Pembiayaan BSM Kuartal I/2017 Tumbuh 10%
Pembiayaan BSM Kuartal I/2017 Tumbuh 10%
A
A
A
CIREBON - Bank Syariah Mandiri (BSM) telah mencatatkan kinerja positif pada kuartal I/2017. Direktur Keuangan BSM Ade Cahyo Nugroho menyampaikan, laba bersih mengalami peningkatan sebesar 20% (yoy) dibanding kuartal I/2016.
Sementara, laba operasioanl tumbuh 60% dengan fee based income tumbuh 28% menjadi Rp256 miliar. "Kuartal I semua mengalami peningkatan, angkanya lebih baik dari tahun lalu," kata dia di Cirebon beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pembiayaan juga mengalami peningkatan 9%-10% yang terdiri dari Consumer banking tumbuh 13%, korporate banking naik 10%, dan mikro banking naik 12%. Adapun, aset BSM hingga kuartal I telah menyentuh angka Rp80 triliun.
Menurutnya, peningkatan aset tersebut ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp71 triliun. Pertumbuhan DPK berasal dari kontribuai CASA mencapai Rp35,5 triliun sedangkan deposito sebesar Rp35 triliun.
Dari sisi permodalan, Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami kenaikan tipis dari 14,01% akhir Desember 2016 menjadi 14,4% di kuartal I/2017. Dari sisi kualitas aktiva produktif, BSM mencatat perbaikan Non Performing Financing (NPF) sekitar 4,9%.
"NPF kita mengalami perbaikan dibanding akhir 2016. NPF akhir 4,92% sementara kuartal I/2017 sekitar 4,9%. Kinerja finansial kita semakin baik hingga kita punya pengelolaan kelonggaran bisa kelola NPF," terangnya.
Di samping itu, bank syariah dengan aset terbesar ini juga menganggarkan capital expenditure/capex pada tahun ini sebesar Rp400 miliar. Sekitar Rp200 miliar, dana capex tersebut untuk investasi digital banking.
Sementara itu, saat ini pengguna digital banking BSM baru sekitar 10% dari total nasabah BSM yang berjumlah sekitar 6 juta. "Artinya, baru ada sekitar 600 ribu yang menggunakan digital banking dari 6 juta nasabah," ungkap Cahyo.
Ke depan, BSM akan fokus meningkatkan penggunaan digital banking dengan banyak mengedukasi dan mensosialisasikan kepada nasabah.
Sementara, laba operasioanl tumbuh 60% dengan fee based income tumbuh 28% menjadi Rp256 miliar. "Kuartal I semua mengalami peningkatan, angkanya lebih baik dari tahun lalu," kata dia di Cirebon beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pembiayaan juga mengalami peningkatan 9%-10% yang terdiri dari Consumer banking tumbuh 13%, korporate banking naik 10%, dan mikro banking naik 12%. Adapun, aset BSM hingga kuartal I telah menyentuh angka Rp80 triliun.
Menurutnya, peningkatan aset tersebut ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp71 triliun. Pertumbuhan DPK berasal dari kontribuai CASA mencapai Rp35,5 triliun sedangkan deposito sebesar Rp35 triliun.
Dari sisi permodalan, Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami kenaikan tipis dari 14,01% akhir Desember 2016 menjadi 14,4% di kuartal I/2017. Dari sisi kualitas aktiva produktif, BSM mencatat perbaikan Non Performing Financing (NPF) sekitar 4,9%.
"NPF kita mengalami perbaikan dibanding akhir 2016. NPF akhir 4,92% sementara kuartal I/2017 sekitar 4,9%. Kinerja finansial kita semakin baik hingga kita punya pengelolaan kelonggaran bisa kelola NPF," terangnya.
Di samping itu, bank syariah dengan aset terbesar ini juga menganggarkan capital expenditure/capex pada tahun ini sebesar Rp400 miliar. Sekitar Rp200 miliar, dana capex tersebut untuk investasi digital banking.
Sementara itu, saat ini pengguna digital banking BSM baru sekitar 10% dari total nasabah BSM yang berjumlah sekitar 6 juta. "Artinya, baru ada sekitar 600 ribu yang menggunakan digital banking dari 6 juta nasabah," ungkap Cahyo.
Ke depan, BSM akan fokus meningkatkan penggunaan digital banking dengan banyak mengedukasi dan mensosialisasikan kepada nasabah.
(izz)
Explore More