Pengusaha Antusias Ikuti Program Pendidikan Vokasi Industri
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah pelaku usaha dalam negeri menyambut antusias pelaksanaan program pendidikan vokasi yang diusung oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui konsep link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Keikutsertaan dalam program ini diharapkan mampu memudahkan untuk mendapatkan tenaga kerja yang terampil sesuai kebutuhan di era kompetisi saat ini.
"Antusias ini dibuktikan dari semangat pelaku industri yang terlibat pada program tahap kedua di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang mencapai 117 perusahaan dan 389 SMK atau meningkat dari program serupa yang telah diluncurkan sebelumnya di Jawa Timur, dengan 50 perusahaan dan 234 SMK," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Jumat (21/4/2017).
Menurutnya, sektor industri membutuhkan tenaga kerja yang kompeten, tidak hanya dari keilmuan tetapi lebih diutamakan penguasaan keterampilan dan attitude dalam bekerja. "Pada dasarnya ini adalah investasi industri terhadap sumber daya manusia (SDM). Jika pendidikan vokasi yang ada di Indonesia bisa menghasilkan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan industri, maka benefit tersebut akan kembali pada perusahaan,” paparnya.
Menperin menggambarkan, kondisi SMK secara nasional saat ini membutuhkan perhatian yang serius dari pemerintah. Guru bidang studi produktif saat ini hanya sekitar 22% dari jumlah guru yang ada. Belum lagi sarana dan prasarana pendidikan khususnya fasilitas praktikum di SMK yang kurang dari segi kuantitas maupun kualitas.
"Kondisi yang demikian membuat lulusan tidak memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja, dan berakibat pula pada semakin meningkatnya persentase lulusan SMK yang menganggur," tutur dia.
Menurut Airlangga, diperlukan langkah terobosan yang bukan business as usual agar SMK dapat menghasilkan calon tenaga kerja industri yang kompeten dan siap kerja sesuai dengan kebutuhan dunia industri. “Maka dibutuhkan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan sehingga revitalisasi SMK dapat dilakukan secara masif dan terstruktur,” ungkap Airlangga.
Bahkan, Kemenperin akan menyiapkan dana sekitar Rp500 juta untuk masing-masing SMK di Indonesia sebagai upaya memperbarui beberapa fasilitas pembelajaran yang dinilai sudah tertinggal dua generasi dibandingkan industri saat ini. "Ini sedang dibahas di Kementerian Keuangan, dananya dari APBN. Ditujukan untuk pembaruan teknologi peralatan," terangnya.
Sebagai bentuk komitmen mendukung program tersebut, telah dilakukan pemberian bantuan peralatan praktik kepada beberapa SMK dari beberapa perusahaan, antara lain PT Djarum, PT Astra Honda Motor (AHM), PT Astra Daihatsu Motor, PT Evercoss Technology Indonesia, PT Unggul Semesta, PT Yogya Presisi Teknikatama Industri, PT Terryham Proplas Indonesia, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), dan PT Sido Muncul.
Ketua Program Pendidikan Satu Hati AHM Ahmad Muhibbuddin mengapresiasi terhadap pengembangan SMK berbasis kompetensi yang dilakukan oleh Kemenperin sebagai kelanjutan dari implementasi Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 mengenai Revitalisasi SMK. “Kami ikut berkomitmen untuk memperkuat pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia melalui penerapan Kurikulum TSM Astra Honda di SMK yang tahun ini sudah memasuki tahun ketujuh,” ujarnya.
Ahmad meyakini, jika dikelola dengan baik maka SMK akan mampu melahirkan generasi muda terampil yang dibutuhkan industri. “Saat ini, implementasi KTSM Astra Honda sudah dijalankan di 647 SMK yang tersebar di 30 Provinsi di Indonesia,” imbuhnya.
Sebagai upaya mendorong kompetensi SMK binaannya, AHM juga mengembangkan konsep SMK sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang berwenang mengukur dan memvalidasi kompetensi siswa sebelum mereka memasuki dunia industri. Saat ini tercatat ada 56 SMK yang telah menjadi SMK TUK KTSM Astra Honda.
Sementara itu, dalam rangka pembinaan dan pengembangan SMK berbasis kompetensi yang link and match dengan industri, PT Semen Gresik menandatangani perjanjian kerja sama dengan enam SMK binaan yang ada di Rembang, Jawa Tengah.
