Angkut Logistik Menggunakan Kapal Lebih Ekonomis
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, penggunaan kapal untuk angkutan logistik lebih ekonomis dibanding menggunakan jalan raya. Sebab sparepart, ongkos jalan tol dan solar lebih irit, serta terhindar dari pungutan liar di jalan.
Budi juga berharap agar ukuran kapal Roro dan kecepatan kapal diatur dengan baik karena apabila kecepatannya di bawah 10 knot, tetap tidak akan kompetitif dengan jalur darat.
Dengan beroperasinya kapal Roro jarak jauh, pergerakan barang ke Pelabuhan Tanjung Priok menjadi meningkat. Sehingga, Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub internasional, akan banyak didatangi kapal besar.
"Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub internasional juga akan tumbuh, yang tadinya arus kontainernya mencapai 6 juta TeUs, dalam 2 atau 3 tahun ini dapat meningkat menjadi 12 juta TeUs," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (4/7/2017).
Menurutnya, sesuai berjalannya program tol laut yang dicanangkan Presiden Joko Widodo diharapkan harga barang menjadi lebih murah di seluruh Tanah Air. Dengan laut, pemerataan ekonomi akan tercapai.
"Saya berdiskusi dengan teman-teman di Tual dan Saumlaki, mereka senang karena mempunyai opsi untuk berdagang dan mendapatkan barang dengan harga murah," tutur dia.
Budi mengakui masih terdapat kekurangan dalam program tol laut tersebut yaitu kosongnya kapal dari Indonesia bagian timur ke barat. Menurutnya, para pengusaha seharusnya bisa mengembangkan industri, misalnya ikan atau rumput laut sehingga kapal dari timur bisa terisi yang nantinya meningkatkan perekonomian di wilayah Indonesia timur.
"Dengan 13 rute tol laut yang sudah ada sekarang ini, kita akan dorong terus. Makanya kita juga bangun Rumah Kita untuk mengumpulkan dan mendistribusikan secara bertahap barang-barang," katanya.
Budi juga berharap agar ukuran kapal Roro dan kecepatan kapal diatur dengan baik karena apabila kecepatannya di bawah 10 knot, tetap tidak akan kompetitif dengan jalur darat.
Dengan beroperasinya kapal Roro jarak jauh, pergerakan barang ke Pelabuhan Tanjung Priok menjadi meningkat. Sehingga, Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub internasional, akan banyak didatangi kapal besar.
"Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub internasional juga akan tumbuh, yang tadinya arus kontainernya mencapai 6 juta TeUs, dalam 2 atau 3 tahun ini dapat meningkat menjadi 12 juta TeUs," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (4/7/2017).
Menurutnya, sesuai berjalannya program tol laut yang dicanangkan Presiden Joko Widodo diharapkan harga barang menjadi lebih murah di seluruh Tanah Air. Dengan laut, pemerataan ekonomi akan tercapai.
"Saya berdiskusi dengan teman-teman di Tual dan Saumlaki, mereka senang karena mempunyai opsi untuk berdagang dan mendapatkan barang dengan harga murah," tutur dia.
Budi mengakui masih terdapat kekurangan dalam program tol laut tersebut yaitu kosongnya kapal dari Indonesia bagian timur ke barat. Menurutnya, para pengusaha seharusnya bisa mengembangkan industri, misalnya ikan atau rumput laut sehingga kapal dari timur bisa terisi yang nantinya meningkatkan perekonomian di wilayah Indonesia timur.
"Dengan 13 rute tol laut yang sudah ada sekarang ini, kita akan dorong terus. Makanya kita juga bangun Rumah Kita untuk mengumpulkan dan mendistribusikan secara bertahap barang-barang," katanya.
(izz)