelesaikan polemik Semen Rembang.
"Itu bagus. Model pendekatan yang dilakukan Bang Yos adalah gaya khas Jawa. Apalagi beliau asli dari Jawa Tengah, orang Semarang. Jadi, beliau mengetahui etikanya," ujar Wachid dalam rilisnya di Jakarta, Senin (10/4/2017).
Diketahui baru-baru ini Bang Yos melakukan kunjungan kerja ke areal pabrik semen di Rembang dan Tuban. Pada kunjungannya Bang Yos memanfaatkan juga menemui kedua kelompok masyarakat yang selama ini mendukung dan menolak Semen Rembang.
Bahkan, Bang Yos langsung mendatangi rumah dan berdiskusi dengan Koordinator JMPPK Joko Prianto untuk mendengarkan alasannya menolak Semen Rembang. Namun, menurut pengacara publik dari YLBHI Muhammad Isnur, langkah Bang Yos dinilai sebagai upaya menyudutkan dan mengintimidasi massa penolak Semen Rembang agar menghentikan perlawanan.
Menyikapi anggapan tersebut, Wachid pun menilai itu hak dan pendapat dari pihak penolak Semen Rembang. Wachid masih beranggapan, melalui cara yang dilakukan Bang Yos akan menemukan akar masalah sebenarnya.
"Saya kira, kalau ada yang menyuarakan intimidasi dan lain sebagainya, itu hak mereka ya. Namun, saya melihat Bang Yos begitu supaya tahu apa sih masalahnya," kata dia.
Menurutnya, Bang Yos telah meletakkan dan memisahkan masalah politik di balik kisruh Semen Rembang. Bang Yos dinilai justru coba menggali informasi dari kedua pihak masyarakat pendukung dan penolak Semen Rembang.
"Apa yang dilakukan masyarakat justru ini yang diharapkan. Lakukan langsung pendekatan dengar suara masyarakat. Munculnya masalah Semen Rembang karena selama ini kurangnya komunikasi ke masyarakat," terangnya.
Dengan mendatangi dan berdiskusi bersama kedua kelompok masyarakat pendukung dan penolak Semen Rembang, menurut Wachid, Bang Yos akan langsung menemukan fakta apakah betul atau tidak sesuai tuntutan selama ini.
"Apa betul memang bakal ada kerusakan lingkungan, apa benar kehadiran Semen Rembang bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat. Masyarakat itu suka kok kalau diajak dan berembuk baik-baik," ujarnya.
Dia juga menuturkan, selama beberapa kali kunjungan kerjanya ke Semen Rembang ditemukan fakta bahwa masyarakat pendukung lebih mayoritas dibandingkan penolak. "Memang yang menolak ada, tapi tidak banyak kok. Berbeda dengan masyarakat yang berharap pabrik Semen Rembang tetap ada. Nah, itu caranya bisa diselesaikan dengan komunikasi," imbuh dia.
Wachid merasa yakin pola pendekatan dan komunikasi yang dilakukan Bang Yos ke masyarakat di sana akan membawa perubahan penyelesaian persoalan Semen Rembang.
Hingga saat ini pabrik Semen Rembang yang nilai investasinya mencapai Rp4,97 triliun belum beroperasi. Pabrik Semen Rembang diperkirakan mampu berproduksi 3 juta ton setiap tahunnya.
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra Abdul Wachid mengatakan, cara yang dilakukan Bang Yos sangat bagus dan baik guna menyelesaikan polemik Semen Rembang.
"Itu bagus. Model pendekatan yang dilakukan Bang Yos adalah gaya khas Jawa. Apalagi beliau asli dari Jawa Tengah, orang Semarang. Jadi, beliau mengetahui etikanya," ujar Wachid dalam rilisnya di Jakarta, Senin (10/4/2017).
Diketahui baru-baru ini Bang Yos melakukan kunjungan kerja ke areal pabrik semen di Rembang dan Tuban. Pada kunjungannya Bang Yos memanfaatkan juga menemui kedua kelompok masyarakat yang selama ini mendukung dan menolak Semen Rembang.
Bahkan, Bang Yos langsung mendatangi rumah dan berdiskusi dengan Koordinator JMPPK Joko Prianto untuk mendengarkan alasannya menolak Semen Rembang. Namun, menurut pengacara publik dari YLBHI Muhammad Isnur, langkah Bang Yos dinilai sebagai upaya menyudutkan dan mengintimidasi massa penolak Semen Rembang agar menghentikan perlawanan.
Menyikapi anggapan tersebut, Wachid pun menilai itu hak dan pendapat dari pihak penolak Semen Rembang. Wachid masih beranggapan, melalui cara yang dilakukan Bang Yos akan menemukan akar masalah sebenarnya.
"Saya kira, kalau ada yang menyuarakan intimidasi dan lain sebagainya, itu hak mereka ya. Namun, saya melihat Bang Yos begitu supaya tahu apa sih masalahnya," kata dia.
Menurutnya, Bang Yos telah meletakkan dan memisahkan masalah politik di balik kisruh Semen Rembang. Bang Yos dinilai justru coba menggali informasi dari kedua pihak masyarakat pendukung dan penolak Semen Rembang.
"Apa yang dilakukan masyarakat justru ini yang diharapkan. Lakukan langsung pendekatan dengar suara masyarakat. Munculnya masalah Semen Rembang karena selama ini kurangnya komunikasi ke masyarakat," terangnya.
Dengan mendatangi dan berdiskusi bersama kedua kelompok masyarakat pendukung dan penolak Semen Rembang, menurut Wachid, Bang Yos akan langsung menemukan fakta apakah betul atau tidak sesuai tuntutan selama ini.
"Apa betul memang bakal ada kerusakan lingkungan, apa benar kehadiran Semen Rembang bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat. Masyarakat itu suka kok kalau diajak dan berembuk baik-baik," ujarnya.
Dia juga menuturkan, selama beberapa kali kunjungan kerjanya ke Semen Rembang ditemukan fakta bahwa masyarakat pendukung lebih mayoritas dibandingkan penolak. "Memang yang menolak ada, tapi tidak banyak kok. Berbeda dengan masyarakat yang berharap pabrik Semen Rembang tetap ada. Nah, itu caranya bisa diselesaikan dengan komunikasi," imbuh dia.
Wachid merasa yakin pola pendekatan dan komunikasi yang dilakukan Bang Yos ke masyarakat di sana akan membawa perubahan penyelesaian persoalan Semen Rembang.
Hingga saat ini pabrik Semen Rembang yang nilai investasinya mencapai Rp4,97 triliun belum beroperasi. Pabrik Semen Rembang diperkirakan mampu berproduksi 3 juta ton setiap tahunnya.
(izz)