BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal II Lebih Rendah

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2017 akan lebih rendah dari prediksi awal. Hal ini disebabkan karena adanya pergeseran gaji ke 13 pada Juli serta beberapa kegiatan ekonomi yang bergeser ke pertengahan tahun.

"Ada koreksi di harga komoditas yang banyak, masyarakat ingin lihat apakah pertumbuhan harga komoditas ini akan sustainable atau tidak," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Minggu (9/7/2017).

Yang lain di kuartal II yakni konsumsi masyarakat cukup terpengaruh, karena ada pembayaran uang sekolah atau periode pendaftaran sekolah yang bersamaan dengan Ramadan. "Konsumsi pada Ramadan tidak sebesar dari yang di perkiraan," ucapnya.

Meski demikian, secara umum ekonomi Indonesia membaik ditandai dengan belum lamanya Indonesia memperoleh investment grade oleh S&P. "S&P percaya pengendalian fiskal Indonesia lebih baik dan pengelolaan fiskal juga lebih baik ke depan," paparnya.

Ke depan, konsumsi rumah tangga (RT) juga diperkirakan tetap kuat didorong oleh penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR). Bank Indonesia pun memprediksi perekonomian Indonesia pada 2017 tumbuh dalam kisaran 5,0%-5,4% (yoy).

"Prospek perbaikan ekonomi tersebut terutama ditopang oleh ekspor dan investasi yang terus meningkat, serta konsumsi RT yang tetap kuat," ungkap dia.