Pendapatan Garuda Metalindo Naik 2,5% Jadi Rp222 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) mencatat pendapatan bersih naik 2,5% menjadi Rp222 miliar sepanjang kuartal pertama 2017 dibanding kuartal pertama 2016. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan penjualan kepada komponen maker, roda empat serta peningkatan penjualan ekspor sebesar 20,9%.
Perusahaan juga mencatat pertumbuhan total aset sebesar 5% pada kuartal pertama 2017 menjadi Rp977,7 miliar dari Rp930,9 miliar pada kuartal pertama 2016. Sementara, total utang naik 47,1% menjadi Rp194,9 miliar karena utang pembayaran dividen yang akan dibayarkan pada 26 April 2017.
Ke depannya, perusahaan berencana investasi di PT Mega Pratama Ferindo (MPF). MPF adalah perusahaan yang bergerak di jasa steel wire and bar drawing services.
MPF telah berdiri sejak 1995 dan dimiliki PT Garuda Multi Investama. Pada 2016, JFE Shoji Trade Corporation, anak perusahaan dari JFE Steel Japan, melakukan investasi saham di dalam PT Mega Pratama Ferindo sebagai bentuk komitmen kerjasama JFE.
"Pada saat ini, JFE Shoji Trade Corporation memiliki 10% saham di MPF," ujar Direktur Utama Garuda Metalindo Ervin Wijaya di Jakarta, Senin (8/5/2017).
Investasi JFE Shoji di MPF ini sejalan dengan rencana JFE Shoji untuk melakukan penetrasi pasar di Indonesia. Saat ini, banyak manufaktur suku cadang automotif dari negara asing yang membangun basis produksi mereka di Indonesia, sehingga permintaan cold drawn wire tentu akan meningkat di masa depan.
"JFE Shoji memang telah bertujuan untuk memperluas bisnis wire rods untuk pelanggan Jepang yang telah mendirikan basis mereka di Indonesia. Investasi ini tidak hanya memungkinkan JFE Shoji untuk memasok wire rods yang diproduksi JFE Steel untuk MPF, namun juga untuk membangun keseluruhan supply chain untuk cold drawn wire di lndonesia dan juga pasar ekspor," tutur dia.
Melalui investasi ini, lanjut Ervin, JFE Shoji akan meningkatkan kemampuan dan fungsinya untuk mengkontribusi kepada pelanggan, terutama untuk perusahaan mobil Jepang di Indonesia.
Untuk mengambil alih MPF, perusahaan telah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli, di mana Garuda Metalindo akan memiliki kepemilikan 69,75% di Mega Pratama Ferindo setelah proses pengambil alihan selesai.
Melalui akuisisi ini, Garuda Metalindo mendapatkan keuntungan dan sinergi bisnis di mana Mega Pratama Ferindo akan berperan langsung dalam memastikan ketersediaan bahan baku yang berkualitas dan berkesinambungan bagi Garuda Metalindo.
"Nilai akuisisi Rp279 miliar. Bersumber dari capex (capital expenditure) tahun ini yang sebesar Rp350 miliar, sumber capex dari perbankan Rp200 miliar dan sisanya kas internal," pungkas Ervin.
Perusahaan juga mencatat pertumbuhan total aset sebesar 5% pada kuartal pertama 2017 menjadi Rp977,7 miliar dari Rp930,9 miliar pada kuartal pertama 2016. Sementara, total utang naik 47,1% menjadi Rp194,9 miliar karena utang pembayaran dividen yang akan dibayarkan pada 26 April 2017.
Ke depannya, perusahaan berencana investasi di PT Mega Pratama Ferindo (MPF). MPF adalah perusahaan yang bergerak di jasa steel wire and bar drawing services.
MPF telah berdiri sejak 1995 dan dimiliki PT Garuda Multi Investama. Pada 2016, JFE Shoji Trade Corporation, anak perusahaan dari JFE Steel Japan, melakukan investasi saham di dalam PT Mega Pratama Ferindo sebagai bentuk komitmen kerjasama JFE.
"Pada saat ini, JFE Shoji Trade Corporation memiliki 10% saham di MPF," ujar Direktur Utama Garuda Metalindo Ervin Wijaya di Jakarta, Senin (8/5/2017).
Investasi JFE Shoji di MPF ini sejalan dengan rencana JFE Shoji untuk melakukan penetrasi pasar di Indonesia. Saat ini, banyak manufaktur suku cadang automotif dari negara asing yang membangun basis produksi mereka di Indonesia, sehingga permintaan cold drawn wire tentu akan meningkat di masa depan.
"JFE Shoji memang telah bertujuan untuk memperluas bisnis wire rods untuk pelanggan Jepang yang telah mendirikan basis mereka di Indonesia. Investasi ini tidak hanya memungkinkan JFE Shoji untuk memasok wire rods yang diproduksi JFE Steel untuk MPF, namun juga untuk membangun keseluruhan supply chain untuk cold drawn wire di lndonesia dan juga pasar ekspor," tutur dia.
Melalui investasi ini, lanjut Ervin, JFE Shoji akan meningkatkan kemampuan dan fungsinya untuk mengkontribusi kepada pelanggan, terutama untuk perusahaan mobil Jepang di Indonesia.
Untuk mengambil alih MPF, perusahaan telah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli, di mana Garuda Metalindo akan memiliki kepemilikan 69,75% di Mega Pratama Ferindo setelah proses pengambil alihan selesai.
Melalui akuisisi ini, Garuda Metalindo mendapatkan keuntungan dan sinergi bisnis di mana Mega Pratama Ferindo akan berperan langsung dalam memastikan ketersediaan bahan baku yang berkualitas dan berkesinambungan bagi Garuda Metalindo.
"Nilai akuisisi Rp279 miliar. Bersumber dari capex (capital expenditure) tahun ini yang sebesar Rp350 miliar, sumber capex dari perbankan Rp200 miliar dan sisanya kas internal," pungkas Ervin.
(akr)