Rupiah Sesi Pagi Ambruk Saat USD Berdiri Kokoh

Kamis, 04 Mei 2017 - 10:31 WIB
Rupiah Sesi Pagi Ambruk...
Rupiah Sesi Pagi Ambruk Saat USD Berdiri Kokoh
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka kembali terpuruk, setelah kemarin sempat melesat hingga menyentuh level Rp13.297/USD. Ambruknya mata uang Garuda terjadi saat USD berdiri kokoh pada sesi pembukaan setelah Fed masih membuka peluang menaikkan suku bunga acuan bulan depan.

Menurut data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah dibuka merosot menjadi Rp13.330/USD. Posisi ini memburuk dari kemarin yang berada di level Rp13.297/USD.

Posisi rupiah menurut data Bloomberg di awal perdagangan hari ini juga tertekan ke level Rp13.318/USD, atau tidak lebih baik dari posisi sebelumnya Rp13.308/USD. Rupiah sendiri bergerak pada kisaran level Rp13.318-Rp13.336/USD.

Raihan negatif juga terlihat pagi ini menurut Yahoo Finance, saat rupiah menyusut pada posisi Rp13.303/USD atau berkurang dari posisi sebelumnya Rp13.305/USD. Pergerakan harian rupiah pada hari ini Rp13.301-Rp13.328/USD.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (4/5/2017) USD menguat ke posisi tertinggi dalam enam pekan melawan yen, setelah Federal Reserve mengomentari pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang lemah. Fed yang terus menjaga suku bunga acuan pada pertemuan dua hari, kemarin menekankan kekuatan sektor ketenagakerjaan berada dalam jalur untuk menaikkan suku bunga.

Bank Sentral AS mengatakan pengeluaran konsumen terus terlihat solid, investasi bisnis membaik dan inflasi mendekati target. Tercatat USD naik sebesar 0,1% menjadi 112.84 terhadap yen Jepang. Sedangkan Greenback menyentuh level 112.86 dalam perdagangan Asia, untuk menjadi posisi tertinggi dalam lebih dari enam pekan.

Euro meningkat tipis 0,1% menjadi 1.0892 terhadap USD, ketika sebelumnya merosot 0,4% ketika kemarin USD menguat terhadap beberapa mata uang seperti Swiss franc, sterling dan dolar Kanada.

Meski begitu ketidakpastian masih membayangi apakah ekonomi benar-benar dalam kondisi baik untuk membuat The Fed berada dalam jalur untuk menaikkan suku bunga acuan alias Fed rate dua kali tahun ini. Sementara investor masih menanti laporan bulanan US non-farm payrolls untuk menjadi sinyal lebih kuat bagi The Fed.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0690 seconds (0.1#10.140)