Keyakinan Produsen Jepang Naik Tertinggi dalam Satu Dekade

Kamis, 20 April 2017 - 21:29 WIB
Keyakinan Produsen Jepang...
Keyakinan Produsen Jepang Naik Tertinggi dalam Satu Dekade
A A A
TOKYO - Keyakinan di antara produsen Jepang naik ke level tertinggi sejak krisis keuangan global, satu dekade lalu. Sementara,data perdagangan pada Maret menunjukkan pertumbuhan ekspor sebesar 12%, kenaikan terbesar dalam dua tahun terakhir.

(Baca Juga: Ekspor Jepang pada Maret Naik Berkat Suku Cadang dan Baja)

Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (20/4/2017), perekonomian Jepang telah menunjukkan lebih banyak tanda-tanda penguatan dalam beberapa bulan terakhir berkat peningkatan ekspor dan produksi pabrik.

Namun, konsumsi pribadi yang lemah dan kuat telah mendorong pertumbuhan. Hal ni tantangan yang dihadapi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam menarik ekonomi terbesar ketiga di dunia dalam dua dekade.

Jajak pendapat bulanan Reuters Tankan menunjukkan sentimen pada produsen naik untuk bulan ke delapan pada April yang tertinggi sejak 2007. Indeks sentimen untuk produsen naik satu poin menjadi 26 dalam polling 529 perusahaan besar dan menengah, yang dilakukan pada 4-17 April di mana terdapat 261 yang menanggapi.

"Meningkatnya sentimen meskipun jatuhnya dolar di bawah 110 yen selama periode survei menggarisbawahi bahwa kondisi yang mendasarinya kuat," kata Yutaka Miura, analis teknis senior di Mizuho Securities.

Tapi Miura mencatat bahwa kekuatan yen terhadap USD sebesar 3,5% selama sebulan terakhir, membuat produsen lebih berhati-hati maju karena ekspor menjadi kurang kompetitif.

Meskipun data perdagangan Jepang dengan Amerika Serikat (AS) menunjukkan surplus telah menyempit, kekhawatiran tentang janji Presiden Donald Trump untuk mengadopsi lebih banyak kebijakan proteksionis juga mendung pada prospek eksportir besar Jepang.

Survei Reuters menunjukkan indeks sentimen produsen terlihat tergelincir ke 20 pada Juli. "Ketidakpastian meningkat di luar negeri, dengan pasar negara berkembang dan ekonomi penghasil sumber daya sedang berkembang. Sementara proteksionisme semakin meningkat seperti yang terlihat dalam pemungutan suara Inggris untuk keluar dari Uni Eropa dan hasil pemilihan presiden AS," tulis seorang manajer pembuat mesin.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7200 seconds (0.1#10.140)