60 Penerbangan Qatar Airways Angkut 4.000 Ekor Sapi

Selasa, 13 Juni 2017 - 17:47 WIB
60 Penerbangan Qatar...
60 Penerbangan Qatar Airways Angkut 4.000 Ekor Sapi
A A A
DOHA - Blokade ekonomi yang dilakukan Arab Saudi dan negara-negara Teluk, tidak membuat Qatar nelangsa. Perubahan geopolitik membuat pengusaha Qatar Moutaz Al Khayyat mendatangkan 4.000 ekor sapi jenis Holstein dari Australia.

Melansir dari Bloomberg, Selasa (13/6/2017) sebanyak 4.000 ekor sapi, dimana satu ekor sapi mencapai bobot 590 kilogram, diangkut dengan menggunakan 60 penerbangan Qatar Airways. Adapun biaya pengirimannya mencapai USD8 juta atau setara Rp106,30 miliar (kurs Rp13.288/USD). Penerbangan 4.000 ekor sapi ini disebut-sebut sebagai airlift terbesar dalam sejarah.

Impor sapi ini bertujuan untuk mengisi kekosongan pasokan daging sapi dan susu segar, yang sebelumnya diimpor dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. “Inilah saatnya bekerja untuk Qatar,” ujar Al Khayyat, bos Khayyat Contracting & Trading seperti dikutip Bloomberg.

Isolasi yang dilakukan Arab Saudi dan kawan-kawan sejak 5 Juni lalu, telah memaksa Qatar untuk membuka jalur perdagangan baru dalam mengimpor makanan, bahan bangunan, dan peralatan untuk industri gas alam mereka.

Bila sapi didatangkan dari Australia, maka susu segar diterbangkan dari Turki, dan buah-buahan serta sayuran dari Iran. Selain itu kampanye untuk membeli produk dalam negeri. Beberapa toko bahkan memberi tanda bendera Qatar pada produknya sembari menulis “Bersama untuk mendukung produk lokal”.

Bank sentral Qatar mengatakan hal tersebut membuat transaksi domestik dan internasional mereka jadi tidak terganggu, alias berjalan normal seperti sebelum isolasi.

Umm Issa, 40 tahun, seorang pegawai pemerintah mengatakan ketersediaan pasokan yang aman dan dukungan untuk produk lokal, telah mengajarkan mereka tidak bergantung dengan orang lain. “Ini sebuah pesan agar kita tidak tergantung orang lain,” ujarnya.

Ia bahkan mengatakan bahwa blokade tidak membuat mereka menjadi kekurangan. “Pemerintah kita telah memastikan bahwa kita tidak kekurangan. Dan kami bersyukur untuk itu. Kami tidak takut dan tidak ada yang akan mati kelaparan,” tegasnya.

Sebelumnya, sebagian besar susu segar dan produk susu untuk 1 juta penduduk Doha berasal dari Arab Saudi. Sementara daging sapi dari Uni Emirat Arab. Namun seiring pemotongan jaringan transportasi, membuat pasokan susu dan daging semakin berkurang.

Bagi Al Khayyat, yang merupakan pengusaha konstruksi, dimana perusahaannya banyak membangun mal di Qatar, impor sapi ini juga untuk memperluas bisnis peternakannya. Ia memiliki bisnis peternakan 50 kilometer di utara Doha. Dan ketahanan pangan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah Qatar.

Tempat peternakannya disebut-sebut seluas hampir 70 lapangan sepak bola, dengan gudang untuk meyediakan rumput bagi sapi ternaknya. Selain sapi juga domba, untuk diambil daging dan susunya. Blokade ekonomi ini membuat proyek membangun peternakannya dipercepat.

Al Khayyat sendiri akan mempercepat produksi susu segar pada akhir Juni ini. “Perusahaan akan mempercepat produksi susu untuk memenuhi sepertiga permintaan Qatar pada pertengahan Juli nanti,” katanya di kantornya di Doha.

“Tidak ada seorang pun dalam kehidupan sehari-hari yang merasa mengalami krisis. Pemerintah bekerja sangat keras untuk memastikan tidak ada efek dari isolasi ini,” tegas Al Khayyat.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8334 seconds (0.1#10.140)