APBN 2017 Diajukan Perubahan, Apa Saja yang Dirombak?
A
A
A
JAKARTA - Dalam rapat badan anggaran (banggar) hari ini, Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengajukan perubahan untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Darmin sendiri hadir mewakili Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang sedang berada di Hamburg, Jerman dalam rangka G20.
Untuk asumsi pertama, utamanya yang penting yakni pertumbuhan ekonomi yang diproyeksi lebih tinggi dari APBN 2017 yakni menjadi 5,2%.
"Pertumbuhan ekonomi kita usulkan lebih tinggi, yakni 5,2%, jika dibandingkan dengan APBN 2017 5,1%, karena konsumsi rumah tangga kami perkirakan sedikit membaik," kata Darmin di ruang rapat Badan Anggaran DPR, Jakarta, Kamis (6/7/2017).
Selanjutnya, untuk inflasi yang diusulkan menjadi 4,3%, Darmin mengaku, karena pemerintah melihat adanya tekanan pada komponen harga yang diatur oleh pemerintah.
"Kami berusaha untuk mengendalikan volatile food juga. Ini melalui Mendag dan Mentan betul-betul diusahakan volatile food tidak terlalu tinggi dan bisa disaksikan pada puasa dan Idul Fitri tahun ini," ungkapnya.
Untuk nilai tukar rupiah yang diusulkan Rp13.400 per USD. Hal ini berkaitan dengan Indonesia yang baru saja mendapat rating dari S&P. Sehingga, kata Darmin, akan mendorong capital inflow di Indonesia.
"Meskipun ada catatan, yaitu ada kekuatan yang saling kontradiktif di dunia yang pengaruhi capital inflow dan tingkat kurs kita. Dengan situasi itu, pemerintah melalui APBN-P ini, perkirakan kurs Rp13.400 sedikit lebih tinggi dari APBN 2017 Rp13.300 per USD," jelas dia.
Untuk SPN 3 Bulan yang menjadi 5,2% dikarenakan ada ruang yang baik jika melihat dari pergerakan BI 7 Days Repo Rate. Asumsi harga minyak naik menjadi USD50 per barel karena tren harganya yang mulai naik.
"Lifting minyak kami masih gunakan angka untuk minyak 815 ribu barel per hari dan gas 1,15 juta barel per hari. Secara keseluruhan ada perbaikan meski tidak terlalu besar," tukas dia.
Berikut asumsi makro ekonomi para RAPBN-P 2017:
Pertumbuhan ekonomi: 5,2% (sebelumnya 5,1%)
Inflasi: 4,3% (sebelumnya 4%)
Suku Bunga SPN 3 bulan: 5,2% (sebelumnya 5,5%)
Nilai tukar Rupiah (Kurs): Rp13.400/USD (sebelumnya Rp13.300/USD)
ICP: USD50 per barel (sebelumnya USD45 per barel)
Lifting minyak: 815 ribu barel per hari (bph)
Lifting gas bumi: 1,15 juta bph
Darmin sendiri hadir mewakili Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang sedang berada di Hamburg, Jerman dalam rangka G20.
Untuk asumsi pertama, utamanya yang penting yakni pertumbuhan ekonomi yang diproyeksi lebih tinggi dari APBN 2017 yakni menjadi 5,2%.
"Pertumbuhan ekonomi kita usulkan lebih tinggi, yakni 5,2%, jika dibandingkan dengan APBN 2017 5,1%, karena konsumsi rumah tangga kami perkirakan sedikit membaik," kata Darmin di ruang rapat Badan Anggaran DPR, Jakarta, Kamis (6/7/2017).
Selanjutnya, untuk inflasi yang diusulkan menjadi 4,3%, Darmin mengaku, karena pemerintah melihat adanya tekanan pada komponen harga yang diatur oleh pemerintah.
"Kami berusaha untuk mengendalikan volatile food juga. Ini melalui Mendag dan Mentan betul-betul diusahakan volatile food tidak terlalu tinggi dan bisa disaksikan pada puasa dan Idul Fitri tahun ini," ungkapnya.
Untuk nilai tukar rupiah yang diusulkan Rp13.400 per USD. Hal ini berkaitan dengan Indonesia yang baru saja mendapat rating dari S&P. Sehingga, kata Darmin, akan mendorong capital inflow di Indonesia.
"Meskipun ada catatan, yaitu ada kekuatan yang saling kontradiktif di dunia yang pengaruhi capital inflow dan tingkat kurs kita. Dengan situasi itu, pemerintah melalui APBN-P ini, perkirakan kurs Rp13.400 sedikit lebih tinggi dari APBN 2017 Rp13.300 per USD," jelas dia.
Untuk SPN 3 Bulan yang menjadi 5,2% dikarenakan ada ruang yang baik jika melihat dari pergerakan BI 7 Days Repo Rate. Asumsi harga minyak naik menjadi USD50 per barel karena tren harganya yang mulai naik.
"Lifting minyak kami masih gunakan angka untuk minyak 815 ribu barel per hari dan gas 1,15 juta barel per hari. Secara keseluruhan ada perbaikan meski tidak terlalu besar," tukas dia.
Berikut asumsi makro ekonomi para RAPBN-P 2017:
Pertumbuhan ekonomi: 5,2% (sebelumnya 5,1%)
Inflasi: 4,3% (sebelumnya 4%)
Suku Bunga SPN 3 bulan: 5,2% (sebelumnya 5,5%)
Nilai tukar Rupiah (Kurs): Rp13.400/USD (sebelumnya Rp13.300/USD)
ICP: USD50 per barel (sebelumnya USD45 per barel)
Lifting minyak: 815 ribu barel per hari (bph)
Lifting gas bumi: 1,15 juta bph
(ven)