IHSG Dibuka Memerah Iringi Bursa Saham Asia
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini tidak mampu dibuka di zona hijau seiring dengan bursa saham Asia yang dibuka melemah. Bursa saham Tanah Air pagi ini ambruk 4,23 poin setara dengan 0,07% ke level 5.744,01.
Sebelumnya pada perdagangan kemarin, IHSG bertambah 5,79 poin setara 0,10% ke level 5.748,23 pada saat bursa saham Asia ditutup melemah.
Sektor saham dalam negeri di awal perdagangan variatif dengan sektor konsumer menjadi penguatan tertinggi sebesar 0,38% dan sektor yang melemah terdalam adalah keuangan yang turun 0,74%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp575 miliar dengan 649 juta saham diperdagangkan pada sesi pagi dan transaksi bersih asing minus Rp14,08 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp377,97 miliar dan aksi beli asing mencapai Rp363,89 miliar. Tercatat 75 saham naik, 128 turun dan 49 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp700 menjadi Rp75.000, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) naik Rp150 menjadi Rp14.950, dan PT Indofoof Sukses Makmur Tbk (INDF) naik Rp50 menjadi Rp8.925.
Sementara, beberapa saham yang melemah di antaranya PT Unggul Indah Sahaya Tbk (UNIC) turun Rp900 menjadi Rp4.500, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) turun Rp70 menjadi Rp2.260, dan PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) melemah Rp70 menjadi Rp1.220.
Seperti dilansir CNBC, Selasa (6/6/2017) bursa saham Asia dibuka berada di zona merah setelah Wall Street pada penutupan kemarin ditutup melemah. Di mana, Indeks acuan Jepang, Nikkei N225 diperdagangkan melemah 0,3% dan Shanghai turun 0,54 poin setara 0,02% ke level 3.091,12.
Di Australia, Indeks S&P/ASX 200 turun 0,6% didorong oleh penurunan luas di sektor utilitas, keuangan dan energi. Saham perbankan dan sumber daya utama diperdagangkan dalam keadaan melemah. Sementara di Korea Selatan, Indeks sahamnya ditutup untuk Memorial Day.
Kinerja rendah di pasar semalam bisa jadi karena investor menunggu berita lebih besar dalam sepekan. "Ini adalah sesi semalam yang sepi menjelang apa yang terjadi pada Kamis yang penuh badai, dengan pemilihan Bank Sentral Eropa, Inggris Raya dan (James) Comey semua terjadi pada hari yang sama," kata Strategis Mata Uang National Australia Bank Rodrigo Catril.
Sebelumnya pada perdagangan kemarin, IHSG bertambah 5,79 poin setara 0,10% ke level 5.748,23 pada saat bursa saham Asia ditutup melemah.
Sektor saham dalam negeri di awal perdagangan variatif dengan sektor konsumer menjadi penguatan tertinggi sebesar 0,38% dan sektor yang melemah terdalam adalah keuangan yang turun 0,74%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp575 miliar dengan 649 juta saham diperdagangkan pada sesi pagi dan transaksi bersih asing minus Rp14,08 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp377,97 miliar dan aksi beli asing mencapai Rp363,89 miliar. Tercatat 75 saham naik, 128 turun dan 49 stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp700 menjadi Rp75.000, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) naik Rp150 menjadi Rp14.950, dan PT Indofoof Sukses Makmur Tbk (INDF) naik Rp50 menjadi Rp8.925.
Sementara, beberapa saham yang melemah di antaranya PT Unggul Indah Sahaya Tbk (UNIC) turun Rp900 menjadi Rp4.500, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) turun Rp70 menjadi Rp2.260, dan PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) melemah Rp70 menjadi Rp1.220.
Seperti dilansir CNBC, Selasa (6/6/2017) bursa saham Asia dibuka berada di zona merah setelah Wall Street pada penutupan kemarin ditutup melemah. Di mana, Indeks acuan Jepang, Nikkei N225 diperdagangkan melemah 0,3% dan Shanghai turun 0,54 poin setara 0,02% ke level 3.091,12.
Di Australia, Indeks S&P/ASX 200 turun 0,6% didorong oleh penurunan luas di sektor utilitas, keuangan dan energi. Saham perbankan dan sumber daya utama diperdagangkan dalam keadaan melemah. Sementara di Korea Selatan, Indeks sahamnya ditutup untuk Memorial Day.
Kinerja rendah di pasar semalam bisa jadi karena investor menunggu berita lebih besar dalam sepekan. "Ini adalah sesi semalam yang sepi menjelang apa yang terjadi pada Kamis yang penuh badai, dengan pemilihan Bank Sentral Eropa, Inggris Raya dan (James) Comey semua terjadi pada hari yang sama," kata Strategis Mata Uang National Australia Bank Rodrigo Catril.
(izz)