KEK Tanjung Api-api Bikin Sumsel Makin Kompetitif
A
A
A
JAKARTA - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-api menurut putra daerah asli Sumatera Selatan (Sumsel), Tantowi Yahya akan semakin menjadikan Sumsel sebagai daerah yang kompetitif dari sisi investasi, perindustrian dan ekspor. Meski begitu dia menekankan bahwa hal tersebut harus seiring dengan dukungan dari pemerintah.
“Untuk Sumsel yang lagi menggenjot ekspor sumber daya alam seperti karet, sawit dan batu bara. Keberadaan pelabuhan laut yang berkapasitas besar, berstandar internasional dan mempunyai akses langsung ke laut lepas adalah sebuah keniscayaan,” kata Tantowi, Jumat (14/4/2017).
Selain itu, kata politisi Partai Golkar ini, pembangunan itu pun saat ini sudah didukung dengan komitmen oleh pemerintah pusat yang sangat fokus pada pembangunan infrastruktur dan pelabuhan. “Road map-nya sudah sama. Namun, tantangannya sekarang adalah dukungan dana yang bersumber dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) yang belum memadai,” jelasnya.
Oleh karena itu, dia berharap agar Pemerintah Daerah (Pemda) Sumsel dapat melakukan berbagai langkah kreatif dan inovatif dalam mengatasi tantangan tersebut. “Mereka harus lakukan promosi investasi dan pemberian berbagai insentif. Saya yakin Pak Gubernur sudah melakukan ini. Hanya perlu penekanan dan upaya terus menerus aja,” kata Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, ini.
Sebelumnya, pemerintah pusat beberapa waktu lalu telah menetapkan 11 wilayah KEK. Ke-11 wilayah itu adalah Arun Lhokseumawe (Aceh), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), dan Sorong (Papua Barat). Kemudian, Maloy Batuta Trans Kalimantan (Kalimantan Timur), Tanjung Lesung (Banten), dan Tanjung Api-api (Sumatera Selatan) Lalu, Sei Mangkei (Sumatera Utara), Palu (Sulawesi Tengah), Morotai (Maluku Utara), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), dan Bitung (Sulawesi Utara).
Namun, dari 11 wilayah KEK yang telah siap hanya segelintir saja yang sudah menunjukkan perkembangan berarti, satu di antaranya adalah KEK Tanjung Api-api. Sebagai informasi, KEK Tanjung Api-api semula diusulkan oleh gubernur Sumatera Selatan, dan telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No 51/2014 pada 30 Juni 2014.
“Untuk Sumsel yang lagi menggenjot ekspor sumber daya alam seperti karet, sawit dan batu bara. Keberadaan pelabuhan laut yang berkapasitas besar, berstandar internasional dan mempunyai akses langsung ke laut lepas adalah sebuah keniscayaan,” kata Tantowi, Jumat (14/4/2017).
Selain itu, kata politisi Partai Golkar ini, pembangunan itu pun saat ini sudah didukung dengan komitmen oleh pemerintah pusat yang sangat fokus pada pembangunan infrastruktur dan pelabuhan. “Road map-nya sudah sama. Namun, tantangannya sekarang adalah dukungan dana yang bersumber dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) yang belum memadai,” jelasnya.
Oleh karena itu, dia berharap agar Pemerintah Daerah (Pemda) Sumsel dapat melakukan berbagai langkah kreatif dan inovatif dalam mengatasi tantangan tersebut. “Mereka harus lakukan promosi investasi dan pemberian berbagai insentif. Saya yakin Pak Gubernur sudah melakukan ini. Hanya perlu penekanan dan upaya terus menerus aja,” kata Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, ini.
Sebelumnya, pemerintah pusat beberapa waktu lalu telah menetapkan 11 wilayah KEK. Ke-11 wilayah itu adalah Arun Lhokseumawe (Aceh), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), dan Sorong (Papua Barat). Kemudian, Maloy Batuta Trans Kalimantan (Kalimantan Timur), Tanjung Lesung (Banten), dan Tanjung Api-api (Sumatera Selatan) Lalu, Sei Mangkei (Sumatera Utara), Palu (Sulawesi Tengah), Morotai (Maluku Utara), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), dan Bitung (Sulawesi Utara).
Namun, dari 11 wilayah KEK yang telah siap hanya segelintir saja yang sudah menunjukkan perkembangan berarti, satu di antaranya adalah KEK Tanjung Api-api. Sebagai informasi, KEK Tanjung Api-api semula diusulkan oleh gubernur Sumatera Selatan, dan telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No 51/2014 pada 30 Juni 2014.
(akr)