China Investasikan USD124 Miliar Bangun Jalur Sutera Modern

Senin, 15 Mei 2017 - 09:57 WIB
China Investasikan USD124 Miliar Bangun Jalur Sutera Modern
China Investasikan USD124 Miliar Bangun Jalur Sutera Modern
A A A
BEIJING - Pemerintah China akan menginvestasikan puluhan miliar dolar sebagai bagian dari rencana ekonomi yang ambisius untuk membangun kembali jalur sutera modern yang termasuk pelabuhan, jalan dan jaringan rel kereta api. Presiden China Xi Jinping telah menjanjikan dana sebesar USD124 miliar untuk skema Belt and Road Initiative atau yang dikenal secara harfiah berarti 'Inisiatif Sabuk dan Jalan'.

Visi mewujudkan jalur sutera modern merupakan upaya untuk mendongkrak nilai perdagangan China. Seperti dilansir BBC, Senin (15/5/2017) rencana ini juga bertujuan memperluas hubungan perdagangan antara Asia, Afrika, Eropa dan sebagainya sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2013, lalu. "Perdagangan adalah mesin penting membangun ekonomi," ucap Xi Jinping di KTT para pemimpin dunia di Beijing.

Bagian dari dorongan pendanaan yang besar, berupaya memperkuat hubungan China dengan mitra dagang, termasuk kucuran bantuan mencapai sebesar USD9 miliar kepada negera-negara berkembang serta lembaga-lembaga internasional yang membentuk bagian dari proyek 'Sabuk dan Jalan'. Dalam pidatonya, Xi Jinping menerangkan kepada diplomat Barat bahwa rencana yang digambarkan sebagai jalur sutera modern ini tidak hanya upaya promosi pengaruh China secara global.

"Dalam memajukan Belt and Road, kita tidak akan kembali menerapkan jalur lama antara lawan. Sebaliknya kita akan menciptakan sebuah model baru kerja sama dan saling menguntungkan. Kita harus membangun platform yang terbuka dalam kerja sama serta tumbuh membuka ekonomi dunia," sambungnya.

Ekonom menilai ide China yang menekankan semua orang akan mendapatkan keuntungan bersama, disambut baik banyak pihak. Ini adalah visi yang ditawarkan Xi Jinping dalam membangun 'Inisiatif Sabuk dan Jalan' untuk memperkuat perdagangan dan kesejahteraan melalui infrastruktur yang dibangun. Presiden Rusia Putin dan Presiden Turki Erdogan adalah mereka yang berada di barisan depan untuk menyambut pemimpin China yang berbicara tentang harmonisasi perdagangan.

Sementara tetangga mereka Jepang dan China justru sedikit menjauh, lantaran curiga bahwa agenda pembangunan China adalah tawaran untuk aset-aset strategis dan ambisi geopolitik. Beberapa ekonom ekonom memperingatkan tentang kelangsungan dari proyek-proyek tersebut seiring ketidakstabilan politik dan tata pemerintahan yang buruk.

Di sisi lain Indonesia terbuka bagi kerja sama dengan pihak luar, termasuk dalam konteks inisiatif belt and road. Diterangkan inisiatif itu penting untuk mendukung Indonesia dalam mengimplementasi program pembangunan infrastruktur serta konektivitas nasional. Jalur sutera modern adalah serangkaian jalur darat dari China ke Eropa melalui Asia Tengah dan Timur Tengah.

Adapun 'jalan' adalah rute laut yang menghubungkan laut bagian selatan Cina ke perairan di sebelah timur Afrika dan Mediterania. Untuk tahun ini saja, Cina berencana membangun jalur pipa dan pelabuhan di Pakistan, beberapa jembatan di Bangladesh, dan rangkaian rel kereta di Rusia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6947 seconds (0.1#10.140)