Chevron Kaji Ulang Proyek IDD agar Lebih Ekonomis

Selasa, 16 Mei 2017 - 15:55 WIB
Chevron Kaji Ulang Proyek...
Chevron Kaji Ulang Proyek IDD agar Lebih Ekonomis
A A A
JAKARTA - PT Chevron Pacific Indonesia saat ini tengah mengkaji ulang proyek laut dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD) Lapangan Gendalo dan Lapangan Gehem di Selat Makassar agar lebih ekonomis. Pasalnya, dengan kondisi harga minyak dunia sekarang ada potensi proyek tersebut lebih efisien.

Senior Vice President Policy, Government, and Public Affairs Chevron Yanto Sianipar mengaku masih belum mengetahui waktu penyelesaian studi tersebut. Hanya saja, dia memberikan catatan bahwa modal yang akan dikeluarkan Chevron akan disesuaikan dengan harga minyak saat ini.

"Sedang dalam proses (IDD di Selat Makassar). Karena ada opportunity baru untuk buat proyek itu ekonomis dengan kondisi harga minyak sekarang, dan perubahan informasi yang kita punya. Sehingga, proyek tersebut dalam waktu dekat bisa selesai studinya. Studinya sedang dalam proses," katanya di Kantor Chevron, Jakarta, Selasa (16/5/2017).

Selain dari sisi harga minyak dunia, kata dia, pihaknya juga akan mempertimbangkan pemanfaatan teknologi agar proyek tersebut bisa lebih efisien. Setelah studi tersebut kelar, Chevron akan langsung mengajukan revisi rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) dari proyek tersebut.

"IDD tergantung hasil studi. Mengenai perpanjangan kontrak, capital, produksi, desain engineering itu akan dipastikan setelah studinya selesai. Tidak bisa refer ke studi yang dulu karena kita lakukan revisi. Tidak bisa ikut studi yang 2008. Dari studi baru kita akan melakukan revisi PoD," tutur dia.

Sekadar informasi, proyek IDD untuk Lapangan Gendalo dan Gehem di Selat Makassar sejatinya telah mengantongi persetujuan PoD dari BP Migas pada 2008. Namun, setelah tahap Front End Engineering Design (FEED) pada 2013, biaya yang dibutuhkan meningkat dua kali lipat dari USD6,9 miliar menjadi USD12 miliar sehingga Chevron perlu merevisi PoD.

Dalam proses tersebut, Chevron dua kali menyampaikan revisi IDD. Namun, pemerintah selalu menolaknya dengan alasan ketidaklengkapan administrasi. Selain itu, Chevron juga meminta insentif yang tidak tercantum dalam kontrak, yakni hak meminta ganti rugi kepada pemerintah (credit investment) sebesar 240%.

Ketika berproduksi, Lapangan Gehem akan menghasilkan gas 420 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan 25 ribu barel per hari (bph) untuk kondensat. Sementara Lapangan Gendalo akan menghasilkan gas 700 mmsfd dan 25 ribu bph kondensat.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0871 seconds (0.1#10.140)