Menko Darmin Berharap Resolusi Sawit Parlemen Eropa Tak Ganggu Ekspor
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution berharap, resolusi sawit parlemen Eropa tidak sampai mengganggu kegiatan ekspor sawit ke benua biru. Dia menginginkan anggapan soal penanaman sawit yang bakal merusak lahan, diminimalisir bahkan dihilangkan agar tak mengganggu ekspor Indonesia.
"Kalau soal dampaknya ya kita justru ingin hilangkan supaya jangan sampai ada dampak negatifnya (ke kegiatan ekspor sawit Indonesia)," kata dia di kantornya, Selasa (11/4/2017).
(Baca Juga: Negara CPOPC Bersatu Protes Resolusi Sawit Uni Eropa )
Lebih lanjut dia menegaskan, pihaknya juga akan secara maksimal melakukan apa saja untuk meyakinkan parlemen Eropa. Karena soal sawit di Indonesia adalah menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Kita akan maksimalkan apa saja yang kita punyai untuk meyakinkan parlemen Eropa dan negara Eropa. Tidak mungkin juga pimpinan negara Eropa ini tidak ikut walau selalu mereka bilang itu parlemen, kita akan gunakan semua kemampuan untuk yakinkan supaya mereka jangan lakukan," kata dia.
Darmin pun bersikeras untuk tak mencari jalan tengah terlebih dahulu untuk memakskmalkan perundingan dengan parlemen tersebut. "Kami belum mau mencari-cari jalan tengah, kita berunding saja sepenuh tenaga. Kalau hasil akhirnya nanti kita lihat, mungkin barang kali akan ada hasil," pungkasnya.
Seperti diketahui melalui resolusi, Parlemen Eropa menyerukan pelarangan impor minyak sawit tak ramah lingkungan dan dilarang digunakan dalam biofuel. Parlemen Eropa juga mendesak Uni Eropa (UE) harus memperkenalkan skema sertifikasi tunggal untuk kelapa sawit yang masuk ke pasar Uni Eropa, demi menanggulangi dampak dari produksi minyak sawit tak berkelanjutan alias tak ramah lingkungan, seperti deforestasi dan degradasi habitat, terutama di Asia Tenggara.
"Kalau soal dampaknya ya kita justru ingin hilangkan supaya jangan sampai ada dampak negatifnya (ke kegiatan ekspor sawit Indonesia)," kata dia di kantornya, Selasa (11/4/2017).
(Baca Juga: Negara CPOPC Bersatu Protes Resolusi Sawit Uni Eropa )
Lebih lanjut dia menegaskan, pihaknya juga akan secara maksimal melakukan apa saja untuk meyakinkan parlemen Eropa. Karena soal sawit di Indonesia adalah menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Kita akan maksimalkan apa saja yang kita punyai untuk meyakinkan parlemen Eropa dan negara Eropa. Tidak mungkin juga pimpinan negara Eropa ini tidak ikut walau selalu mereka bilang itu parlemen, kita akan gunakan semua kemampuan untuk yakinkan supaya mereka jangan lakukan," kata dia.
Darmin pun bersikeras untuk tak mencari jalan tengah terlebih dahulu untuk memakskmalkan perundingan dengan parlemen tersebut. "Kami belum mau mencari-cari jalan tengah, kita berunding saja sepenuh tenaga. Kalau hasil akhirnya nanti kita lihat, mungkin barang kali akan ada hasil," pungkasnya.
Seperti diketahui melalui resolusi, Parlemen Eropa menyerukan pelarangan impor minyak sawit tak ramah lingkungan dan dilarang digunakan dalam biofuel. Parlemen Eropa juga mendesak Uni Eropa (UE) harus memperkenalkan skema sertifikasi tunggal untuk kelapa sawit yang masuk ke pasar Uni Eropa, demi menanggulangi dampak dari produksi minyak sawit tak berkelanjutan alias tak ramah lingkungan, seperti deforestasi dan degradasi habitat, terutama di Asia Tenggara.
(akr)