Kenaikan Tarif Listrik Penyebab Daya Beli Tergerus
A
A
A
JAKARTA - Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) menurut Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menjadi penyebab tergerusnya daya beli masyarakat. Hal ini dibuktikan juga dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) ketika laju inflasi yang sebesar 0,69% pada Juni 2017, utamanya terdorong oleh TDL.
Belum lagi, penyesuaian TDL untuk pelanggan 900 voltampere (VA) yang dicabut subsidinya, menurut Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati membuat daya beli masyarakat menurun. Terang dia kondisi ini harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah
"Perlu diperhatikan bahwa dengan adanya kondisi ini, daya beli masyarakat turun, selama Juni atau pada waktu Lebaran 2017, harga kebutuhan bahan pokok terbilang cukup stabil. Pemerintah klaim bahwa harga bahan pokok untuk tahun ini ketika Lebaran terkendali, namun TDL ini kontribusinya besar pada inflasi," kata dia di Jakarta, Sabtu (9/7/2017).
(Baca Juga: 27 Juta Pelanggan Dipastikan Masih Terima Subsidi Listrik
Lebih lanjut Ia menerangkan, untuk perhitungan inflasi, memang dilihat dari supplay dan demand. Namun ungkap Enny dari sisi demandnya, ada justifikasi dorongan permintaan luar biasa. "Artinya ketika daya beli masih kencang, lalu kemudian ada kenaikan tarif membuat sampai Juni ini daya beli itu justru turun," imbuhnya.
Ditambahkan olehnya alasan kenaikan tarif listrik menurunkan daya beli karena pelanggan 900 VA yang dicabut subsidinya kebanyakan pelaku industri kecil dan mikro. Sehingga menjadi beban pada saat ada penyaluran harga produksi. "Jadi TDL bagaimanapun punya kontribusi inflasi dan penurunan daya beli masyarakat," pungkasnya
Belum lagi, penyesuaian TDL untuk pelanggan 900 voltampere (VA) yang dicabut subsidinya, menurut Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati membuat daya beli masyarakat menurun. Terang dia kondisi ini harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah
"Perlu diperhatikan bahwa dengan adanya kondisi ini, daya beli masyarakat turun, selama Juni atau pada waktu Lebaran 2017, harga kebutuhan bahan pokok terbilang cukup stabil. Pemerintah klaim bahwa harga bahan pokok untuk tahun ini ketika Lebaran terkendali, namun TDL ini kontribusinya besar pada inflasi," kata dia di Jakarta, Sabtu (9/7/2017).
(Baca Juga: 27 Juta Pelanggan Dipastikan Masih Terima Subsidi Listrik
Lebih lanjut Ia menerangkan, untuk perhitungan inflasi, memang dilihat dari supplay dan demand. Namun ungkap Enny dari sisi demandnya, ada justifikasi dorongan permintaan luar biasa. "Artinya ketika daya beli masih kencang, lalu kemudian ada kenaikan tarif membuat sampai Juni ini daya beli itu justru turun," imbuhnya.
Ditambahkan olehnya alasan kenaikan tarif listrik menurunkan daya beli karena pelanggan 900 VA yang dicabut subsidinya kebanyakan pelaku industri kecil dan mikro. Sehingga menjadi beban pada saat ada penyaluran harga produksi. "Jadi TDL bagaimanapun punya kontribusi inflasi dan penurunan daya beli masyarakat," pungkasnya
(akr)