Direktur Utama PT Semen Gresik, Sunardi Prionomurti mengatakan, kerja sama ini adalah bentuk komitmen PT Semen Indonesia dan seluruh anak usahanya. "Termasuk juga terhadap pengembangan pendidikan bagi warga sekitar lokasi pabrik atau perusahaan dalam rangka menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri," ungkap Sunardi.
"Antusias ini dibuktikan dari semangat pelaku industri yang terlibat pada program tahap kedua di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang mencapai 117 perusahaan dan 389 SMK atau meningkat dari program serupa yang telah diluncurkan sebelumnya di Jawa Timur, dengan 50 perusahaan dan 234 SMK," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Jumat (21/4/2017).
Menurutnya, sektor industri membutuhkan tenaga kerja yang kompeten, tidak hanya dari keilmuan tetapi lebih diutamakan penguasaan keterampilan dan attitude dalam bekerja. "Pada dasarnya ini adalah investasi industri terhadap sumber daya manusia (SDM). Jika pendidikan vokasi yang ada di Indonesia bisa menghasilkan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan industri, maka benefit tersebut akan kembali pada perusahaan,” paparnya.
Menperin menggambarkan, kondisi SMK secara nasional saat ini membutuhkan perhatian yang serius dari pemerintah. Guru bidang studi produktif saat ini hanya sekitar 22% dari jumlah guru yang ada. Belum lagi sarana dan prasarana pendidikan khususnya fasilitas praktikum di SMK yang kurang dari segi kuantitas maupun kualitas.
"Kondisi yang demikian membuat lulusan tidak memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja, dan berakibat pula pada semakin meningkatnya persentase lulusan SMK yang menganggur," tutur dia.
Menurut Airlangga, diperlukan langkah terobosan yang bukan business as usual agar SMK dapat menghasilkan calon tenaga kerja industri yang kompeten dan siap kerja sesuai dengan kebutuhan dunia industri. “Maka dibutuhkan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan sehingga revitalisasi SMK dapat dilakukan secara masif dan terstruktur,” ungkap Airlangga.
Bahkan, Kemenperin akan menyiapkan dana sekitar Rp500 juta untuk masing-masing SMK di Indonesia sebagai upaya memperbarui beberapa fasilitas pembelajaran yang dinilai sudah tertinggal dua generasi dibandingkan industri saat ini. "Ini sedang dibahas di Kementerian Keuangan, dananya dari APBN. Ditujukan untuk pembaruan teknologi peralatan," terangnya.
Sebagai bentuk komitmen mendukung program tersebut, telah dilakukan pemberian bantuan peralatan praktik kepada beberapa SMK dari beberapa perusahaan, antara lain PT Djarum, PT Astra Honda Motor (AHM), PT Astra Daihatsu Motor, PT Evercoss Technology Indonesia, PT Unggul Semesta, PT Yogya Presisi Teknikatama Industri, PT Terryham Proplas Indonesia, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), dan PT Sido Muncul.
Ketua Program Pendidikan Satu Hati AHM Ahmad Muhibbuddin mengapresiasi terhadap pengembangan SMK berbasis kompetensi yang dilakukan oleh Kemenperin sebagai kelanjutan dari implementasi Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 mengenai Revitalisasi SMK. “Kami ikut berkomitmen untuk memperkuat pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia melalui penerapan Kurikulum TSM Astra Honda di SMK yang tahun ini sudah memasuki tahun ketujuh,” ujarnya.
Ahmad meyakini, jika dikelola dengan baik maka SMK akan mampu melahirkan generasi muda terampil yang dibutuhkan industri. “Saat ini, implementasi KTSM Astra Honda sudah dijalankan di 647 SMK yang tersebar di 30 Provinsi di Indonesia,” imbuhnya.
Sebagai upaya mendorong kompetensi SMK binaannya, AHM juga mengembangkan konsep SMK sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang berwenang mengukur dan memvalidasi kompetensi siswa sebelum mereka memasuki dunia industri. Saat ini tercatat ada 56 SMK yang telah menjadi SMK TUK KTSM Astra Honda.
Sementara itu, dalam rangka pembinaan dan pengembangan SMK berbasis kompetensi yang link and match dengan industri, PT Semen Gresik menandatangani perjanjian kerja sama dengan enam SMK binaan yang ada di Rembang, Jawa Tengah.
Direktur Utama PT Semen Gresik, Sunardi Prionomurti mengatakan, kerja sama ini adalah bentuk komitmen PT Semen Indonesia dan seluruh anak usahanya. "Termasuk juga terhadap pengembangan pendidikan bagi warga sekitar lokasi pabrik atau perusahaan dalam rangka menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri," ungkap Sunardi.
(akr)