Gasifikasi Batu Bara, Industri Kecil Bisa Hemat BBM 60%
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, industri kecil dan menengah (IKM) bisa menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sebesar 60% dengan program gasifikasi batu bara (gasmin). Program tersebut adalah salah satu inovasi yang diluncurkan Kementerian ESDM dengan menggunakan alat pembuat gas batu bara bersih untuk IKM.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengungkapkan, program ini juga membantu daerah-daerah yang belum tersambung jaringan gas (jargas) atau daerah dimana industri kecilnya masih menggunakan kayu bakar sebagai sumber energinya. "Dengan adanya gasifikasi batu bara ini, lebih bersih batu baranya, bisa hemat sampai 60%. Untuk industri kecil, hemat 60% itu besar," katanya di Gedung Kementerian PANRB, Jakarta, Jumat (21/4/2017).
Ke depannya, Kementerian ESDM bahkan berencana menciptakan reaktor gas berbentuk cluster untuk penduduk-penduduk yang belum tersambung jargas. Untuk saat ini, kata mantan Menteri ESDM ini, pihaknya masih melakukan kajian mengenai nilai keekonomian dari alat tersebut. "Nanti kita kaji keekonomiannya, berapa biaya pembuatan, segi penghematannya," imbuh dia.
Kepala Balitbang Kementerian ESDM Sutijastoto menambahkan, gasifikasi batu bara tersebut juga merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Menurutnya, kualitas bahan bakar dengan gasifikasi batu bara tersebut tidak jauh berbeda dengan BBM.
"Gasifikasi itu apinya itu mirip dengan BBM, kalau batubara biasa beda. Untuk percontohankita sudah lakukan di Jogja. Wilayah yang tidak memiliki sumber daya, kalau batubara dibuat gas tidak perlu bangun jaringan," tandasnya.
Gasifikasi sendiri adalah proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas di mana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran. Selama proses gasifikasi reaksi kimia utama yang terjadi adalah endotermis (memerlukan panas dari luar selama proses berlangsung).
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengungkapkan, program ini juga membantu daerah-daerah yang belum tersambung jaringan gas (jargas) atau daerah dimana industri kecilnya masih menggunakan kayu bakar sebagai sumber energinya. "Dengan adanya gasifikasi batu bara ini, lebih bersih batu baranya, bisa hemat sampai 60%. Untuk industri kecil, hemat 60% itu besar," katanya di Gedung Kementerian PANRB, Jakarta, Jumat (21/4/2017).
Ke depannya, Kementerian ESDM bahkan berencana menciptakan reaktor gas berbentuk cluster untuk penduduk-penduduk yang belum tersambung jargas. Untuk saat ini, kata mantan Menteri ESDM ini, pihaknya masih melakukan kajian mengenai nilai keekonomian dari alat tersebut. "Nanti kita kaji keekonomiannya, berapa biaya pembuatan, segi penghematannya," imbuh dia.
Kepala Balitbang Kementerian ESDM Sutijastoto menambahkan, gasifikasi batu bara tersebut juga merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Menurutnya, kualitas bahan bakar dengan gasifikasi batu bara tersebut tidak jauh berbeda dengan BBM.
"Gasifikasi itu apinya itu mirip dengan BBM, kalau batubara biasa beda. Untuk percontohankita sudah lakukan di Jogja. Wilayah yang tidak memiliki sumber daya, kalau batubara dibuat gas tidak perlu bangun jaringan," tandasnya.
Gasifikasi sendiri adalah proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas di mana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran. Selama proses gasifikasi reaksi kimia utama yang terjadi adalah endotermis (memerlukan panas dari luar selama proses berlangsung).
(akr)