Total Pendapatan Asuransi Jiwa Rp56,96 Triliun

Rabu, 14 Juni 2017 - 16:47 WIB
Total Pendapatan Asuransi Jiwa Rp56,96 Triliun
Total Pendapatan Asuransi Jiwa Rp56,96 Triliun
A A A
JAKARTA - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada kuartal I/2017 mencatat total pendapatan tumbuh 16,4% dari sebelumnya Rp48,94 triliun menjadi Rp56,96 triliun. Total pendapatan premi jadi kontributor terbanyak atas total pendapatan industri asuransi jiwa sebesar 75,8%.

Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan, pertumbuhan total premi bisnis baru dan total premi lanjutan yang meningkat, berimbas pada peningkatan total pendapatan premi sebesar 25,5% menjadi Rp43,17 triliun dibanding periode samaa 2016 sebesar Rp34,4 triliun.

"Pertumbuhan total pendapatan premi didorong oleh meningkaatnya pendapatan premi dari saluruan distribusi bancassurance yang naik 47,5% dan berkontribusi sebesar 40%," katanya saat konferesi pers Kinerja AAJI kuartal I/2017 di Jakarta, Rabu (14/6/2017).

Saluran keagenan turut mengalami pertumbuhan sebesar 11,9% dengan kontribusi 39,2% disusul saluran distribusi alternatif yang juga naik 18,6% dan berkontribusi sebesar 20,9%. Sedagkan total premi lanjutan naik 13,8% menjadi Rp17,38 triliun.

Sementara, jumlah investasi pada kuartal I/2017 naik 21,3% atau Rp420,8 triliun. Kenaikan jumlah investasi ini merupakan kontributor utama dari kenaikan pada total aset menjadi sebesar 19,8% atau senilai Rp475,7 triliun melesat tinggi dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp397,2 triliun.

Hendrisman menuturkan, industri asuransi jiwa terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para nasabah dalam membayarkan klaim, baik klaim murni saat risiko terjadi, maupun penarikan dana sebagian, penebusan polis, anuitas, dan manfaat lainnya.

"Pada kuartal I/2017, total klaim dan manfaat meningkat 11,6% menjadi Rp24 triliun dbandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp21,5 triliun," ungkap dia.

Ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga AAJI Christine Setyabudhi mengatakan, klaim nilai tebus (surrender) naik 23,6% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp13,27 triliun. "Klaim ini memiliki porsi terbesar dalam pembayaran dan manfaat sebesar 55,2%," katanya.

Peningkatan tersebut diperkirakan karena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6753 seconds (0.1#10.140)