BNI Kembangkan Agen 46 di Kawasan Wisata Borobudur
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk siap mengembangkan branchless banking atau agen 46 di kawasan wisata Borobudur. Perseroan siapkan rencana menggandeng BUMDes setempat. Ekspansi agen 46 juga dilakukan dengan menambah layanan untuk menyalurkan kredit di kuartal dua tahun ini.
CEO BNI Kantor Wilayah Yogyakarta Arif Suwasono mengatakan peran agen 46 di kanwil Yogyakarta terus mencatatkan pertumbuhan kontribusi. Hal ini membuat kinerja agen 46 di kanwil Yogyakarta menjadi yang terbaik untuk seluruh wilayah kerja BNI.
“Berikutnya kami juga akan memberdayakan BUMDes sebagai agen laku pandai. Target jumlah agen untuk tahun ini di wilayah Yogyakarta dan sekitar dapat mencapai 4.000 agen. Kontribusi mereka untuk simpanan atau DPK cukup signifikan atau 10% dari total DPK kami di sini,” ujar Arif dalam rilis yang diterima SINDOnews, Senin (24/4/2017)
Dia mengatakan BNI Kanwil Yogyakarta baru diresmikan sejak Agustus 2016 sangat terbantu oleh kinerja para agen. Kanwil Yogyakarta memiliki wilayah kerja di Yogyakarta dan juga Jawa Tengah bagian selatan. Kini total Agen46 di wilayah Yogyakarta hingga Maret 2017 telah mencapai 3.816 sehingga diproyeksikan hingga akhir tahun dapat mencapai 4.000 agen.
Para agen telah menyumbang Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga Maret 2017 mencapai Rp14,8 miliar. Sehingga akhir tahun ini diharapkan porsinya mencapai 20% dari total DPK wilayah. Jumlah transaksi para agen yang tercatat terbagi untuk setoran sebanyak 164.708 transaksi. Sedangkan untuk transfer BNI sebesar 73.609 dan layanan Top Up pulsa sebanyak 38.591.
“Kami punya agen 46 di Kampoeng BNI Wisata Borobudur, di Desa Wanurejo, Magelang. Para agen disana berkontribusi cukup signifikan dalam melayani transaksi,” ujarnya.
Hingga Maret 2017, jumlah nilai DPK wilayah Yogyakarta telah mencapai Rp14,5 triliun dengan proyeksi akhir tahun mencapai Rp18 triliun. Nilai DPK tersebut menopang total penyaluran kredit yang telah mencapai Rp6,5 triliun di masyarakat. Total kredit di Yogyakarta diproyeksi hingga akhir tahun ini dapat mencapai Rp8,2 triliun.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan kinerja BNI di Yogyakarta juga akan semakin mantap apabila perekonomian masyarakat desa dapat diberdayakan. Salah satu caranya dengan menggenjot sektor pariwisata di kawasan candi Borobudur. Karena itu BNI mendukung program Kementerian BUMN untuk mendirikan Balai Ekonomi Desa (Balkondes).
“Infrastruktur yang kami bangun ini nantinya akan berdampak pada sektor pariwisata di pedesaan. Kedepannya fokus kami ialah memelihara dan mengisi Balkondes ini dengan beragam kegiatan sehingga menggerakkan kegiatan produktif masyarakat,” ujar Baiquni dalam kesempatan yang sama.
Balkondes Wanurejo yang dibangun BNI, mengusung tema desa kriya dan budaya memfasilitasi para pengrajin seni. Diantaranya seni kriya daur ulang sampah dan abu vulkanik. Hasil karya dari daur ulang ini dapat berbentuk souvenir gantungan kunci, hiasan pajangan, topeng, bros dan motif-motif berdasarkan kisah Candi Borobudur.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan Balkondes tersebut dapat mendukung masyarakat sehingga banyak aktivitas yang mendukung desa. Nantinya akan ada 20 desa dengan Balkondes dan home stay, lalu dibikin program dan jadwal sehingga turis bisa mengetahui apa saja kegiatan masing masing Balkondes.
