Imbas Brexit, Credit Suisse Akan PHK 1.500 Karyawan
A
A
A
ZURICH - Credit Suisse akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 1.500 karyawan di London pada akhir tahun depan. Hal ini diungkapkan seseroang yang mengetahui masalah ini, sebagian dari upaya bank Swiss untuk memotong biaya secara global.
Seperti dikutip dari Times of Oman, Senin (12/6/2017), pengurangan karyawan tersebt terjadi saat UBS sebagai bank swasta terbesar di dunia, juga mempertimbangkan untuk memindahkan ratusan staf ke London karena Inggris bersiap untuk memulai pembicaraan pemutusan dengan Uni Eropa.
UBS dan Credit Suisse bergabung dengan bank investasi besar AS dalam mendirikan kantor pusat Eropa mereka di London, memberi mereka akses ke pasar Uni Eropa. Namun, dengan Inggris keluar dari Ui Eropa saat ini, memaksa Swiss dan yang lainnya mencari alternatif.
Bagi Credit Suisse, PHK yang akan menimpa stafnya di London sekitar 5.000 orang, merupakan bagian dari pengurasan operasi di London yang dimulai pada 2015 karena bank tersebut direstrukturisasi di bawah Chief Executive Tidjane Thiam.
Seorang eksekutif Credit Suisse mengatakan secara pribadi bahwa bonus tinggi dan biaya melakukan bisnis di ibu kota Inggris membuat Credit Suisse sulit menghasilkan keuntungan pada operasinya di London. Brexit pun membuatnya semakin memperkuat tekad untuk mengambil tindakan.
Juru bicara Credit Suisse mengatakan, bank investasi secara keseluruhan memiliki pertumbuhan laba yang kuat dan bahwa program pemotongan pekerjaan di seluruh perusahaan paling maju di London. Bank tidak memberikan rincian kinerja operasi di London.
Sebelum memulai PHK, Credit Suisse telah mempekerjakan lebih dari 9.000 staf dan kontraktor di kota. "Bagi bank-bank di Swiss, selalu penting untuk berada di London, paling tidak dekat dengan pelanggan kaya Anda," kata Andreas Venditti, seorang analis di bank Swiss Vontobel.
"Dengan Brexit, London tentu saja telah kehilangan beberapa signifikansi. Bagi Credit Suisse, yang berada di bawah tekanan untuk memangkas biaya, juga UBS, waktunya cukup beruntung. Brexit adalah peluang bagus," imbuhnya.
Seperti dikutip dari Times of Oman, Senin (12/6/2017), pengurangan karyawan tersebt terjadi saat UBS sebagai bank swasta terbesar di dunia, juga mempertimbangkan untuk memindahkan ratusan staf ke London karena Inggris bersiap untuk memulai pembicaraan pemutusan dengan Uni Eropa.
UBS dan Credit Suisse bergabung dengan bank investasi besar AS dalam mendirikan kantor pusat Eropa mereka di London, memberi mereka akses ke pasar Uni Eropa. Namun, dengan Inggris keluar dari Ui Eropa saat ini, memaksa Swiss dan yang lainnya mencari alternatif.
Bagi Credit Suisse, PHK yang akan menimpa stafnya di London sekitar 5.000 orang, merupakan bagian dari pengurasan operasi di London yang dimulai pada 2015 karena bank tersebut direstrukturisasi di bawah Chief Executive Tidjane Thiam.
Seorang eksekutif Credit Suisse mengatakan secara pribadi bahwa bonus tinggi dan biaya melakukan bisnis di ibu kota Inggris membuat Credit Suisse sulit menghasilkan keuntungan pada operasinya di London. Brexit pun membuatnya semakin memperkuat tekad untuk mengambil tindakan.
Juru bicara Credit Suisse mengatakan, bank investasi secara keseluruhan memiliki pertumbuhan laba yang kuat dan bahwa program pemotongan pekerjaan di seluruh perusahaan paling maju di London. Bank tidak memberikan rincian kinerja operasi di London.
Sebelum memulai PHK, Credit Suisse telah mempekerjakan lebih dari 9.000 staf dan kontraktor di kota. "Bagi bank-bank di Swiss, selalu penting untuk berada di London, paling tidak dekat dengan pelanggan kaya Anda," kata Andreas Venditti, seorang analis di bank Swiss Vontobel.
"Dengan Brexit, London tentu saja telah kehilangan beberapa signifikansi. Bagi Credit Suisse, yang berada di bawah tekanan untuk memangkas biaya, juga UBS, waktunya cukup beruntung. Brexit adalah peluang bagus," imbuhnya.
(izz)