Rupiah Perkasa 15 Poin, USD Melemah Menunggu Rilis Data Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan akhir pekan ini terpantau menguat. Rupiah di indeks Bloomberg, Jumat (12/5/2017) dibuka naik 11 poin atau 0,08% ke Rp13.335 per USD, dari sebelumnya di posisi Rp13.346 per USD.
Bahkan pada pukul 10.00 WIB, laju rupiah semakin berlari 13 poin atau 0,10% ke posisi Rp13.333 per USD.
Hal sama juga terjadi di data Yahoo Finance, Jumat ini, dimana mata uang NKRI berotot 13 poin atau 0,09% ke posisi Rp13.340 per USD, dimana sebelumnya berakhir di level Rp13.353 per USD.
Data SINDOnews yang bersumber dari Limas, hari ini rupiah dibuka di level Rp13.337 per USD.Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada Jumat (12/5) dipatok di Rp13.340, terapresiasi 15 poin dari posisi Rabu (10/5) di level Rp13.355 per USD.
Rupiah akhir pekan ini mengambil keuntungan atas melemahnya dolar terhadap sekeranjang mata uang utama. Mengutip dari CNBC, USD melemah ke level 99,617 DXY. Jatuhnya USD akibat data ekonomi AS yang rendah seperti saham-saham ritel dan kondisi politik, imbas dipecatnya Direktur FBI James Comey oleh Presiden AS Donald Trump.
Alhasil dolar melemah terhadap yen di 113,85, dari posisi dua hari lalu di level 114,38 yen. Meski demikian, dolar masih perkasa 0,9% terhadap yen sepanjang pekan ini.
Adapun euro sedikit berubah menjadi USD1,0864 EUR, setelah awal pekan sempat berada di posisi tertinggi USD1,1024 EUR, usai kemenangan politikus liberal Emmanuel Macron dalam Pilpres Prancis.
Sedangkan sterling bertahan stabil di USD1,2885 GBP, setelah sempat ke level terendah di USD1,2849 GBP pada Kamis lalu.
Mengutip Reuters, Kepala Strategi Mata Uang di Mizuho Securities Tokyo Masafumi Yamamoto mengatakan dolar kemungkinan akan menguat seiring, pertumbuhan ekonomi AS di kuartal kedua yang diperkirakan menunjukkan perbaikan dibanding kuartal pertama. Fokusnya sekatang adalah soal indikator ekonomi AS, seperti data penjualan ritel dan indeks harga konsumen yang akan dirilis Jumat waktu AS.
Bahkan pada pukul 10.00 WIB, laju rupiah semakin berlari 13 poin atau 0,10% ke posisi Rp13.333 per USD.
Hal sama juga terjadi di data Yahoo Finance, Jumat ini, dimana mata uang NKRI berotot 13 poin atau 0,09% ke posisi Rp13.340 per USD, dimana sebelumnya berakhir di level Rp13.353 per USD.
Data SINDOnews yang bersumber dari Limas, hari ini rupiah dibuka di level Rp13.337 per USD.Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada Jumat (12/5) dipatok di Rp13.340, terapresiasi 15 poin dari posisi Rabu (10/5) di level Rp13.355 per USD.
Rupiah akhir pekan ini mengambil keuntungan atas melemahnya dolar terhadap sekeranjang mata uang utama. Mengutip dari CNBC, USD melemah ke level 99,617 DXY. Jatuhnya USD akibat data ekonomi AS yang rendah seperti saham-saham ritel dan kondisi politik, imbas dipecatnya Direktur FBI James Comey oleh Presiden AS Donald Trump.
Alhasil dolar melemah terhadap yen di 113,85, dari posisi dua hari lalu di level 114,38 yen. Meski demikian, dolar masih perkasa 0,9% terhadap yen sepanjang pekan ini.
Adapun euro sedikit berubah menjadi USD1,0864 EUR, setelah awal pekan sempat berada di posisi tertinggi USD1,1024 EUR, usai kemenangan politikus liberal Emmanuel Macron dalam Pilpres Prancis.
Sedangkan sterling bertahan stabil di USD1,2885 GBP, setelah sempat ke level terendah di USD1,2849 GBP pada Kamis lalu.
Mengutip Reuters, Kepala Strategi Mata Uang di Mizuho Securities Tokyo Masafumi Yamamoto mengatakan dolar kemungkinan akan menguat seiring, pertumbuhan ekonomi AS di kuartal kedua yang diperkirakan menunjukkan perbaikan dibanding kuartal pertama. Fokusnya sekatang adalah soal indikator ekonomi AS, seperti data penjualan ritel dan indeks harga konsumen yang akan dirilis Jumat waktu AS.
(ven)