90% Swasta Sudah Gunakan Jasa Perusahaan Pengendalian Hama

Kamis, 08 Juni 2017 - 17:35 WIB
90% Swasta Sudah Gunakan Jasa Perusahaan Pengendalian Hama
90% Swasta Sudah Gunakan Jasa Perusahaan Pengendalian Hama
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI), Boyke Arie Pahlevi mengatakan perkembangan industri pengendalian hama di Indonesia saat ini sudah cukup baik. Hal ini berkat dukungan regulasi di setiap sektor industri terkait sanitasi dan kesehatan lingkungan yang mengharuskan sektor swasta melakukan pengendalian terhadap hama.

“Untuk swasta sudah 90% menggunakan jasa kami. Saat ini industri pengendalian hama di Indonesia sudah menggunakan konsep Integrated Pest Managment (IPM), menggunakan pendekatan sanitasi dan kesehatan lingkungan yang baik, dimana penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir,” jelas Boyke di Menara Kadin, Kamis (8/6/2017).

Dia pun memaparkan industri-industri apa saja yang harus memperhatikan pengendalian hama di sektor usahanya. Boyke menyebutkan ada 19 sektor industri, diantaranya industri makanan dan minuman terkait persyaratan HACCP & GMP, Industri Pakan Ternak terkait GMP, dan industri Pertambangam terkait Health Safety Environment (HSE).

Kemudian industri minyak dan gas terkait Health Safety Environment (HSE), industri tembakau terkait GMP, industri rumah sakit terkait pengelolaan sanitasi, industri perhotelan terkait housekeeping dan industri property, building managment terkait kesehatan bangunan gedung (pest control).

Pengendalian hama juga harus diterapkan diantaranya pada industri pulp and paper, tepung terigu, pupuk, kakao, semen, rokok, farmasi, dan tak terkecuali bagi industri penerbangan, perkebunan kelapa sawit serta kawasan industri terkait sanitasi kawasan industri.

Boyke menjelaskan, saat ini penggunaan pengendalian hama untuk pemukiman masih rendah. Persentase pengguna jasa perusahaan pengendalian hama di Indonesia menyebutkan, saat ini didominasi oleh sektor swasta 90%, kantor pemerintahan 5%, sementara pemukiman baru 5%.

Hal tersebut disebabkan kesadaran dan pendidikan masyarakat terkait dampak hama permukiman yang membahayakan kehidupan manusia juga masih minim. Kondisi ini tak hanya terjadi di Indonesia, juga sebagaian besar negara-negara di dunia.

“Asosiasi perusahaan pengendalian hama seluruh dunia bersepakat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak hama permukiman dan bertindak sebagai satu kekuatan kohesif untuk mencegah krisis kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh hama,” ungkap Boyke.

Kesadaran ini menjadi agenda dan pembahasan utama dalam peluncuran hari hama sedunia (World Pest Day) yang digelar Selasa, 6 Juni 2017 di Beijing China. Selepas peringatan itu, ASPPHAMI akan mengadakan Pest Academy 2017 di bulan Oktober nanti untuk menghimpun dan mendorong para pelaku industri pengendalian hama baik di tingkat nasional maupun dunia untuk meningkatkan profesionalitas dan menggunakan inovasi teknologi mutakhir.

“Kami akan mendorong anggota ASPPHAMI untuk menggunakan inovasi teknologi pengendalian hama. Di Pest Academy nanti, kami juga akan melibatkan para pelaku negara-negara lain untuk ambil bagian baik dalam konferensi maupun pameran inovasi teknologinya,” pungkas Boyke.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6250 seconds (0.1#10.140)