IHSG Jatuh 15,44 Poin, Bursa Asia Terbakar Harga Minyak
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (21/6/2017) dibuka jungkir balik dari posisi Selasa. Indeks terpantau jatuh 15,44 poin atau 0,27% ke level 5.776,46.
Selasa kemarin, IHSG pulang gagah perkasa dengan naik 49,99 poin atau 0,87% ke level 5.791,90. Kenaikan indeks setelah investor mencerna pernyataan positif dari Fitch Rating mengenai outlook positif terhadap ekonomi Indonesia.
Minimnya sentimen positif dalam negeri jelang libur bersama Idul Fitri dan faktor bursa Asia yang melemah akibat jatuhnya harga minyak, menjadi penekan bagi indeks di pagi ini.
Dari 298 saham yang diperdagangkan, 117 melemah, 102 stagnan, dan 79 menguat. Asing tercatat melakukan nett selling, dimana transaksi bersih asing minus Rp40,49 miliar. Adapun aksi jual asing sebesar Rp130,86 miliar berbanding aksi beli asing Rp90,37 miliar.
Enam dari 10 sektor saham utama bergerak di zona negatif, dengan industri dasar melemah hingga 0,89%, disusul saham pertambangan yang jatuh 0,57%. Sektor saham perkebunan memimpin penguatan dengan naik 0,57%.
Sementara itu, saham Asia mengalami penurunan setelah turunnya harga minyak, kendati keputusan MSCI mengatakan ya terhadap masuknya saham-saham China ke indeks emerging markets secara bertahap.
Melansir dari CNBC, Rabu (21/6) indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,26% dan Kospi Korea Selatan turun 0,71%. Indeks Australia ASX 200 anjlok 1,33%, terseret jatuhnya saham energi dan material yang masing-masing turun 2,25% dan 2,03%.
Pasar di China daratan menguat menyusul keputusan MSCI untuk memasukkan saham-saham mereka, dimana Shanghai naik 0,18% dan Shenzhen naik tipis 0,12%. Namun indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,93%.
MSCI mengatakan bahwa pihaknya merencanakan untuk menambahkan saham China A ke indeks MSCI Emerging Markets Index patokannya. Mereka mengatakan akan menambahkan 222 saham China A secara bertahap mulai tahun depan.
Inklusi di MSCI akan memberikan "dorongan sederhana" untuk reformasi pasar modal di China, terutama di bidang hak pemegang saham dan reformasi pasar utang. Hanya saja keputusan MSCI dibayangi turunnya harga minyak ke posisi terendah tujuh bulan menyusul berita peningkatan produksi dari Libya dan Nigeria.
Selasa kemarin, IHSG pulang gagah perkasa dengan naik 49,99 poin atau 0,87% ke level 5.791,90. Kenaikan indeks setelah investor mencerna pernyataan positif dari Fitch Rating mengenai outlook positif terhadap ekonomi Indonesia.
Minimnya sentimen positif dalam negeri jelang libur bersama Idul Fitri dan faktor bursa Asia yang melemah akibat jatuhnya harga minyak, menjadi penekan bagi indeks di pagi ini.
Dari 298 saham yang diperdagangkan, 117 melemah, 102 stagnan, dan 79 menguat. Asing tercatat melakukan nett selling, dimana transaksi bersih asing minus Rp40,49 miliar. Adapun aksi jual asing sebesar Rp130,86 miliar berbanding aksi beli asing Rp90,37 miliar.
Enam dari 10 sektor saham utama bergerak di zona negatif, dengan industri dasar melemah hingga 0,89%, disusul saham pertambangan yang jatuh 0,57%. Sektor saham perkebunan memimpin penguatan dengan naik 0,57%.
Sementara itu, saham Asia mengalami penurunan setelah turunnya harga minyak, kendati keputusan MSCI mengatakan ya terhadap masuknya saham-saham China ke indeks emerging markets secara bertahap.
Melansir dari CNBC, Rabu (21/6) indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,26% dan Kospi Korea Selatan turun 0,71%. Indeks Australia ASX 200 anjlok 1,33%, terseret jatuhnya saham energi dan material yang masing-masing turun 2,25% dan 2,03%.
Pasar di China daratan menguat menyusul keputusan MSCI untuk memasukkan saham-saham mereka, dimana Shanghai naik 0,18% dan Shenzhen naik tipis 0,12%. Namun indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,93%.
MSCI mengatakan bahwa pihaknya merencanakan untuk menambahkan saham China A ke indeks MSCI Emerging Markets Index patokannya. Mereka mengatakan akan menambahkan 222 saham China A secara bertahap mulai tahun depan.
Inklusi di MSCI akan memberikan "dorongan sederhana" untuk reformasi pasar modal di China, terutama di bidang hak pemegang saham dan reformasi pasar utang. Hanya saja keputusan MSCI dibayangi turunnya harga minyak ke posisi terendah tujuh bulan menyusul berita peningkatan produksi dari Libya dan Nigeria.
(ven)