Indonesia Target Produksi Empat Juta Ton Nikel pada 2020

Kamis, 11 Mei 2017 - 15:34 WIB
Indonesia Target Produksi Empat Juta Ton Nikel pada 2020
Indonesia Target Produksi Empat Juta Ton Nikel pada 2020
A A A
JAKARTA - Indonesia menargetkan mampu memproduksi nikel mencapai empat juta ton pada tahun 2020 atau berkontribusi sebesar 10% untuk memenuhi kebutuhan dunia sebanyak 40 juta ton per tahun. Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan menyakini hal itu mampu diwujudkan.

“Kami optimistis karena Indonesia memiliki 32 titik proyek pemurnian dan pengolahan nikel yang tersebar di beberapa kawasan industri, antara lain di Konawe, Kolaka, Pulau Obi, Halmahera dan Morowali,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (11/5/2017).

Saat ini, dia menambahkan pemasok terbanyak nikel untuk kebtuhan dunia adalah China yang juga sebagai pengimpor ore maupun bahan setengah jadi dari negara lain, termasuk Indonesia. Di kawasan Indonesia Timur, menurut Putu, tengah difokuskan pengembangan industri berbasis smelter khususnya berbasis bijih nikel dan stainless steel.

Salah satunya, Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah. Kawasan ini terang dia memiliki lahan seluas 2.000 hektar yang ditargetkan akan menarik investasi sebesar USD6 miliar atau setara Rp78 triliun, serta menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 20 ribu orang dan tidak langsung sekitar 80 ribu orang.

Dia menambahkan kemudian, Kawasan Industri Bantaeng memiliki luas 3.000 hektare yang diperkirakan akan menarik investasi sebesar USD5 miliar atau setara Rp55 triliun, dengan Harbour Group bertindak sebagai investor. Sementara, untuk Kawasan Industri Konawe, diprediksi akan menarik investasi sebanyak Rp28 triliun.

Bertindak sebagai anchor industry di kawasan ini adalah Virtue Dragon Nickel Industry, dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 18 ribu orang. “Berkembangnya industri smelter di dalam negeri, selain mampu mendorong perekonomian nasional, diharapkan juga dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar,” kata Putu.

Untuk itu, diperlukan kemitraan strategis di antara pemangku kepentingan guna membawa kemajuan bersama. “Interaksi ini mulai dari para pelaku industri, tenaga kerja hingga pemerintah,” pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5323 seconds (0.1#10.140)