Pembuatan homestay dan Balkondes (Balai Ekonomi Desa) menumbuhkan peluang usaha pariwisata dan bertujuan untuk memperpanjang length of stay wisatawan dengan adanya atraksi baru pada setiap desa. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
CEO BNI Kantor Wilayah Yogyakarta Arif Suwasono mengatakan peran agen 46 di kanwil Yogyakarta terus mencatatkan pertumbuhan kontribusi. Hal ini membuat kinerja agen 46 di kanwil Yogyakarta menjadi yang terbaik untuk seluruh wilayah kerja BNI.
“Berikutnya kami juga akan memberdayakan BUMDes sebagai agen laku pandai. Target jumlah agen untuk tahun ini di wilayah Yogyakarta dan sekitar dapat mencapai 4.000 agen. Kontribusi mereka untuk simpanan atau DPK cukup signifikan atau 10% dari total DPK kami di sini,” ujar Arif dalam rilis yang diterima SINDOnews, Senin (24/4/2017)
Dia mengatakan BNI Kanwil Yogyakarta baru diresmikan sejak Agustus 2016 sangat terbantu oleh kinerja para agen. Kanwil Yogyakarta memiliki wilayah kerja di Yogyakarta dan juga Jawa Tengah bagian selatan. Kini total Agen46 di wilayah Yogyakarta hingga Maret 2017 telah mencapai 3.816 sehingga diproyeksikan hingga akhir tahun dapat mencapai 4.000 agen.
Para agen telah menyumbang Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga Maret 2017 mencapai Rp14,8 miliar. Sehingga akhir tahun ini diharapkan porsinya mencapai 20% dari total DPK wilayah. Jumlah transaksi para agen yang tercatat terbagi untuk setoran sebanyak 164.708 transaksi. Sedangkan untuk transfer BNI sebesar 73.609 dan layanan Top Up pulsa sebanyak 38.591.
“Kami punya agen 46 di Kampoeng BNI Wisata Borobudur, di Desa Wanurejo, Magelang. Para agen disana berkontribusi cukup signifikan dalam melayani transaksi,” ujarnya.
Hingga Maret 2017, jumlah nilai DPK wilayah Yogyakarta telah mencapai Rp14,5 triliun dengan proyeksi akhir tahun mencapai Rp18 triliun. Nilai DPK tersebut menopang total penyaluran kredit yang telah mencapai Rp6,5 triliun di masyarakat. Total kredit di Yogyakarta diproyeksi hingga akhir tahun ini dapat mencapai Rp8,2 triliun.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan kinerja BNI di Yogyakarta juga akan semakin mantap apabila perekonomian masyarakat desa dapat diberdayakan. Salah satu caranya dengan menggenjot sektor pariwisata di kawasan candi Borobudur. Karena itu BNI mendukung program Kementerian BUMN untuk mendirikan Balai Ekonomi Desa (Balkondes).
“Infrastruktur yang kami bangun ini nantinya akan berdampak pada sektor pariwisata di pedesaan. Kedepannya fokus kami ialah memelihara dan mengisi Balkondes ini dengan beragam kegiatan sehingga menggerakkan kegiatan produktif masyarakat,” ujar Baiquni dalam kesempatan yang sama.
Balkondes Wanurejo yang dibangun BNI, mengusung tema desa kriya dan budaya memfasilitasi para pengrajin seni. Diantaranya seni kriya daur ulang sampah dan abu vulkanik. Hasil karya dari daur ulang ini dapat berbentuk souvenir gantungan kunci, hiasan pajangan, topeng, bros dan motif-motif berdasarkan kisah Candi Borobudur.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan Balkondes tersebut dapat mendukung masyarakat sehingga banyak aktivitas yang mendukung desa. Nantinya akan ada 20 desa dengan Balkondes dan home stay, lalu dibikin program dan jadwal sehingga turis bisa mengetahui apa saja kegiatan masing masing Balkondes.
Pembuatan homestay dan Balkondes (Balai Ekonomi Desa) menumbuhkan peluang usaha pariwisata dan bertujuan untuk memperpanjang length of stay wisatawan dengan adanya atraksi baru pada setiap desa. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
(ven)