Ini Kronologi Penangkapan Kapal China Chuang Hong 68 di Tarempa

Jum'at, 21 April 2017 - 18:50 WIB
Ini Kronologi Penangkapan Kapal China Chuang Hong 68 di Tarempa
Ini Kronologi Penangkapan Kapal China Chuang Hong 68 di Tarempa
A A A
JAKARTA - Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman menjelaskan penangkapan kapal China Chuang Hong 68 di Tarempa (8352 GT) terjadi tanpa rencana. Kronologinya yakni di Tarempa, Kepulauan Riau, TNI AL mendapatkan informasi dari nelayan bahwa ada kapal besar yang mencurigakan.

Taufiq mengakui saat kejadian tidak ada kapal TNI AL yang sedang berpatroli di wilayah perairan tersebut. Maka saat itu, pukul 14.30 WIB (kemarin) hanya adalah nelayan di sana.

"Karena kami sedang konsentrasi di Selat Malaka dan di utara Malaka. Jadi tidak ada yang patroli ke sana," kata Taufiq di Jakarta, Jumat (21/4/2017).

Kemudian pihaknya mengerahkan kapal dari portal Jemaja yang tentunya bukan kapal perang melainkan hanya kapal patroli kecil untuk mengecek ke sana.

"Ini bukan kapal perang yang kami kerahkan. Ini hanya kapal patroli kecil dengan awak empat orang, itu jaraknya kurang lebih 40 mil dari pos," kata dia.

Itupun, lanjutnya, masih terhambat juga di perjalanan. Kapal buruan tersebut tidak sekali jalan karena sempat kehabisan bahan bakar, baru kemudian kapal tersebut bisa ditemukan.

"Kemudian personel kami yang empat orang itu naik, kemudian memeriksa. Kebetulan ada orang di kapal itu yang bisa bahasa Melayu, mereka mengaku sedang mengangkat kerangka kapal. Kejadiannya persis di perbatasan," tambahnya.

Kemudian, karena kapal tersebut besar dan personelnya terbatas. Dan saat itu mereka bilang bahwa nahkodanya sedang turun ke darat, maka ABK yang sebanyak 20 orang tersebut segera diamankan. ABK tersebut 16 dari China, tiga dari India dan satu dari Malaysia.

"Kami amankan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kami bawa ke Jemaja dan Tarempa. Jadi kapal itu masih jatuh jangkar," katanya. (Baca Juga: Menteri Susi: Kapal Asal China, Chuang Hong Masih dalam Pengejaran
Karena dirasa sudah tidak ada awak, kapal tersebut tidak mereka kawal dan diawasi oleh kapal kecil bukan oleh kapal besar TNI Angkatan Laut. Kapal yang mengawasi pun hanya kapal biasa milik nelayan. "Karena dengan anggapan tadi, krunya sudah kosong," lanjut Taufiq.

Kemudian pihaknya memerintahkan agar ada kapal besar yang ke sana. Namun ketika mereka ke sana, kapal tersebut sudah tidak ada.

"Jadi, memang kami tangkap, kami amankan orangnya dan mereka melaporkan tidak ada orang di sana, nahkoda sedang turun. Ya bisa ditarik kesimpulan kan, kalau kapal itu bergerak, ada kemungkinan masih ada awak di sana," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4687 seconds (0.1#10.140)